Demo di Jakarta
Aktivis yang Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya Mogok Makan, Kondisi Syahdan Husein Mengkhawatirkan
Khariq mengungkapkan Syahdan Husein, admin akun media sosial Gejayan Memanggil, sudah memulai aksi mogok makan sejak 10 September 2025.
Penulis:
Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kondisi para tahanan politik pasca demonstrasi 28 Agustus–3 September 2025 di Jakarta kini semakin mengkhawatirkan.
Salah satu tahanan, mahasiswa Universitas Riau, Khariq Anhar, menulis surat dari Rutan Polda Metro Jaya, 16 September 2025 yang beredar, Kamis (18/9/2025).
Baca juga: Haris Azhar Minta Polisi Hentikan Kasus Delpedro Marhaen Cs, Ini Alasannya
Dalam suratnya, Khariq mengungkapkan Syahdan Husein, admin akun media sosial Gejayan Memanggil, sudah memulai aksi mogok makan sejak 10 September 2025.
Syahdan Husein adalah seorang aktivis muda yang dikenal sebagai salah satu admin dan penggerak di balik akun Gejayan Memanggil, sebuah platform gerakan sosial yang lahir dari semangat mahasiswa dan masyarakat sipil di Yogyakarta sejak tahun 2019.
"Besok hari ke-6 nya dan kondisinya semakin memburuk, badan kurus dan kesulitan berjalan, kadang dia pingsan, kami khawatir dirinya akan krisis 1–2 hari lagi," tulis Khariq.
Mogok makan adalah tindakan menolak makan secara sengaja, biasanya sebagai bentuk ekspresi emosi, protes, atau tekanan psikologis.
Khariq menyebut, per 16 September 2025, 16 tahanan politik lainnya turut bergabung dalam aksi mogok makan sebagai bentuk perlawanan atas penahanan mereka.
"Kami juga 16 orang ikut mogok makan dari tanggal 16/09/2025 dengan harapan yang sama, bahwa kebebasan adalah hak para pejuang demokrasi. Dan kami berharap pada Presiden agar segera membebaskan kami!" lanjutnya.
Aktivis adalah seseorang yang secara aktif terlibat dalam memperjuangkan suatu isu atau nilai tertentu demi mendorong perubahan positif di masyarakat. Mereka bisa bergerak di berbagai bidang seperti sosial, politik, lingkungan, pendidikan, atau kemanusiaan.
Dalam surat itu, Khariq juga menekankan gerakan itu adalah seruan untuk menolak ketidakadilan di Indonesia.
Baca juga: Keluh Keluarga Aktivis Delpedro dan Syahdan: Sulitnya Akses Besuk di Rutan Polda Metro Jaya
"Kepada kawan-kawan, kita harus akui bahwa ini adalah zaman kita. Kitalah anak-anak zaman yang sadar perlunya perubahan di Republik Indonesia. Dan inilah saatnya! Tak perlu menunggu. Bergeraklah, berjuang, dan paling penting tolaklah segala korupsi dan hal yang bathil!" tegas Khariq.
Para tahanan politik tersebut merupakan bagian dari kelompok yang ditangkap aparat kepolisian usai unjuk rasa yang berlangsung akhir Agustus hingga awal September 2025 di Jakarta.
Selain Khariq dan Syahdan, aktivis lainnya yang ikut ditangkap antara lain Delpedro Marhaen (Direktur Lokataru Foundation), Muzaffar Salim (Lokataru), Figha Lesmana, Laras Faizati.
Demo di Jakarta
Prabowo Tak Akan Bentuk Tim Investigasi Independen Demo Berujung Kerusuhan pada Akhir Agustus |
---|
Haris Azhar Minta Polisi Hentikan Kasus Delpedro Marhaen Cs, Ini Alasannya |
---|
Aktivitas Sosok Bima yang Dilaporkan Hilang oleh KontraS hingga Akhirnya Ditemukan Polisi |
---|
Bima yang Dilaporkan Hilang oleh KontraS Ternyata Pedagang Mainan Barongsai, Ini Penjelasan Polisi |
---|
Keluh Keluarga Aktivis Delpedro dan Syahdan: Sulitnya Akses Besuk di Rutan Polda Metro Jaya |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.