Senin, 8 September 2025

PSI Gelar Pemilu Raya

Profil 3 Kader PSI di Kabinet Merah Putih, Ada yang Rangkap Jabatan Jadi Komisaris

Presiden Prabowo Subianto kaget dengan banyaknya jumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kabinet Merah Putih.

Tribunnews.com/ rizki sandi saputra
KONGRES PSI - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Giring Ganesha saat mengunjungi Kantor DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023) sore. Presiden Prabowo Subianto kaget dengan banyaknya jumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kabinet Merah Putih. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto kaget dengan banyaknya jumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kabinet Merah Putih.

Rasa tertegun ini terjadi ketika Presiden Prabowo menyapa satu per satu menteri dan wakil menteri di Kabinet Merah Putih saat menghadiri penutupan Kongres PSI, Minggu (20/7/2025).

Awalnya, Prabowo menyebut nama Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni, hingga Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Isyana Bagoes Oka.

Akan tetapi, Ketua Umum Partai Gerindra itu heran karena ada beberapa menteri dan wakil menterinya adalah kader PSI, padahal partai berlambang gajah itu masih termasuk partai kecil.

“PSI ini gimana sih, masih partai kecil kok banyak yang ngisi kabinet,” ungkap Prabowo di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kecamatan Laweyan, Surakarta, Minggu.

Mendengar pernyataan dari Prabowo, peserta tertawa dan memberikan tepuk tangan.

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep terlihat tersenyum mendengarkan ucapan Prabowo tersebut dan berterima kasih dengan gesture tangannya.

Lantas, siapa saja kader PSI yang berada di Kabinet Merah Putih? Berikut daftar dan profilnya.

1. Menteri Kehutanan: Raja Juli Antoni

Sebelum menjabat sebagai Menteri Kehutanan di Kabinet Merah Putih, Raja Juli sempat ditunjuk sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia di era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Raja Juli Antoni merupakan alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat.

Baca juga: Soal Logo Baru PSI: Prabowo Mengaku Sayang Gajah, Jokowi Sebut Lambang Pengetahuan-Kebijakan

Ia meraih gelar sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dari IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) pada tahun 2001 dengan skripsi berjudul Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci.

Selanjutnya Raja Juli melanjutkan pendidikan masternya di The Department of Peace Studies, Universitas Bradford, Inggris, setelah mendapatkan beasiswa Chevening Award pada tahun 2004, dan menyelesaikannya dengan tesis yang berjudul The Conflict in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process.

Lalu dengan beasiswa dari Australian Development Scholarship (ADS) pada tahun 2010, Raja meneruskan studi doktoral di School of Political Science and International Studies pada Universitas Queensland, Australia. 

Raja Juli kemudian mendapatkan gelar Ph.D dengan disertasi berjudul Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia, dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).

Terkait perjalanan karier dan organisasi, ia sebelumnya pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) periode 2000–2002.

Tak hanya itu, Raja Juli juga pernah dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute yang didirikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.

Pada tahun 2009, dirinya sempat menjadi calon anggota legislatif untuk Pemilihan Umum Legislatif 2009 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Kabupaten Subang, Sumedang, dan Majalengka).

Akan tetapi, ia belum terpilih karena kurang suara dengan Maruarar Sirait serta Tb. Hasanuddin (caleg terpilih PDIP dapil Jabar IX).

Raja Juli sempat menjadi calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015–2020, tetapi kemudian mengundurkan diri karena ingin berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal PSI yang baru didirikannya bersama beberapa politikus muda lainnya.

2. Wakil Menteri Kebudayaan: Giring Ganesha

Giring Ganesha awalnya dikenal sebagai vokalis band Nidji, tepatnya pada tahun 2002-2017 lalu.

Sebelum resmi keluar dari Nidji, pada 2014 lalu Giring sempat menjadi relawan Jokowi-Jusuf Kalla saat Pilpres 2014 lalu.

Lalu, Giring menjadi Relawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saeful Hidayat pada Pilkada Jakarta 2017.

Setelah itu, ia bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan sempat maju sebagai caleg dapil Jawa Barat I pada Pemilu 2019, tetapi tak lolos karena partainya tak memenuhi ambang batas parlemen.

Pada Agustus 2020, Giring ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSI menggantikan Grace Natalie.  

Ia resmi menjabat sebagai ketua umum PSI periode 2019-2024 terhitung sejak 11 November 2021. 

Terkait pendidikan, Giring memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Terbuka.

Selain menjabat sebagai Wakil Menteri Kebudayaan, saat ini Giring berposisi sebagai Komisaris PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI).

3. Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga: Isyana Bagoes Oka

Isyana Bagoes Oka menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI).

Sebelum terjun ke dunia politik, Isyana merupakan salah seorang model yang pernah meraih penghargaan juara favorit pilihan pembaca pada pemilihan Wajah Femina tahun 2000.

Setelah lulus kuliah pada tahun 2003, ia memulai karier jurnalistiknya sebagai reporter di salah satu televisi swasta di Indonesia.

Isyana Bagoes Oka pernah meliput peristiwa-peristiwa penting, seperti Tsunami Aceh tahun 2004, Bom Bali II, hingga Pemilu Amerika Serikat (AS) tahun 2008.

Selain itu, ia pernah mengemban tugas sebagai wartawan Istana Kepresidenan pada masa Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada tahun 2014, dirinya bersama Grace Natalie dan Raja Juli Antoni menginisiasi berdirinya Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Tahun 2015, Isyana menyatakan dirinya mundur dari dunia jurnalistik dan masuk ke dunia politik sebagai Ketua DPP PSI.

Pada Pemilu tahun 2019 dan 2024, dirinya sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari PSI.

Meski memperoleh suara yang tinggi pada Pemilu 2019 dan Pemilu 2024, dirinya gagal ke Senayan karena PSI tak memenuhi ambang batas parlemen sebesar empat persen.

Namun, akhirnya dirinya memperoleh jabatan sebagai Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga di Kabinet Merah Putih.

Selain itu, Isyana Bagoes Oka juga menjadi Komisaris PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel).

(Tribunnews.com/Deni/Rifqah/Faryyanida)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan