Minggu, 5 Oktober 2025

Hasan Nasbi Mundur

3 'Pembantu' Prabowo yang Mundur dalam 6 Bulan Pemerintahan: Ada Menteri, Terbaru Hasan Nasbi

Berikut tiga pembantu Presiden Prabowo Subianto yang mundur dari jabatannya dalam enam bulan terakhir masa pemerintahan Kabinet Merah Putih.

|
Kolase Tribunnews.com/Kompas.com
PEMBANTU PRABOWO MUNDUR - Tiga 'pembantu' Presiden Prabowo Subianto mundur dari jabatannya meski pemerintahan Kabinet Merah Putih baru berjalan enam bulan. Mereka adalah Miftah Maulana Habiburahman (eks Utusan Presiden), Satryo Soemantri Brodjonegoro (mantan Mendiktisaintek), dan yang terbaru adalah Hasan Nasbi (Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan/PCO). 

TRIBUNNEWS.COM - Prabowo Subianto telah menjabat sebagai Presiden RI kurang lebih selama enam bulan sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu.

Namun, meski belum genap setahun memerintah, sudah ada tiga 'pembantunya' yang menyatakan mundur dari Kabinet Merah Putih.

Terbaru adalah Hasan Nasbi yang mengumumkan mundur dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) pada Selasa (29/4/2025).

Kabar ini diketahui lewat unggahan videonya yang memperlihatkan aktivitas terakhirnya di Kantor Komunikasi Kepresidenan di akun Instagram, @totalpolitik.

"Teman-teman semua, hari Senin tanggal 21 April 2025 adalah hari terakhir saya menjalani aktivitas di Kantor Komunikasi Kepresidenan."

"Itu sebabnya hari itu diabadikan. Saya meminta adik-adik dari Total Politik untuk mendokumentasikan aktivitas terakhir saya," katanya dalam video tersebut.

Dia juga membeberkan alasan mundurnya sebagai Kepala PCO. Ia mengatakan dirinya sudah mengungkapkan alasannya mundur di beberapa siniar atau podcast, yaitu ada pekerjaan atau masalah yang tidak bisa ditangani olehnya.

Namun, Hasan tidak menjelaskan secara detil pekerjaan atau masalah yang tidak bisa ditangani tersebut.

"Sudah pernah saya sampaikan kepada khalayak dalam beberapa tayangan podcast kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa saya atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh."

"Kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," katanya.

Baca juga: Hasan Nasbi Mundur dari Kepala PCO, Golkar Minta Jubir yang Melekat ke Presiden

Selain Hasan Nasbi, masih ada dua 'pembantu' Prabowo lainnya yang turut mundur. Siapa mereka?

Miftah Maulana Habiburrahman

Sosok pertama yang mundur dari Kabinet Merah Putih adalah Miftah Maulana Habiburrahman.

Dia menyatakan mundur sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan pada 6 Desember 2024 lalu.

Adapun mundurnya Miftah Maulana setelah dirinya viral menghina seorang penjual es teh bernama Sunhaji saat berdakwah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada 20 November 2024.

"Kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat, saya menyatakan mundur sebagai Utusan Khusus Presiden," katanya sambil menangis.

Miftah menegaskan keputusannya untuk mundur bukan akibat ditekan oleh pihak manapun.

Dia mengatakan hal ini merupakan wujud tanggungjawabnya kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat Indonesia.

Miftah mengungkapkan keputusannya mundur bukanlah akhir, tetapi awal untuk dirinya berkontribusi lebih kepada bangsa dan negara.

Dia mengatakan jabatan yang diembannya hanyalah titipan.

"Seorang berjiwa ksatria pernah berkata kalau jabatan itu adalah titipan sementara. Karena ini, karena itu, adalah satu sarana untuk berbuat kebaikan."

"Oleh karena itu, sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat, saya merasa bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia tidak terbatas hanya pada satu jabatan semata, tetapi mencakup ruang di mana saya dapat memberikan manfaat," ujarnya sambil berurai air mata.

Selanjutnya, Miftah berterima kasih kepada Prabowo atas jabatan yang sudah diberikan kepadanya sebagai Utusan Khusus Presiden.

Pasalnya, jabatan yang diberikan kepadanya oleh Prabowo telah membuat derajatnya naik dan menjadi anugerah tersendiri baginya.

"Saya mohon maaf kepada Bapak belum bisa menjadi sesuai yang Bapak harapkan dari saya. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden karena saya belajar menjadi seorang ksatria dari Bapak Presiden," katanya.

Sambil menangis, Miftah pun meminta maaf kepada masyarakat atas segala kesalahan yang telah dia perbuat secara sadar atau tidak sadar.

Miftah berjanji akan terus belajar dari peristiwa ini dan ingin tetap berkontribusi bagi bangsa dan negara sebagai seorang pendakwah.

"Sebagai seorang pendakwah, saya akan tetap membawa pesan kesatuan, toleransi, dan semangat kebangsaan. Menjadikan keberagaman, sebagai kekuatan dan bukan sebagai alasan untuk memecah belah," tuturnya.

Satryo Soemantri Brojonegoro

Sosok kedua adalah Satryo Soemantri Brodjonegoro yang menyatakan mundur sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) pada 19 Februari 2025 lalu.

Mundurnya Satryo saat itu lantaran adanya dugaan dirinya melakukan kekerasan terhadap aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kemendiktisaintek.

Satryo mengungkapkan alasan dirinya mundur lantaran kerja kerasnya sebagai Mendiktisaintek dianggap olehnya tidak sesuai dengan harapan pemerintah.

Dia pun menegaskan lebih baik mundur dibanding diganti atau di-reshuffle oleh Presiden Prabowo.

"Karena saya sudah bekerja keras selama 4 bulan ini . Namun karena mungkin tidak sesuai , dengan harapan dari pemerintah ya. Saya lebih baik mundur daripada diberhentikan," katanya.

Satryo menuturkan dirinya telah bekerja secara tulus. Namun jika tidak cocok dengan atasan, dirinya siap untuk mundur.

"Saya kerja baik, maksimal sudah, tidak ada pamrih. Tulus saya kerja. Kalau tidak cocok ya saya mundur saja lebih baik," tuturnya.

Adapun jabatannya tersebut digantikan oleh Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Brian Yuliarto.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Fahdi Fahlevi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved