Sabtu, 16 Agustus 2025

Di Rakerda PDIP Sumsel, Hasto Ceritakan Kontemplasi Bu Mega dengan Tasbih Merah

Hasto mengatakan Megawati mendorong semua kader, simpatisan, hingga parpol pengusung Ganjar-Mahfud untuk bekerja keras dan bergotong royong

Penulis: Hasanudin Aco
Dok PDIP
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat berpidato di Rapat Kerja Daerah (Rakerda) IV PDI Perjuangan Sumatera Selatan di Jakabaring, Palembang, Jumat (20/10/2023) 

Di tengah berbagai dinamika politik itu, lanjut Hasto, ada yang mencoba dengan segala cara.

Bahkan ambisi itu memiliki tujuan mencari keuntungan pribadi dan kelompok korporasinya.

"Ada yang mencoba menjadikan kekuasaan sebagai ambisi, ada yang sudah 20 tahun tak mendapatkan kredit setelah berkuasa bisa mendapatkan kredit bagi perusahaannya," tutur Hasto.

Sementara itu Hasto bersaksi bahwa di tengah dansa politik, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terus memohon petunjuk dari Allah SWT bahwa yang dicari adalah sosok pemimpin.

Maka Megawati melakukan perenungan yang mendalam sembari menerima masukan dari Presiden Jokowi, berdialog dengan Mardiono (Ketum PPP), Oesman Sapta Odang (Ketum Hanura), dan Hary Tanoesoedibjo (Ketum Perindo).

Baca juga: VIDEO PDIP Sebut Duet Ganjar-Mahfud MD Perpaduan Nasionalis-Religius: Mereka tidak Mabuk Kekuasaan

“Sebelum pengumuman di kediaman Ibu Mega. Beliau di depan TV, tapi apa yang beliau lakukan bukanlah nonton TV. Namun dengan tasbih merahnya, Ibu Mega berdoa memohon petunjuk dari Tuhan yang Maha Kuasa. Lalu beliau mengatakan, ‘Hasto, di tengah dansa politik memang tidak mudah mencari pemimpin. Di tengah ambisi politik memang diperlukan kebeningan nurani dalam memilih siapa pemimpin. Sambil berzikir saya mencari petunjuk dari Tuhan yang Maha Kuasa’.”

“Akhirnya setelah melakukan perenungan, berdialog dengan para tokoh, berkontemplasi untuk mengetahui kehendak rakyat. Seluruh rakyat Indonesia memerlukan pemimpin yang jujur, merakyat, yang bisa dipercaya, bisa memimpin dari keluarga dan memiliki prestasi nyata. Bagaimana mau memimpin Indonesia kalau hal yang kecil untuk memimpin keluarga saja tidak bisa. Keluarga merupakan embrio persemaian kasih sayang, dan pendidikan budi pekerti yang penting dalam kehidupan rumah tangga. Maka yang dicari sosok pemimpin yang kaya prestasi, yang bekerja keras, yang visioner, punya kemampuan teknokratik, berpengalaman di eksekutif, legislatif dan itu lah Ganjar si rambut putih,” urai Hasto.

“Ibu Mega mendorong bahwa rakyat Indonesia perlu pemimpin yang mampu menegakkan keadilan. Sosok yang disebut pendekar hukum, pembela wong cilik, yang akan menjadi wasit di tengah pertarungan kekuasaan dan bisnis. Karena itu lah Prof. Mahfud MD.”

“Dengan demikian Ganjar-Mahfud dipilih bukan karena punya harta yang banyak, bukan karena elektoral yang dibangun dengan pencitraan. Tapi elektoral yang dibangun dengan kerja keras dan membangun keyakinan rakyat. Karena sebagai pemimpin rakyat, yang paling penting adalah memiliki karakter yang baik, memiliki jiwa kemanusiaan. Sosok pemimpin yang hatinya akan tergerak melihat penderitaan rakyat. Jiwa sosialnya akan bicara melihat ketidakadilan yang terjadi dan itulah Ganjar-Mahfud,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan