Kamis, 4 September 2025

Kepala BPOM Ungkap Ada 2 Ribu Simpatisan dari RI yang Akan Mendapatkan Uji Coba Klinis Vaksin TBC

Vaksin TBC ini ke depan bisa menjadikan salah satu cara untuk menekan jumlah penderita penyakit tersebut di Indonesia.

Tribunnews.com/Chaerul Umam
PENGAWASAN PROGRAM MBG - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi lembaganya dalam mengawasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MNG) yang akan menyasar 82 juta penerima. Ia menyebut keterbatasan anggaran hingga personel jadi tantangan besar mengawasi program MBG. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) Taruna Ikrar menyatakan saat ini uji coba vaksin Tuberculosis atau TBC sudah akan memasuki fase ketiga atau fase terakhir sebelum akhirnya digunakan oleh publik.

Kata dia dalam uji coba fase ketiga ini setidaknya ada sebanyak 20.000 simpatisan yang akan menjadi sampel.

"Pre-klinis sudah dilakukan di laboratorium di Swiss kan? Kemudian uji 1 juga sudah dilakukan di sana. Terus uji 2 sudah dilakukan di 5 negara. Uji tahap 3 atau fase terakhir ini itu dilakukan untuk 20.000 sampel," kata Taruna saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Dari jumlah tersebut, kata Taruna, sebanyak 2.000 orang diantaranya merupakan warga Negara Indonesia (WNI).

Sementara sisanya, berasal dari beberapa negara lain dengan jumlah kasus penderita TBC terbilang banyak di dunia.

"2.000 sampel ini didapat dari mana? Nah 2.000 karena kan harus multi center. Dilakukan di Indonesia 2.000 orang. 18.000-nya di mana? Di negara lain," ucapnya.

Taruna berharap dengan adanya vaksin TBC ini ke depan bisa menjadikan salah satu cara untuk menekan jumlah penderita penyakit tersebut di Indonesia.

Hal itu juga yang menjadikan Indonesia memberikan izin adanya 2.000 orang yang akan menjadi sampel menerima uji coba klinis tahap tiga.

"Kenapa kita memberikan persetujuan izin uji klinis? Karena uji klinis ini kita harapkan bisa mendapat manfaat yang besar bagi rakyat kita. Nah kita tahu rakyat kita di Indonesia ini penderita tuberkulosisnya tertinggi kedua di dunia. Jumlahnya berapa? Lebih dari 1 juta," ucap dia.

Menurut Taruna, kasus TBC yang ada di Indonesia belakangan ini cukup memprihatinkan.

Dimana, hampir setiap bulan pasti ada yang meninggal yang diakibatkan dari virus tersebut.

Sehingga dipandang perlu masuknya vaksin TBC untuk rakyat Indonesia.

"Dan ternyata ada 100.000 lebih meninggal setiap tahun. Berarti ada yang meninggal setiap bulan. Berapa yang meninggal setiap bulan? Jadi kesimpulannya kita membutuhkan vaksin ini," tandas dia.

Hanya saja, Taruna belum dapat memastikan siapa saja dan dari wilayah mana saja 2.000 orang yang akan menerima uji coba vaksin tersebut.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan