Komisi Kerawam KWI Ajak Umat Katolik Masuki Sekolah atau Perguruan Tinggi Kedinasan
Komisi Kerawam KWI mendorong pelajar atau mahasiswa dari kalangan umat Katolik agar menempuh pendidikan pada sekolah dan perguruan tinggi ikatan dinas
Editor:
Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seratusan orang mengikuti Pertemuan Nasional Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang berlangsung di Jakarta, Selasa (10/5/2025) hingga Jumat (13/6/2025).
Mereka adalah perwakilan komisi kerawam dari 38 keuskupan di Indonesia, unsur organisasi berbasis agama Katolik seperti Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI (PP PMKRI), Wanita Katolik RI (WKRI), Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) dan Vox Point, serta individu berbagai profesi.
Pertemuan nasional tiga tahunan ini diselenggarakan bertepatan dengan masa tahun ajaran baru dunia pendidikan. Pelaksanaan pertemuan nasional Kerawam tahun 2025 pun memilih tema Awam Katolik Berjalan Bersama Gereja dan Bangsa Mempersiapkan Kader-kader Berkualitas.
Wujud nyata kaderisasi berkualitas antara lain, Komisi Kerawam KWI mendorong pelajar atau calon mahasiswa dari kalangan umat Katolik agar menempuh pendidikan pada sekolah dan perguruan tinggi ikatan dinas. Cara ini sangat penting, sebab selama proses pendidikan, semua biayanya difasilitasi dan ditanggung negara.
“Sesuai dengan tema itu, fokus acara pertemuan ini adalah mempersiapkan kader-kader Katolik melalui sekolah dan perguruan tinggi kedinasan,” ujar Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam (Kerawan) KWI Romo Yohanes K. Jeharut pada pembukaan Pertemuan Nasional Kerawam KWI di Gedung KWI Jalan Cut mutia, Jakarta, Selasa (10/6/2025) malam.
Romo Hans Jeharut, sapaan Romo Yohanes K. Jeharut, menegaskan, “Kita ingin kader dan anak-anak Katolik juga memanfaatkan fasilitas yang disediakan negara. Jadi Komisi Kerawam agar menempuh pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi ikatan dinas.”

Baca juga: 5 Langkah yang Dapat Dilakukan Jika Tak Lulus SNBP 2025: Alternatif Masuk PTN dan Sekolah Kedinasan
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS, jutaan orang lulusan sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK) atau sederajat bersaing masuk perguruan tinggi negeri setiap tahun. Namun tidak banyak yang dapat diterima sebagai mahasiswa baru. Sedangkan untuk kuliah di perguruan swasta, orangtua terkendala masalah kecukupan keuangan. Dampaknya, banyak yang tidak melanjut kuliah.
Badan Pusat Statistik mengunakan data berdasarkan penghitungan yang dilakukan hingga Agustus 2023, sebanyak 3,5 juta lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia tidak melanjutkan untuk sekolah lagi, bekerja atau, mendapat pelatihan.
Menurut BPS, banyak lulusan SMA tidak melanjutkan sekolah, bekerja atau, mendapat pelatihan dengan istilah not in employment, education, and training/NEET. Anak muda, usia 15 sampai dengan 24 tahun, lulusan SMA, SMK, SMP hingga SD banyak yang NEET. "SMU (SMA), 3.569.904 orang," demikian dilansir Kompas.com, Minggu (26/5/2024).
Kemudian, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tergolong NEET mencapai 2,29 juta orang. Lulusan sekolah menengah pertama (SMP) 1,84 juta orang, dan sekolah dasar (SD) jumlahnya 1,63 juta.
Keseluruhan, jumlah anak muda berusia 15 sampai dengan 24 tahun yang tergolong NEET ada 9,9 juta atau setara 22,25 persen dari 44,7 juta anak muda golongan Gen Z.
Anak muda yang paling banyak NEET berada di daerah perkotaan yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di perdesaan. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah anak muda yang tergolong NEET yakni perempuan mencapai 5,73 juta orang atau setara 26,54 persen dan laki-laki 4,17 juta orang atau 18,21 persen.
Baca juga: Daftar 28 Sekolah Kedinasan yang Tak Gunakan Nilai UTBK SNBT
Ada banyak pilihan perguruan tinggi yang dikelola pemerintah menerapkan sistem kedinasan. Inilah daftar perguruan tinggi atau universitas ikatan dinas. Misalnya, Politeknik Keuangan Negara (PKN)/STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Universitas Pertahaan, Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Kademi Militer (Akmil) tiga mata, dan Akademi Kepolisian.
Kemudian, Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Politeknik Imigrasi (Poltekim), Politeknik Transportasi Darat Indonesia (PTDI), Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI), Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di bawah Kemenhub, Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) asuhan Kemenhub, Politeknik Statistika STIS (Polstat STIS), Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG).

Baca juga: Syarat Daftar PKN STAN, Acuan Masuk Sekolah Kedinasan bagi Siswa Kelas 12
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono
Komisi Kerawam KWI
Gereja Katolik
Sekolah Kedinasan
Hasil Final Rekapitulasi Pelamar Sekolah Kedinasan 2025, Total Ada 6.221 Peserta TMS |
![]() |
---|
Terbanyak Diminati, STAN Pimpin Jumlah Pelamar Sekolah Kedinasan 2025 |
![]() |
---|
Besok Pengumuman Seleksi Administrasi STMKG 2025, Ini Jadwal dan Cara Pembayaran |
![]() |
---|
Lolos Seleksi Administrasi Sekolah Kedinasan 2025? Cek Tahapan Selanjutnya hingga SKD |
![]() |
---|
8 Link Pengumuman Hasil Administrasi Sekolah Kedinasan 2025, Cek di Sini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.