PBB Apresiasi Kesiapsiagaan Indonesia dan ASEAN dalam Mitigasi Dampak Perubahan Iklim
Kesiapsiagaan yang lebih baik telah membuahkan hasil yang positif di sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Meskipun jumlah bencana di negara-negara AS
Editor:
Content Writer
Kesiapsiagaan yang dilakukan termasuk mengerahkan alat berat untuk menormalisasi sungai dan saluran sekunder, menanam pohon, membersihkan sampah, mendistribusikan pompa air kepada petani dan mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang terancam kekurangan air.
Sekretaris PMI Kabupaten Bekasi, Ucu Surya Jingga, menjelaskan bahwa Palang Merah Indonesia (PMI) menggunakan alat dan mesin khusus untuk memeriksa sumber air di lokasi galian pasir yang digunakan untuk pembangunan di sekitar daerah yang terkena dampak.
“Mereka menguji beberapa lokasi dan mengidentifikasi air di sebuah lokasi di Sirnajaya sebagai sumber air terbaik karena kualitasnya, yang dikonfirmasi oleh tes laboratorium,” jelasnya.
Lanjut Ucu, air tersebut kemudian diolah untuk memastikan air tersebut aman untuk diminum dan didistribusikan kepada warga melalui tangki air dan galon. Lokasi tersebut kini menghasilkan lebih dari 6.000 liter air bersih dan lebih dari 1.000 liter air minum per hari, yang didistribusikan secara gratis kepada warga.
Ghelani menilai, koordinasi yang efektif dalam tanggap darurat kemanusiaan bergantung pada kepemimpinan yang kuat dan efektif di lapangan. Kolaborasi yang kuat yang dipimpin oleh pemerintah dengan sektor swasta dan LSM, seperti di Kabupaten Bekasi, merupakan contoh yang baik untuk saling mendukung, dimana sektor swasta dan sukarelawan turun tangan untuk mengisi kekosongan yang ada pada saat dibutuhkan.
Kesiapsiagaan yang lebih baik telah membuahkan hasil yang positif di sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Meskipun jumlah bencana di negara-negara ASEAN meningkat pada periode 2018-2023, jumlah korban jiwa dan kerugian yang diakibatkan oleh bencana-bencana tersebut menurun.
“Kemajuan ini disebabkan oleh beberapa faktor - yang paling utama adalah peningkatan kesadaran dan adaptasi bencana serta tindakan dini dan data yang kuat dari para ahli meteorologi,” tutur Ghelani.
Kantor UNOCHA di Indonesia bekerja sama dengan AHA Centre dalam membangun kapasitas kantor-kantor penanggulangan bencana nasional di negara-negara anggota ASEAN. Kerja sama ini, dengan fokus pada penanganan dampak perubahan iklim yang semakin meningkat dan respons lokal, akan semakin diperkuat di bawah rencana jangka menengah AHA Centre tahun 2026-2030.
“UNOCHA akan terus menjembatani kemampuan AHA Centre sebagai pusat pengetahuan penanggulangan bencana, termasuk dengan memberikan pelajaran kepada kawasan lain termasuk Pasifik, dan Uni Afrika dan juga akan memanfaatkan pertukaran antar sesama dengan Uni Eropa. PBB akan terus mendukung ASEAN dalam implementasi ASEAN Agreement on Disaster Management (AADMER),” imbuh Ghelani.
Baca juga: Indonesia Pimpin Kemitraan Pelatihan Regional untuk Memperkuat Pemeliharaan Perdamaian
Artikel ini merupakan hasil kerja sama United Nations Indonesia dengan Tribunnews. Untuk informasi lengkap, kunjungi laman resmi UN Indonesia.
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
Rayakan Kemerdekaan Indonesia, Pasar Murah Sembako Nasional Hadir di Kupang |
![]() |
---|
Berbagai Keseruan Acara 17 Agustus di Malang, Yuk Bergerak Serentak Rayakan Kemerdekaan! |
![]() |
---|
Gerindra Belum Mau Beri Sanksi untuk Bupati Pati Sudewo |
![]() |
---|
Jaga Alam Indonesia sambil Liburan, Ini 5 Tips Glamping untuk Pemula! |
![]() |
---|
Kakek 83 Tahun di Cirebon Resah Tagihan PBB Jadi Rp65 Juta: Saya Mampu Bayar Tapi Tidak Bisa Makan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.