Senin, 18 Agustus 2025

Mutasi dan Promosi di TNI

Rotasi Pangkogabwilhan I dari Letjen Kunto ke Laksda Hersan Disebut Prioritaskan Pertahanan Laut

Co-Founder ISDS Dwi Sasongko angkat bicara soal mutasi Panglima Kogabwilhan I dari Letjen TNI Kunto Arief Wibowo ke Laksda TNI Hersan.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi Dispen Kormar Sorong/ tribunsorong.com/Kodam Siliwangi
ROTASI PANGKOGABWILHAN I - Laksamana Madya TNI Hersan dan Letnan Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo. Co-Founder ISDS Dwi Sasongko angkat bicara soal mutasi Panglima Kogabwilhan I dari Letjen TNI Kunto Arief Wibowo ke Laksda TNI Hersan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) menyoroti pergantian pejabat Kogabwilhan I yang sempat dijabat Letjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P sejak Desember 2024 kepada Perwira TNI Angkatan Laut yakni Laksda TNI Hersan, S.H., M.Si., M.Tr.Opsla yang sebelumnya menjabat Pangkoarmada III dalam Surat Keputusan Panglima TNI nomor KEP 554/IV/2025 tentang mutasi 237 perwira tinggi TNI. 

Co-Founder ISDS Dwi Sasongko mencatat Laksda TNI Hersan yang merupakan lulusan AAL 1994 memiliki perjalanan karier yang panjang di kapal perang seperti KRI Slamet Riyadi dan KRI Oswald Siahaan. 

Keduanya, kata dia, merupakan fregat kelas Ahmad Yani. 

Dengan bekal pengalaman tersebut, menurutnya Hersan merupakan pati TNI AL yang memiliki kemampuan tempur laut yang andal.

Selain itu, ia juga mencatat Hersan pernah menduduki jabatan yang cukup prestisius yakni dipercaya menjadi ajudan Presiden Joko Widodo tahun 2014 - 2016. 

"Dengan kebijakan mutasi ini berarti TNI telah kembali ke pola sebelumnya yaitu meletakkan prioritas pertahanan laut di wilayah barat Indonesia. Apalagi mengingat adanya ekskalasi di Kawasan Laut China Selatan (LCS)," kata Dwi Sasongko saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Rabu (30/4/2025).

Dari sisi pertahanan laut, menurut dia, ditunjuknya Panglima Kolinlamil Laksda TNI Dr. Hudiarto Krisno Utomo, P. S. C. (Joint)., M.A.. M.M.S., CHRMP menjadi 
Panglima Komando Armada III (Pangkoarmada III) juga diharapkan bisa menguatkan operasi TNI AL di kawasan timur Indonesia.

Selama ini, ungkapnya, pertahanan laut di sisi timur Indonesia kurang mendapat perhatian, selain terkait masalah keamanan laut di Laut Arafuru yang diketahui banyak illegal fishing-nya.

Ia memandang Komando Armada III TNI AL juga punya misi penting yaitu merangkul negara-negara Melanesia di Kawasan Pasifik. 

Menurutnya operasi militer selain perang (OMSP) terkait dengan misi-misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana menjadi kebijakan politik pemerintah, terutama terkait dengan upaya menjaga kedaulatan RI di wilayah Papua.

Selain itu, kata dia, kompetisi negara-negara besar di Pasifik, terutama dengan adanya pengembangan Pangkalan Darwin dan Guam dan di sisi lain latihan China di timur Australia menunjukkan peningkatan tensi geopolitik di wilayah timur Indonesia.

"Penunjukan para perwira tinggi TNI Angkatan Laut dalam posisi strategis 
seperti Pangkogabwilhan I dan Pangkoarmada III mencerminkan komitmen TNI dalam memperkuat pertahanan maritim Indonesia secara menyeluruh, baik di wilayah barat maupun timur," kata dia.

"Ini merupakan langkah penting dalam merespons dinamika keamanan regional yang semakin kompleks, termasuk meningkatnya eskalasi di Laut China Selatan dan kawasan Pasifik," lanjutnya.

Ke depan, ia berharap TNI terus memperkuat interoperabilitas antarmatra, meningkatkan kehadiran operasional di wilayah-wilayah rawan, serta membangun kemitraan strategis dengan negara-negara sahabat, terutama di kawasan Indo-Pasifik. 

Ia juga menyarankan pemerintah untuk menyeimbangkan kebijakan pertahanan dengan diplomasi maritim dan pembangunan infrastruktur militer di wilayah perbatasan, guna menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional secara berkelanjutan.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan