Minggu, 10 Agustus 2025

Mutasi TNI

Anak Try Sutrisno Letjen TNI Kunto Arief Batal Dimutasi, Pengamat Sebut Prabowo Tak Merestuinya

Perubahan keputusan secara cepat terkait mutasi dinilai tak lazim terjadi di tubuh TNI dan menuai sejumlah pertanyaan publik.

Istimewa/ Tribunnews.com
MUTASI TNI - Letjen TNI Kunto Arief Wibowo. TNI mengungkap alasan di balik penangguhan mutasi Letjen Kunto dan beberapa perwira tinggi lainnya dalam salinan dokumen yang beredar pada Jumat (2/5/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyoroti pengembalian Letjen TNI Kunto Arief Wibowo ke posisi semula sebagai Pangkogabwilhan I setelah sebelumnya disebut akan menjabat sebagai Staf Khusus KSAD. 

Menurutnya, perubahan keputusan ini tak lazim terjadi di tubuh TNI dan menuai sejumlah pertanyaan publik. Sebab, jarang ada penganuliran keputusan dalam waktu singkat.

“Perubahan itu tentu mengagetkan, karena tak lazim terjadi di TNI. Umumnya keputusan di TNI sudah melalui pertimbangan sangat matang, dan karenanya belum pernah terdengar keputusan Panglima TNI dianulir dalam waktu singkat,” kata Jamiluddin, saat dikonfirmasi Sabtu (3/5/2025).

Baca juga: TB Hasanuddin Ragukan Profesionalisme Panglima TNI, Mutasi Letjen Kunto Sarat Kepentingan Politik

Ia menilai, perubahan mendadak itu menguatkan dugaan adanya kepentingan di luar institusi militer. 

“Kesannya, perubahan keputusan itu diambil tergesa-gesa dan bernuansa politis,” ungkapnya.

Jamiluddin juga menyoroti keterkaitan waktu pergantian jabatan Kunto Arief dengan dinamika politik nasional, termasuk desakan sejumlah purnawirawan TNI agar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dicopot. 

“Ketepatan salah satu jenderal yang menyetujui wapres Gibran dicopot adalah ayahanda Kunto Arief, Tri Sutrisno,” jelasnya.

Ia mengatakan spekulasi pun berkembang bahwa pembatalan mutasi Kunto Arief bisa berkaitan dengan intervensi Presiden terpilih Prabowo Subianto. 

"Ada kemungkinan, dianulirnya pergantian Kunto Arief karena Presiden Prabowo Subianto tak merestuinya. Bisa jadi Prabowo yang meminta langsung ke Panglima TNI agar jabatan Kunto Arief dikembalikan,” ujarnya.

Jamiluddin menekankan bahwa hanya Presiden sebagai Panglima Tertinggi yang memiliki kewenangan untuk menganulir keputusan Panglima TNI

Jika benar demikian, maka hal itu menunjukkan posisi kuat Prabowo di tubuh militer.

“Kalau hal itu benar, berarti Prabowo tetap kuat di TNI. Tidak ada sosok lain yang cawe-cawe lebih kuat daripada Prabowo,” tegasnya.

Ia menyebut langkah ini justru menunjukkan sikap tegas dan kontrol penuh Prabowo sebagai Presiden.

“Hal ini tentu melegakan karena Prabowo sudah menunjukkan sebagai presiden sesungguhnya. Sikap dan ketegasan seperti ini memang yang diinginkan rakyat dari Prabowo,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan