Sabtu, 20 September 2025

Hadapi Intoleransi, Kepala BPIP Nilai Pancasila Jadi Fondasi Penguat Bangsa Indonesia

Kepala BPIP Yudian Wahyudi, mengatakan Pancasila harus hadir dalam bentuk konkret dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

HO/BPIP
PENGUATAN PANCASILA - Kepala BPIP Prof Drs Yudian Wahyudi dalam kegiatan Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila kepada lebih dari 500 orang Masyarakat di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, yang merupakan bagian dari kawasan strategis Geopark Ciletuh. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, mengatakan Pancasila harus hadir dalam bentuk konkret dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. 

Dirinya mengatakan Pancasila dapat menjadi dasar penguat bangsa Indonesia. 

BPIP sendiri sebuah lembaga negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

BPIP dibentuk untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap menjadi dasar dan arah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Menghadapi tantangan zaman seperti disrupsi digital, intoleransi, dan individualisme, kita tidak punya pilihan selain memperkuat fondasi kebangsaan kita. Dan fondasi itu adalah Pancasila,” kata Yudian melalui keterangan tertulis, Jumat (1/8/2025).

Hal tersebut diungkapkan oleh Yudian pada kegiatan Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila di Desa Ciwaru, Sukabumi, Jawa Barat. 

Ia menekankan bahwa para relawan Gerakan Kebajikan Pancasila memegang peran penting sebagai agen perubahan yang membawa nilai-nilai kebangsaan ke tengah masyarakat. 

“Pancasila adalah jalan hidup bangsa yang harus nyata dalam tindakan kita dalam gotong royong membangun desa, dalam toleransi beragama, dan dalam kejujuran berdagang,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XIII Dewi Asmara, menyoroti pentingnya internalisasi nilai-nilai Pancasila di tengah arus globalisasi budaya asing yang masif.

“Kadang kita hafal Pancasila, tapi lupa mengamalkannya. Jangan sampai kita kehilangan jati diri karena pengaruh budaya luar. Pancasila harus menjadi kompas moral kita,” ujar Dewi Asmara. 

Sementara itu, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prakoso, menekankan bahwa kegiatan ini selaras dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, khususnya dalam memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.

“Pancasila tidak boleh hanya menjadi kenangan sejarah. Ia harus menjadi warisan hidup yang menjaga persatuan bangsa,” ungkapnya. 

Ia mengajak semua elemen pemerintah, ormas, tokoh agama, dan generasi mudauntuk memperkuat sinergi demi menjaga nilai-nilai Pancasila dari Sabang sampai Merauke.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan