Pemindahan Ibu Kota Negara
Wawancara Eksklusif - Ridwan Kamil: Prabowo Menang, Investor IKN Makin Banyak Datang
Ridwan Kamil sebut secara politik, investor yang ragu-ragu investasi di IKN saat ini sudah yakin untuk berinvestasi karena kemenangan Prabowo-Gibran.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Theresia Felisiani
Berarti gak cuma bangunan pemerintah doang? Kalau kayak bangunan-bangunan lain kayak mall, hotel, semua harus representasi Nusantara gitu ya?
Berdiri di IKN harus lewat persetujuan saya mewakili presiden. Baik APBN dananya maupun dana swasta.
Untuk desainnya sendiri juga harus representasikan Nusantara gitu ya?
Nusantara dan harus futuristik. Itu kayak wasit. Kalau tidak salah Pak Jokowi dijadwalkan akan melakukan groundbreaking yang ke-6 ya? Makanya saya disana tanggal 4, menginap semalam di campingnya. 2 hari sampai tanggal 5.
Lanjutan pembangunannya apa itu Kang Emil?
Sama saja. Ada perbankan baru, ada hotel baru. Tapi mayoritas lebih ke swasta. Swasta itu udah lebih
dari Rp40 triliun loh. Kalau swasta asing memang belum.
Tapi kalau disebut investor non-APBN, udah Rp40 triliun lebih. Mohon maaf, saya takut salah.
Ada tidak sih nanti berdiri universitas negeri disana?
Saya bilang ke Pak Presiden, salah satu cara bikin populasi IKN itu rame adalah bikin universitas yang
banyak asramannya. Banyak kos-kosannya. Kan saya bilang tadi, teori rahmi itu kan ngimport orang. Sekolah itu salah satu cara mengimport.
Nah sekarang masih belum universitas. Tapi lebih dulu TK, SD, SMP, SMA untuk anak-anaknya PNS itu.
Bersekolah. Nah sambil universitas udah mulai jejaki tapi tidak di tahun ini.
Atau gini, Pak Emil pasti kan juga campaign ke beberapa negara bagaimana responsnya?
Kemarin di Singapura. Saya pidato nih. Ceramah di National University of Singapore. Bicara IKN lebih
comprehensive ya. Mulai dari sejarah tadi kan. Yang nanya ada kali 15. Oke juga kan. Jadi kesimpulannya antusiasmenya tinggi, cuman misinformasi.
Makanya pulang ceramah ada yang bilang gini, selama ini saya gak suka mendengar konsep IKN. Karena
saya dengarnya itu sepotong-sepotong gitu. Jadi kami ibaratnya emang lebih banyak berburuk sangka.
Tapi setelah Anda jelaskan, akhirnya saya paham. Ternyata Anda menjaga nilai lingkungan kan. Menjaga
ini itu. Terus saya diundang lagi. Saya bilang jadi ingat pepatah ya. Lagunya sama, penyanyinya beda. Jadi
dampaknya juga beda.
Orang sampai sekarang masih berdebat apa perlunya IKN? Masih disitu kan. Jadi ya sudah. Kalau saya
sebenarnya bela negara kan. Jadi ini kan sudah diputuskan. Misalkan posisi kurator nggak ada. Kan IKN tetap jalan kan. Tapi tiba-tiba, maaf ya, dibangun tapi berantakan. Ngejar cepat, tidak berkualitas. Kan malu bangsa ini. Nggak cocok impian dari bangunan. Makanya saya kerja itu sambil bela negara tadi. Saya memastikan emang nggak malu-maluin lah keputusan mahal ini kan.
Kang Emil, pasti investor akan banyak yang akan masuk. Tugasnya kalau Kang Emil diperintahkan oleh Pak Jokowi juga mengkurasi para investor?
Oh nggak. Kalau ngajak-ngajak investor, saya informal. Di mana ada kesempatan, saya kasih tahu.
Tapi saya nggak bikin roadshow investasi ya. Kira-kira begitu. Nah. Jadi saya ngomong politik dulu sedikit
ya. Karena ada hubungan. Gara-gara 02 menang, investor jadi banyak.
Jadi waktu sebelum Pilpres itu pada nunggu. Karena kan pasangan yang bukan 02 kan ada yang
menentang. Sehingga investor kan loginya simpel. Kalau yang itu menang berarti kan ngapain saya siap-siapin duit kan. Eh ternyata yang menang yang melanjutkan. Jadi kerangkering-kerangkering justru pas ke Pilpres lebih baik. Menunjukkan bahwa keberlanjutan menjadi ketenangan dalam persepsi investasi. (Tribun
Network/Reynas Abdila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.