Jawab Tantangan Zaman, FMKI Mantapkan Transformasi Awam Katolik Lewat Pernas XII Istimewa
FMKI sebagai forum awam Katolik memiliki potensi besar untuk membangun kesadaran kritis dan mendorong kehadiran aktif
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) meneguhkan perannya sebagai rumah bersama kaum awam Katolik, melalui Pertemuan Nasional (Pernas) XII Istimewa yang digelar pada 8–10 Juni 2025 di Wisma Hijau, Depok, Jawa Barat.
Acara ini dihadiri oleh 195 peserta dari seluruh penjuru Indonesia, termasuk delegasi FMKI Keuskupan dan wilayah, tokoh pendiri, perwakilan organisasi masyarakat Katolik, hingga Komisi Kerawam dari 34 Keuskupan di Indonesia.
Dengan mengangkat tema Transformasi dan Revitalisasi FMKI sebagai Rumah Bersama Awam: Melembagakan Wadah Kerasulan Politik untuk Gereja dan Bangsa, FMKI berupaya menjawab tantangan zaman sekaligus memperkuat posisi awam dalam ranah sosial-politik demi Gereja yang relevan dan bangsa yang berkeadaban.
Dalam sesi pembuka, akademisi Yanuar Nugroho memberikan paparan yang mengupas dinamika demokrasi dan tantangan masyarakat sipil di Indonesia pada periode 2024–2029.
"Ada dua tantangan besar yang kita hadapi saat ini. Pertama, menyempitnya ruang sipil akibat kecenderungan otoritarianisme, pelemahan media independen, dan kooptasi terhadap suara-suara kritis.
Kedua, rendahnya kapasitas tata kelola negara yang lebih banyak dikuasai oleh politisi transaksional, sementara pendekatan teknokratis semakin langka," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
Baca juga: Komisi Kerawam KWI Ajak Umat Katolik Masuki Sekolah atau Perguruan Tinggi Kedinasan
Menurutnya, FMKI sebagai forum awam Katolik memiliki potensi besar untuk membangun kesadaran kritis dan mendorong kehadiran aktif dalam memperkuat ruang publik yang sehat dan demokratis.
Pernas XII Istimewa menghasilkan tiga agenda strategis sebagai tonggak penting dalam proses transformasi FMKI.
Pertama, Seminar Nasional bertema “Transformasi FMKI sebagai Respons terhadap Dinamika Gereja dan Bangsa Hari Ini”, yang menjadi ruang reflektif kolektif untuk menimbang arah gerakan awam Katolik ke depan.
Kedua, Penyusunan Pedoman Umum FMKI, sebagai pijakan hukum dan arah bagi gerakan kerasulan politik.
Ketiga, Pembentukan Badan Pekerja (BP) FMKI, sebagai tim transisi untuk memimpin proses kelembagaan dan pengesahan formal FMKI sebagai organisasi hukum.
BP FMKI yang dibentuk terdiri dari 27 orang mewakili berbagai unsur, di antaranya FMKI Keuskupan/Provinsi, organisasi masyarakat Katolik, Komisi Kerawam KWI, dan Tim Perumus Pernas.
"Badan Pekerja ini dibentuk dalam semangat sinodalitas, keterbukaan, dan tuntunan Roh Kudus," ujar salah satu anggota Tim Perumus, Damar Santosa.
"Kami ingin menjembatani semangat awam yang aktif dan reflektif dengan kebutuhan kelembagaan yang kuat dan sah secara hukum," imbuhnya.
Pernas XII Istimewa menjadi momentum penting, tidak hanya bagi FMKI sebagai organisasi, tetapi juga bagi seluruh umat Katolik awam Indonesia untuk bangkit, bersuara, dan mengambil bagian aktif dalam kehidupan publik demi terciptanya bangsa yang lebih adil, demokratis, dan berkeadaban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.