Rabu, 27 Agustus 2025

Tak Hadiri Forum KTT G7, Presiden Prabowo: Saya Sudah Komitmen Hadir di SPIEF 2025

Prabowo Subianto menegaskan, ketidakhadirannya dalam pertemuan negara-negara G7 bukan disebabkan oleh kurangnya penghormatan terhadap KTT G7.

Editor: Content Writer
Istimewa
PRABOWO KE RUSIA - Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin dunia, pengusaha, dan pemangku kepentingan global yang hadiri SPIEF 2025 pada Jumat (20/6), Presiden Prabowo Subianto menegaskan ketidakhadirannya dalam pertemuan negara-negara G7 bukan karena tidak menghormati KTT G7. Ia menyatakan bahwa dirinya telah lebih dahulu berkomitmen untuk hadir dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 yang digelar di Rusia. “Saya tidak menghadiri forum G7 karena sudah berkomitmen hadir di forum ini. Bukan karena kurang menghormati G7,” ujar Prabowo dalam pidatonya di hadapan para pemimpin dunia, pengusaha, dan pemangku kepentingan global, Jumat (20/6). 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menegaskan bahwa ketidakhadirannya dalam pertemuan negara-negara G7 bukan disebabkan oleh kurangnya penghormatan terhadap forum tersebut.

Ia menyatakan bahwa dirinya telah lebih dahulu berkomitmen untuk hadir dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 yang digelar di Rusia.

“Saya tidak menghadiri forum G7 karena sudah berkomitmen hadir di forum ini. Bukan karena kurang menghormati G7,” ujar Prabowo dalam pidatonya di hadapan para pemimpin dunia, pengusaha, dan pemangku kepentingan global, Jumat (20/6).

Pernyataan tersebut disampaikan saat Prabowo memperkenalkan visi ekonomi Indonesia di panggung internasional, menandai forum ini sebagai ajang ekonomi global pertama yang dihadirinya sejak dilantik pada 20 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia menganut prinsip non-blok dalam politik luar negerinya. Negara ini tidak berpihak pada kekuatan mana pun dan justru mengedepankan kerja sama yang setara dengan semua negara, baik dari blok Barat, Timur, maupun Global South.

“Indonesia memilih jalur non-blok dan ingin menjadi teman bagi semua negara: ‘Seribu teman, masih kurang. Satu musuh sudah terlalu banyak’,” kata Prabowo.

Dalam forum yang juga dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok, Ding Zhuoxiang; Wakil Presiden Afrika Selatan, Paul Mashatile; dan Penasihat Keamanan Nasional Bahrain, Pangeran Nasir bin Hamad Al Khalifa; Prabowo menyampaikan bahwa dunia kini tengah memasuki era multipolar.

Dalam konteks tersebut, Indonesia berkomitmen memainkan peran konstruktif dan menjalin kolaborasi strategis lintas kawasan.

“Saya percaya dunia sedang bergerak menuju multipolar. Era unipolar sudah berlalu,” tegas Prabowo.

Presiden juga menyampaikan apresiasi kepada Rusia, Tiongkok, dan Afrika Selatan atas dukungannya terhadap penerimaan Indonesia dalam BRICS dan New Development Bank.

Ia menilai hal tersebut sebagai bukti bahwa Indonesia diterima dengan baik oleh negara-negara berkembang yang menginginkan tatanan ekonomi global yang lebih adil.

Di akhir pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia hadir di forum ini bukan untuk meminta bantuan, melainkan untuk membangun kemitraan sejati berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.

“Kami tidak mencari bantuan atau sumbangan, melainkan ingin berkolaborasi sejati untuk kemakmuran bersama,” pungkasnya.

Baca juga: Prabowo: Indonesia Ingin Kolaborasi untuk Kemakmuran, Bukan Cari Bantuan

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan