Selasa, 23 September 2025

Gempa di Rusia

Menko Polkam Minta Seluruh Jajaran Siaga Hadapi Potensi Tsunami Usai Gempa Hebat di Rusia

Menko Polkam meminta seluruh jajaran bersiaga dihadapkan dengan adanya potensi tsunami.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti
ANTISIPASI TSUNAMI - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam), Budi Gunawan, di Jakarta, Senin (17/3/2025). Hari ini menteri meminta seluruh jajaran bersiaga dihadapkan dengan adanya potensi tsunami yang diperkirakan juga akan berdampak ke wilayah Indonesia. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan meminta seluruh jajaran terkait untuk menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi usai gempa bermagnitudo 8,7 di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB.

Ia juga meminta seluruh jajaran bersiaga dihadapkan dengan adanya potensi tsunami yang diperkirakan juga akan berdampak ke wilayah Indonesia.

Budi Gunawan juga menginstruksikan Kementerian/Lembaga terkait untuk melakukan langkah-langkah persiapan dan pencegahan.

Selain itu, Pemerintah Daerah, BNPB dan BPBD, TNI/Polri Basarnas dan BMKG agar menyiapkan Posko Tanggap Darurat di provinsi terkait.

Kemudian ia juga meminta jajaran meningkatkan kewaspadaan, menyiapkan personel di lapangan untuk siap dalam mendukung dan melaksanakan evakuasi.

Hal itu termasuk pengamanan jalur evakuasi, pengendalian massa, menjaga fasilitas vital di pesisir, menyiagakan tim SAR maritim dan udara di posisi yang memiliki kerawanan, mengumumkan peringatan resmi serta mengurangi aktivitas di pantai dan pelabuhan, dan memutakhirkan peringatan setiap 30 menit hingga ada pernyataan berakhirnya ancaman tsunami (all-clear).

"Seluruh komponen pemerintah baik pusat maupun daerah sudah siap untuk antisipasi dengan bergerak cepat dan tepat. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama pemerintah. Saya juga mengimbau masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan mengikuti instruksi resmi di lapangam," kata Budi Gunawan dalam keterangan resmi pada Rabu (30/7/2025).

Sambil menunggu kondisi yang sudah siap dinyatakan clear, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi pantai, muara sungai, dan aktivitas perairan di wilayah yang masuk peringatan BMKG.

Masyarakat juga diimbau tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.

Ia menegaskan seluruh informasi resmi hanya bersumber dari BMKG, BNPB, BPBD, dan aparat TNI/Polri.

"Menyiapkan kebutuhan darurat secukupnya jika berada di wilayah pesisir dan ikuti langkah-langkah serta jalur evakuasi yang telah ditentukan bila terjadi ancaman tsunami," kata dia.

BNPB Imbau Jauhi Pantai di 5 Provinsi

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tidak mendekat ke wilayah pantai di lima provinsi menyusul kejadian gempabumi berkekuatan M8,7 di Kamchatka Rusia pada Rabu (30/7/2025) pukul 06.24 WIB yang berpotensi menimbulkan tsunami di Indonesia.

Sekretaris Utama BNPB Rustian mengatakan lima provinsi tersebut adalah Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

"Masyarakat di lima provinsi sebagaimana disampaikan oleh Pak Daryono dari BMKG, agar diupayakan menjauhi pantai 1 jam sebelum hingga 2 jam setelah estimasi waktu tiba tsunami yang sudah disampaikan oleh Pak Daryono (Direktur Gempa Bumi dan Tsumami BMKG)," kata Rustian saat konferensi pers secara daring pada Rabu (30/7/2025).

Kedua, BNPB mengimbau jajaran pemerintah di daerah tersebut memastikan masyarakat terinformasi dan termobilisasi dengan baik.

Dia juga mengimbau jajaran pemerintah daerah menggunakan pendekatan persuasif untuk mengurangi kepanikan. 

Ketiga, kata dai, rapat evaluasi penanganan situasi hari ini akan digelar kembali pada pukul 18.00 WIB. 

"Ini poin-poin penting yang harus segera dilaksanakan oleh semua yang berkepentingan di daerah untuk menyampaikan sesegera mungkin informasi ini kepada masyarakat kita yang di lima provinsi ini," kata Rustian.

Ketinggian Bisa Meningkat di Teluk

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari atau yang akrab disapa Aam menjelaskan potensi tsunami tersebut tidak bisa disepelekan meski diprediksi melalui beberapa pengukuran hasil modeling akan tiba di sejumlah wilayah di Indonesia dengan tinggi kurang dari 50 cm.

Aam mengatakan, berkaca dari pengalaman tsunami Jepang pada tahun 2011 yang juga berpropagasi ke Papua.

Saat itu, kata Aam, tsunami yang terdeteksi di tide gate di Jayapura hanya 33 cm. 

Akan tetapi formasi teluk bisa menyebabkan amplifikasi tinggi tsunami.

Hal tersebut, lanjut dia, karena ada gelombang yang masuk, namun tidak bisa sepenuhnya keluar.

Sehingga saat itu, kata dia, tinggi maksimum tsunami di Teluk Youtefa bisa mencapai 3,8 meter meski hanya terdeteksi 30 cm.

"Secara teknis, formasi-formasi teluk seperti ini, mulai dari teluk Youtefa, Papua, Papua Barat, kemudian Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara hingga Gorontalo, itu cukup banyak di sekitar pantai," kata Aam.

"Tetapi sekali lagi, kalau kita bicara tsunami, tsunami 50 cm pun itu bisa membunuh. Kita bisa lihat pengalaman kita di 2011, itu ada 1 korban jiwa di Jayapura," tambahnya.

Dia menjelaskan pada tsunami yang melintasi samudera, gelombang pertama tidak harus menjadi yang terbesar.

Biasanya, kata dia, gelombang terbesarnya datang pada gelombang ketiga, keempat, dan kelima.

Selain itu, periode rentang waktu antar datangnya gelombang bisa dalam periode jam. 

Antara gelombang pertama, gelombang kedua, dan gelombang ketiga, lanjut dia, jeda waktunya bisa mencapai 1 hingga 3 jam. 

"Sehingga ini yang kita harus waspadai, bahwa masyarakat tidak hanya menjauhi pantai pada saat estimasi waktu tsunami-nya datang, tetapi juga tetap harus menjauhi pantai sampai beberapa waktu setelah peringatan dini tsunami atau waktu tiba tsunami itu datang. Idealnya 2 sampai 3 jam," kata dia.

"Kita tidak usah dulu bermain ke daerah pantai yang di enam provinsi, ini khususnya bagian utara, di waktu mungkin 1 jam sebelum hingga 2 jam sesudah," sambungnya.

Estimasi Tiba

Peringatan tsunami dikeluarkan menyusul gempa bumi berkekuatan M 8,7 yang melanda  wilayah Kamchatka di Timur Jauh Rusia.

Selain Indonesia, sejumlah negara lain di sepanjang lautan Pasifik yang mengeluarkan potensi tsunami adalah Jepang, Indonesia, Taiwan, Korea, Filipina, dan Hawaii (Amerika Serikat).

Melalui berbagai pemodelan, hasil analisis BMKG mememperkirakan tsunami akan tiba di 10 daerah yang tersebar di 5 provinsi tersebut dengan ketinggian kurang dari 50 cm dalam waktu yang berbeda.

Berikut ini perkiraan waktu tiba tsunami di 10 daerah berdasarkan hasil analisa BMKG.

1. Talaud pukul 14.52 WITA
2. Kota Gorontalo 16.39 WITA
3. Halmaher Utara 16.04 WIT
4. Manokwari 16.08 WIT
5.  Raja Ampat 16.18 WIT
6. Biak Numfor 16.21 WIT
7. Supiori 16.21 WIT
8. Sorong bagian utara 16.24 WIT
9. Jayapura 16.30 WIT
10. Sarmi 16.30 WIT

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan