Daya Beli Masyarakat
Istana Respons Fenomena Rojali-Rohana: Jual Beli Tak Lagi di Toko, Sekarang Lewat Marketplace
Hasan Nasbi, menanggapi kritik sejumlah pihak yang menilai pertumbuhan ekonomi 5,12 persen tidak mencerminkan kondisi di lapangan.
Penulis:
Igman Ibrahim
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, menanggapi kritik sejumlah pihak yang menilai pertumbuhan ekonomi 5,12 persen tidak mencerminkan kondisi di lapangan.
Satu hal yang disoroti adalah kemunculan istilah 'Rojali' atau rombongan jarang beli dan 'Rohana' atau rombongan hanya nanya sebagai indikator daya beli masyarakat yang melemah.
Dua istilah tersebut sempat viral di media sosial.
Daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dengan pendapatan yang dimilikinya. Hal tersebut mencerminkan sejauh mana masyarakat memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya.
Hasan Nasbi menyebut narasi tersebut terlalu parsial dan perlu dilihat dalam konteks ekonomi yang telah berkembang, termasuk pola konsumsi digital.
Baca juga: Istana Sindir Ekonom yang Ragukan Data BPS Soal Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen
“Jadi kalau fenomena-fenomena parsial tadi yang disampaikan, apa istilahnya tadi? Rojali, Rohana, kita mungkin masih melihatnya dalam ekonomi konvensional. Sementara sekarang ekonomi itu berkembang sekali kan? Model dan cara jual beli juga berkembang,” kata Hasan di kantornya, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Hasan mengklaim sektor logistik justru menunjukkan pertumbuhan.
Hal itu tercermin dalam aktivitas jual beli tetap berjalan di masyarakat meski tidak selalu terlihat di toko fisik.
Baca juga: Ekonom Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen, Istana Bantah Ada Manipulasi Data dari BPS
“Sektor logistik kita tumbuh loh. Coba lihat datanya. Dalam laporan BPS, sektor logistik kita tumbuh artinya kalau sektor logistik dan pengiriman barang tumbuh kan yang dikirim itu barang. Kalau yang dikirim barang atau yang dikirim atau ada pergerakan orang, itu kan artinya ada jual beli,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasan menilai banyak transaksi kini beralih ke platform digital, bukan lagi hanya melalui toko-toko konvensional.
“Dan mungkin jual belinya tidak lagi di toko-toko konvensional tapi mungkin sudah lewat marketplace, lewat platform yang lain,” ucapnya.
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu ukuran umum yang ditujukan untuk melihat keberhasilan kondisi ekonomi dari suatu wilayah dari periode ke periode.
Ada juga yang mengartikan Pertumbuhan ekonomi ialah suatu tambahan dari output atau pendapatan nasional yang disebabkan oleh tambahan tingkatan tabungan dan penduduk.
Suatu pertumbuhan ekonomi biasa digambarkan dengan menggunakan perbandingan ukuran seperti Gross Domestic Product (GDP/ PDB) dan/atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) antara tahun sebelumnya dengan tahun berjalan.
Cara menghitung pertumbuhan ekonomi paling banyak digunakan saat ini adalah dengan menghitung persentase dari kenaikan produk domestik bruto (PDB).
PDB mencakup semua kegiatan ekonomi, termasuk produksi barang dan jasa oleh perusahaan, pemerintah, rumah tangga, serta nilai ekspor dikurangi impor.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.