Minggu, 17 Agustus 2025

Dosen ASN Kemendikti Saintek Hanya Makan Sehari Sekali Imbas 5 Tahun Tunjangan Kinerja Tak Dibayar

Pembina Dosen ASN Kemendikti Saintek mengatakan para dosen ASN Kemendikti Saintek hanya bisa makan sehari sekali. 

Tribunnews.com/Rahmat Nugraha
Dosen ASN Demo - Dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemendikti Saintek menggelar aksi demontrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, pada Senin (3/2/2025). Mereka menuntut pembayaran tunjangan kinerja (tukin) yang tak dibayarkan negara sejak 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembina Aliansi Dosen ASN Kemendikti Saintek Seluruh Indonesia (Adaksi), Fatimah mengatakan para dosen ASN Kemendikti Saintek hanya bisa makan sehari sekali. 

Hal itu kata Fatimah imbas tunjangan kinerja atau tukin dosen ASN Kemendikti Saintek selama 5 tahun tak kunjung dicairkan. 

Baca juga: Jika Tunjangan Kinerja Tak Kunjung Dicairkan, Ratusan Dosen Ancam Mogok Mengajar Besar-besaran

"Saya telah mendapatkan banyak masukan dari para dosen. Ada yang sampai mau bunuh diri, makan sehari sekali," kata Fatimah kepada awak media di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025). 

Karena memang, kata Fatimah kebanyakan kalau baru diterima PNS gaji hanya Rp 2 jutaan. Itu buat makan sehari-hari.

Baca juga: Jika Tunjangan Kinerja Tak Kunjung Dicairkan, Ratusan Dosen Ancam Mogok Mengajar Besar-besaran

Dengan pendapatan tersebut ia mempertanyakan bagaimana membayar rumah dan lainnya. 

"Jadi tidak layak sekali, gaji kita jauh di bawah UMR," terangnya. 

Atas hal itu ia menerangkan berdampak pada kinerja para dosen

"Dari segi pelanggaran integritas akademik. Mohon maaf perjokian, jasa-jasanya nggak jelas," kata Fatimah. 

"Rangking pendidikan kita lebih rendah dari negara lain karena dosen itu fokus cari sampingan," tandasnya. 

Diberitakan Kompas.com pemerintah memang akan mencairkan tunjangan kinerja (tukin) dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) untuk tahun 2025. 

Namun dana tukin yang cair itu, tidak diberikan serta merta kepada semua dosen

"Ini (tukin) bukan otomatis, tetapi berdasarkan pada evaluasi kinerja. Diukur dulu kinerjanya dan dari kinerja itulah ditetapkan besaran tukin dan selisihnya terhadap tunjangan profesi. Ini adalah untuk PTN Satker dan PTN BLU yang belum memiliki remun," kata Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek Prof. Togar M Simatupang, Jumat (31/1/2025). 

Prof. Togar mengatakan, pihaknya akan berupaya mencukupkan anggaran sebesar Rp 2,5 triliun untuk memberikan tukin pada semua dosen ASN Kemendikti Saintek.

Baca juga: Kemendikti Saintek Buka Suara soal Aksi Demo Dosen yang Minta Tukin Dicairkan

Ia berharap kedepannya anggaran tukin Kemendikti Saintek akan bertambah dan bisa mencakup memberikan tukin untuk semua dosen

"Iya dicukupkan, sama dengan pengalaman dari kementerian lain dimulai dengan 80 persen dan 20 persen adalah ruang perbaikan yang bisa ditingkatkan sampai dengan 100 persen," ujarnya.

Prof. Togar juga menegaskan, pihaknya tidak bisa membayarkan tukin sejak tahun 2020 karena kementerian terdahulu yakni Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tidak mengajukan alokasi anggaran tukin ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). 

"Iya, tidak bisa (dibayarkan tukin 2020-2024) kepatuhan parsial dan tutup buku, itu karena "ketidaksempatan" dari kementerian yang lalu. Itu fakta yang terjadi. Kecuali ada penjelasan lain yang lebih populi," ujarnya.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan