Sabtu, 20 September 2025

Idul Adha 2025

5 Naskah Khutbah Idul Adha 2025/1446 H Meneladani Nabi Ibrahim AS Tentang Pengorbanan

Kumpulan naskah Khutbah Idul Adha 2025/ 1446 H meneladani Nabi Ibrahim AS, tentang pengorbanan untuk kebaikan alam, hingga pilar Islam berkemajuan.

Tribunnews.com/Bayu Pratama
KHUTBAH IDUL ADHA - Grafis desain ucapan Idul Adha 1446 Hijriah, 6 Juni 2025 dari Tribunnews.com/Bayu Pratama dibuat Rabu (4/6/2025). Kumpulan naskah Khutbah Idul Adha 2025/ 1446 H meneladani Nabi Ibrahim AS, tentang pengorbanan untuk kebaikan alam, hingga pilar Islam berkemajuan. 

TRIBUNNEWS.COM - Kumpulan naskah Khutbah Idul Adha 2025/ 1446 H meneladani Nabi Ibrahim AS.

Khutbah Idul Adha 2025 dalam artikel ini mengangkat tema tentang meneladani kisah Nabi Ibrahim AS.

Idul Adha 2025 bukan sekadar momen penyembelihan hewan kurban, melainkan juga pengingat akan kisah pengorbanan luar biasa Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, yang menjadi simbol keikhlasan, kepatuhan, dan cinta sejati kepada Allah SWT.

Untuk itu, Tribunnews.com telah mengumpulkan berbagai macam teks Khutbah Idul Adha 2025/ 1446 H tentang keteladanan pada Nabi Ibrahim AS.

Isi teks khutbah Idul Adha 2025 berikut dapat dibacakan ketika khutbah sholat Ied Hari Raya Idul Adha 1446 H pada hari Jumat, 6 Juni 2025.

Selengkapnya, berikut kumpulan naskah Khutbah Idul Adha 2025/ 1446 H meneladani Nabi Ibrahim AS yang dapat menjadi referensi khotbah.

1. Khutbah Idul Adha 2025/1446 H: Meneladani Ibrahim AS Pengorbanan untuk Kebaikan Alam dan Kehidupan

Khutbah Pertama:

اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ ٣×. اللَّهُ أَكْبَرُ، كَبِيرًا، وَالْـحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْـحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ، وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُونَ. الْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِعَفْوِهِ تُغْفَرُ الذُّنُوبُ وَالسَّيِّئَاتُ، وَبِكَرَمِهِ تُقْبَلُ الْعَطَايَا وَالْقُرُبَاتُ، وَبِلُطْفِهِ تُسْتَرُ الْعُيُوبُ وَالزَّلَّاتُ، الْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَمَاتَ وَأَحْيَا، وَمَنَعَ وَأَعْطَى، وَأَرْشَدَ وَهَدَى، وَأَضْحَكَ وَأَبْكَى. وَقُلِ الْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ، وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا. فَيَا أَيُّهَا الْـمُؤْمِنُونَ وَالْـمُؤْمِنَاتُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُونَ. وَاتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ فَضِيلٌ، وَعِيدٌ شَرِيفٌ جَلِيلٌ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Alhamdulillah, di pagi yang berbahagia ini, kita semua berkesempatan berada di suatu hari yang istimewa di antara sekian banyak hari. 

Hari yang patut untuk diperingati dan bukan sekedar dirayakan. Karena tidak semua manusia mampu mengambil hikmah manis-getirnya kehidupan sejarah umat-umat terdahulu. Adapun yang mampu mengambil pelajaran hanyalah orang-orang sabar lagi syukur. 

Sedang di jauh sana, saudara-saudara kita yang datang dari belahan bumi melaksanakan rangkaian amaliah ibadah haji, baik rukun-rukun haji maupun amaliah haji yang diwajibkan dan yang disunahkan.

Selanjutnya, mari kita berupaya meningkatkan takwa kepada Allah Swt, dalam arti mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.

Sesungguhnya, takwa itu pesan Allah kepada seluruh umat manusia sepanjang zaman dari waktu ke waktu, umat berganti umat, kurun berganti kurun sejak manusia diciptakan.

Jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Hari Raya Iduladha merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Perayaan ini tidak hanya identik dengan penyembelihan hewan kurban, tetapi juga menjadi pengingat tentang keteladanan Nabi Ibrahim a.s. Karena kesabarannya dan kepatuhan pada Allah Swt, termasuk saat ia bersedia menyembelih putranya, Ismail, sebagai pengorbanan. 

Baca juga: Khutbah Wukuf Arafah, Anggota Amirul Hajj Sampaikan Pesan Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan

Kisah ini yang diabadikan dalam Al-Quran, menunjukkan ketundukan kepada kehendak Allah dan keyakinan bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik. Pengorbanan ini bukan hanya simbolik, tetapi juga memiliki dampak positif bagi alam dan kehidupan manusia, khususnya dalam hal ibadah kurban dan pengajaran tentang nilai-nilai kebaikan. Sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Hajj/22: 37:

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ.

“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.”

Dari kisah ini, umat Islam diajarkan bahwa kurban bukan hanya sekedar penyembelihan hewan, tetapi lebih dari itu merupakan simbol pengorbanan diri, hawa nafsu, dan ego menggapai rida Allah Swt. Keikhlasan Nabi Ibrahim a.s. menjadi cerminan bagaimana seorang hamba seharusnya menundukkan kehendaknya kepada kehendak Sang Khalik. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan