Selasa, 19 Agustus 2025

Rektor Dilaporkan Lecehkan Pegawai

Rektor UP Nonaktif Edie Toet Ambil Langkah Hukum untuk Selesaikan Tuduhan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno sedang mempersiapkan langkah hukum soal tuduhan pelecehan seksual terhadap dua karyawan

Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan
Rektor non aktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno (kiri) didampingi Kuasa Hukumnya, Faizal Hafied saat lakukan wawancara usai jalani pemeriksaan kasus dugaan pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Selasa (5/3/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno bakal mengambil langkah hukum untuk menyelesaikan kasus pelecehan seksual yang dituduhkan kepada dirinya.

Hal itu disampaikan tim kuasa hukum Edie, Raden Nanda Setiawan, saat konferensi pers di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).

Adapun upaya hukum itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

"Melakukan langkah-langkah hukum lain terhadap hal ini untuk membela kepentingan klien kami, apa yang kami lakukan mungkin bisa ditunggu beberapa hari ke depan," kata Raden Nanda dikutip dari WartaKotaLive.com.

Saat ini, kata Raden Nanda, pihaknya sedang mempersiapkan langkah hukum tersebut.

"Kami sedang mempersiapkan semuanya, dan kami akan melakukan upaya hukum, untuk membela kepentingan kami," kata Raden Nanda.

Sebagaimana dijelaskan Edie, dirinya ingin segera lepas dari jeratan kasus yang menurutnya tak berdasar itu.

Pasalnya, tuduhan kasus pelecehan seksual ini menjadi beban Edie dan keluarganya.

"Saya pengen segera lepas dari beban ini, karena bukan saya saja yang merasakan ini beban keluarga saya juga."

"Banyak sekali teman-teman saya yang kenal saya, nggak akan percaya cerita yang terjadi seperti ini. Nggak ada yang percaya, karena dia kenal saya," jelas Edie.

Baca juga: Diperiksa Hampir 3 Jam, Edie Toet Serahkan Bukti ke Penyidik Bantah Tudingan Pelecehan Seksual

Politisasi Jabatan Akademik

Edie menilai, tuduhan pelecehan seksual terhadap dua karyawannya ini bagian dari politisasi jabatan akademik.

Karena, kasus ini mencuat berbarengan dengan pemilihan Rektor Universitas Pancasila.

Menurut Edie, tuduhan pelecehan seksual ini merupakan sebuah permainan dari segelintir orang untuk menghancurkan martabatnya.

"Sama seperti lawyer yang tidak suka dengan saya itu, mengumpulkan teman-temannya untuk memberi kuasa."

"Jadi ini memang suatu game yang dimainkan oleh orang lain, tapi menistakan harkat dan martabat saya dan keluarga," ujar Edie.

Merasa Dirugikan

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan