Jumat, 15 Agustus 2025

Calon Dokter Spesialis Meninggal

6 Poin Pernyataan Undip dan RS Kariadi Akui Ada Bullying dan Pemalakan di PPDS, Berujung Minta Maaf

6 poin pernyataan Undip dan RS Kariadi akui ada bullying dan pemalakan di PPDS yang tewaskan dr Aulia.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Sri Juliati
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) Foto mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Diponegoro (PPDS Undip) dr Aulia Risma Lestari dan (Kanan) Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dr Yan Wisnu Prajoko. 

Yan mengaku sudah mengetahui adanya iuran berjumlah fantastis bagi mahasiswa PPDS Undip.

Untuk menghilangkan budaya tersebut, Yan selaku Dekan FK Undip bahkan sempat mengeluarkan surat edaran untuk membatasi besarnya uang yang disetor.

Dalam surat edaran tersebut, Yan meminta iuran maksimal sebesar Rp300 ribu per bulan.

Namun, imbauan yang dikeluarkan Yan akhirnya tak diindahkan oleh PPDS Undip.

"Saya sudah berbicara dengan mereka yang meyakini secara rasional kenapa harus iuran."

"Namun, apapun alasan pembenaran mereka, publik akan menilai pungutan itu tidak tepat," tegasnya.

Minta Maaf

Yan juga menyampaikan permohonan maaf selaku Dekan FK undip.

Ia mengaku bersalah atas pelaksanaan proses pendidikan PPDS Undip di RSUP dr Kariadi Semarang.

"Kami memohon maaf kalau masih ada kesalahan dalam menjalankan proses pendidikan, khususnya kedokteran spesialis ini," ucap dia.

Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024).
Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024). (Handout/Tribun Jateng)

Baca juga: Undip Minta PPDS Anestesi Dibuka Lagi, Kemenkes Beberkan Syarat yang Harus Dipenuhi

Bantah Kerja 24 Jam

Sementara itu, Direktur Operasional RSUP dr Kariadi Semarang, Mahabara Yang Putra membantah kabar yang menyebut mahasiswa PPDS Undip dipaksa bekerja 24 jam.

"Tidak ada itu kerja overtime," tegasnya.

Kendati demikian, Mahabara menyebut pihaknya akan tetap melakukan evaluasi terkait jam kerja mahasiswa PPDS.

"Namun akan kami evaluasi antara jam belajar dengan jam pelayanan PPDS," tutupnya.

Pelaku Perundungan Masih Dicari

Mahabara menegaskan, hingga kini pihaknya belum mengatahui sosok pelaku bullying terhadap dr Aulia.

Menurutnya, oknum pelaku bullying tersebut masih dicari.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan