Senin, 25 Agustus 2025

Kasus Narkoba

Munculnya Nama Dewi Astutik dalam Penyelundupan Sabu 2 Ton, Punya Peran Penting di Golden Triangle

Dewi Astutik memiliki peran penting di jaringan narkoba internasional, Golden Triangle. Ia sudah menjadi buron sejak 2024.

|
Istimewa
BURON DEWI ASTUTIK - Dalam konferensi pers, Senin (26/5/2025), BNN mengungkap nama Dewi Astutik, terafiliasi dengan empat WNI yang ditangkap dalam operasi pengungkapan penyelundupan sabu dua ton di perairan Kepulauan Riau. Dewi yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, merupakan anggota jaringan narkoba internasional Golden Triangle. 

TRIBUNNEWS.com - Keberhasilan tim gabungan menggagalkan penyelundupan sabu-sabu seberat dua ton di perairan Kepulauan Riau, Kamis (22/5/2025), menjadi awal mula kemunculan nama Dewi Astutik, warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Dewi diketahui terafiliasi dengan empat awak kapal MT Sea Dragon Tarawa, kapal tempat sabu-sabu disimpan, yang berstatus warga negara Indonesia (WNI).

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Marthinus Hukom mengungkapkan Dewi saat ini tercatat sebagai anggota jaringan narkoba internasional, Golden Triangle.

"Keempat WNI yang diamankan memiliki hubungan dengan Dewi Astutik, dan kini berada di jaringan internasional Golden Triangle," ungkap dia dalam konferensi pers, Senin (26/5/2025), dilansir Kompas.com.

Di Golden Triangle, Dewi memiliki dua peran penting terkait penyelundupan barang haram.

Ia mendapat tugas untuk mengendalikan dan merekrut kurir untuk jaringan internasional di Indonesia.

Baca juga: Jadi Buron Interpol, Dewi Astutik Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton Pakai Identitas Palsu, Nama Asli PA

Dewi, kata Marthinus, diketahui terakhir kali berada di Kamboja.

Saat ini, BNN bekerja sama dengan Badan Intelijen Nasional (BIN) mencari keberadaan Dewi.

Dewi sendiri sudah menjadi buron sejak 2024.

"Kami bekerja sama dengan BIN untuk mencari Dewi Astutik di Kamboja dan sekitarnya," kata Marthinus.

Soal Dewi yang menjadi buron, juga dibenarkan Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo.

Andin juga mengatakan, kemungkinan besar Dewi saat ini berada di Kamboja.

Menurutnya, Dewi sudah masuk daftar buron Interpol.

"Sudah lama jadi PMI (Pekerja Migran Indonesia), disinyalir di Kamboja. Sudah jadi red notice oleh Interpol," kata Andin, Selasa (27/5/2025).

Sudah Lama Kerja di Luar Negeri

Sosok Dewi Astutik memang dikenal tetangganya di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, sebagai PMI.

Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, mengatakan Dewi sudah sejak lama bekerja di luar negeri, mulai Hongkong hingga Taiwan.

Kabar terakhir yang didengar Gunawan, Dewi sedang bekerja di Kamboja.

"Memang bekerja di luar negeri dan sudah lama berangkat. Ia pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, terakhir ini katanya di Kamboja," urai Gunawan, Selasa, dilansir Surya.co.id.

Meski demikian, Gunawan memastikan foto Dewi yang beredar luas, bukanlah bernama Dewi Astutik.

Ia mengungkap nama asli Dewi adalah PA.

Baca juga: Mengenal Golden Triangle, Jaringan Narkoba Terbesar se-ASEAN, Pasok Barang Haram hingga Australia

Tetapi, ia membenarkan Dewi alias PA adalah warga Dusun Sumber Agung.

"Nama Dewi Astutik tidak ada. Tetapi, alamat itu memang warga sini. Fotonya (Dewi) juga kenal," katanya.

Kronologi Penyelundupan Sabu Digagalkan

Tim gabungan yang terdiri BNN, Bea Cukai, dan TNI AL, dalam menggagalkan penyelundupan sabu-sabu seberat dua ton di perairan utara Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (22/5/2025).

Dalam operasi itu, tim gabungan mengamankan enam awak kapal yang terdiri dari empat WNI dan dua warga negara Thailand.

Empat WNI itu adalah Andi Ramdani, Leo Candra Samosir, Richard Halomoan, dan Hasiloan Samosir.

Kepala BNN, Komjen Marthinus Hukon, mengungkapkan keempat WNI itu memiliki hubungan dengan Dewi yang diketahui termasuk dalam jaringan narkoba internasional, Golden Triangle.

"Keempat WNI yang diamankan memiliki hubungan dengan Dewi Astutik, dan kini berada di jaringan internasional Golden Triangle," ungkap dia dalam konferensi pers, Senin (26/5/2025).

Diketahui, dua ton sabu-sabu itu diamankan dari sebuah kapal berbendera Indonesia bernama MT Sea Dragon Tarawa, dilansir TribunBatam.id.

Marthinus mengatakan dua ton sabu yang berhasil disita itu disimpan dalam 67 kardus dan dibungkus menggunakan kemasan khas milik jaringan Golden Triangle.

"Berdasarkan data pengungkapan kasus narkotika, hasil pengungkapan kasus penyelundupan narkotika ini merupakan pengungkapan terbesar dalam sejarah pemberantasan narkotika di Indonesia," ujar Marthinus.

"Saat digeledah, ditemukan 67 kardus berisi 2.000 bungkus narkotika jenis sabu seberat kurang lebih dua ton atau yang dibungkus kemasan khas yang digunakan jaringan Golden Triangle," urainya.

Sebelum berhasil membongkar penyelundupan dua ton sabu, tim gabungan yang terdiri dari BNN, Bea Cukai, dan TNI AL, telah memantau selama kurang lebih lima bulan.

Hal ini bermula saat tim gabungan mendapat informasi awal dari rekanan internasional terkait akvititas jaringan narkoba internasional dari Golden Triangle.

Setelahnya, BNN bersama Direktorat Intelijen dan Direktorat Interdiksi Narkotika serta Direktorat Jenderal Bea Cukai melakukan join analysis untuk melacak keberadaan kapal yang digunakan dalam penyelundupan.

Baca juga: Sosok Dewi Astutik, Wanita Ponorogo Otak Penyelundupan Sabu 2 Ton, Diduga Palsukan Identitas

Lima bulan berselang, mereka berhasil mengidentifikasi kapal MT. Sea Dragon Tarawa, di mana pada awal Mei 2025, terpantau berlayar dari Laut Andaman menuju perairan Kepulauan Riau.

Pada 2 Mei 2025 pukul 23.00 WIB, saat kapal melintasi perairan Indonesia, operasi pun dilakukan.

Operasi melibatkan kapal BC 20003 dan BC 20007 milik Bea Cukai, serta dua kapal tempur TNI AL, yaitu KRI Surik 645 dan KRI Silea 858, dengan dukungan dari Lantamal IV Batam, Polda Kepri, dan BAIS TNI.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul BNN Sebut BB Narkoba Dari Kapal Pembawa Sabu Tangkapan Tim di Kepri Capai 2 Ton dan di Surya.co.id dengan judul Otak Penyelundupan 2 Ton Sabu Dari Ponorogo, Dewi Astutik Dikenali di Desanya Tetapi Punya Nama Lain

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Surya.co.id/Pramita, TribunBatam.id/Pertanian Sitanggang, Kompas.com/Partahi Fernando)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan