Momen Menarik Cak Imin dan Gus Yahya Buka Puasa Bersama di Satu Meja usai Berseteru PKB dan Haji

Momen Menarik Cak Imin dan Gus Yahya Buka Puasa Bersama Dubes Arab Saudi usai Berseteru PKB dan Haji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suasana buka bersama yang diadakan Kedutaan Besar Arab Saudi di Hotel ST Regis, Jakarta, Rabu (5/3/2025), menyuguhkan momen menarik ketika dua tokoh besar, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), duduk satu meja. 

Momen ini menjadi sorotan setelah keduanya terlibat ketegangan beberapa waktu lalu terkait masalah PKB dan penyelenggaraan ibadah haji.

Pantauan Tribunnews di lokasi, Gus Yahya datang lebih dahulu, disusul oleh Cak Imin yang datang beberapa menit kemudian, bersama sejumlah menteri kabinet.

Cak Imin langsung mengambil tempat di kursi VVIP di sebelah Menteri Perdagangan RI Budi Gunadi Sadikin, sementara Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah berada di tempat tersebut sebelumnya.

Tak lama setelahnya, Kepala BP Haji Mochamad Irfan Yusuf dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga bergabung. 

Momen yang mencuri perhatian adalah ketika Gus Yahya, yang sebelumnya duduk terpisah, akhirnya bergabung dengan para menteri dan duduk di samping Mendagri Tito Karnavian. 

Keduanya terlihat berbincang hangat hingga azan magrib tiba.

Baca juga: Banjir di Bekasi: Gibran Blusukan Gunakan Sepatu Bot, Dedi Mulyadi Tegur Keras Istri Wali Kota

Kehadiran Cak Imin dan Gus Yahya dalam acara buka puasa ini menjadi momen penting setelah hubungan mereka sempat memanas pada pertengahan 2024.

Ketegangan itu berawal dari pembentukan pansus PKB oleh PBNU yang menilai PKB sudah menyimpang dari prinsip awal partainya. 

Cak Imin dipanggil oleh PBNU untuk memberikan klarifikasi, namun tidak hadir, yang semakin memperburuk hubungan mereka.

Hubungan yang tegang itu semakin memanas setelah Cak Imin sebagai Wakil Ketua DPR RI menggagas pembentukan Panitia Khusus Hak Angket Haji 2024 untuk menyelidiki penyelenggaraan ibadah haji yang dianggap kacau.

Keputusan tersebut menjadi kontroversial karena Menteri Agama pada saat itu, Yaqut Cholil Qoumas, adalah adik kandung Gus Yahya, yang membuat situasi semakin sensitif.