Rabu, 20 Agustus 2025

Stunting di Indonesia

Kisah Bidan Fifi Sumanti Turunkan Angka Stunting di Pulau Komodo, Mitos di Masyarakat Jadi Tantangan

Bidan Puskesmas Pembantu (Pustu) Pulau Komodo, Labuan Bajo, NTT, Fifi Sumanti mengungkapkan perjuangannya dalam menurunkan angka stunting.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi
Aktris dan Pegiat Sosial Andien Aisyah, Ahli Kesehatan Dr Tan Shot Yen dan Bidan Puskesmas Pembantu (Pustu) Pulau Komodo, Labuan Bajo, NTT, Fifi Sumanti dalam sesi media briefing acara 1000 Days Fund Humanitarian Awards di Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023). 

Pada satu kasus, ia pernah mendapatkan informasi seorang anak usia dua bulan diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

"Karena terlalu fokus ke ibunya. Lupa bahwa di dalam keluarga itu ada mertua. Mertua berperan penting juga," tegasnya.

Akhirnya ia bersama tim melakukan kelas bersama mertua.

"Saat ini kondisi stunting di Pulau Komodo. Sudah mengalami penurunan setelah ada pelatihan dari tim 1000 Days Fund," tuturnya.

Stigma Persulit Pengentasan Stunting

Di samping pola pikir yang minim terhadap stunting menurut Fifi masih ada mitos yang menyulitkan pengentasan stunting.

"Ada satu terkait mitos, kebiasaan, budaya di sana pantangan makan selama hamil. Itu di awal-awal susah banget ngejelasinnya," jelasnya.

Di antaranya seperti ibu hamil, tidak boleh makan cumi, takut anaknya hitam.

Mitos lain adalah ibu hamil tidak boleh makan ikan. Nanti anaknya bakal berbau amis.

Stigma ini sangat disayangkan karena ikan dan telur termasu sumber protein.

"Itu banyak banget. Tidak boleh makan telur, nanti bisulan. Padahal sampai sekarang tidak ada penelitiannya yang mengatakan telur bikin bisulan," katanya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan