Siswa Sekolah Rakyat di Daerah Kabur, Cak Imin Anggap Hal yang Wajar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat RI (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin merespons soal fenomena siswa sekolah rakyat di sejumlah daerah yang kabur dari asrama.

Sekolah Rakyat adalah program pendidikan berasrama yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan dijalankan oleh Kementerian Sosial mulai tahun ajaran 2025/2026.

Baca juga: Kunker ke Cirebon, Gus Ipul Soroti Peran Sekolah Rakyat dalam Pengentasan Kemiskinan

Tujuannya adalah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan gratis dan inklusif bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Kata Cak Imin, fenomena tersebut merupakan hal yang wajar terjadi karena adanya perbedaan kultur yang dialami oleh para siswa.

Baca juga: Wamensos: Presiden Prabowo Putus Rantai Kemiskinan Lewat Sekolah Rakyat

"Itu wajar. Pasti ada error (masalah) yang terjadi. Perubahan kultur, kultur kehidupan sehari-hari," kata Cak Imin saat ditemui usai mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jawa Timur, Kamis (14/8/2025).

Perbedaan budaya atau kultur yang dimaksud Cak Imin yakni soal kebiasaan para siswa yang sebelumnya terbiasa tinggal di rumah, namun harus merasakan tinggal di asrama.

Diketahui, pemerintah telah memulai kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat di beberapa wilayah.

Sekolah Rakyat menyediakan fasilitas kehidupan sehari-hari untuk para siswa dengan kategori miskin ekstrim secara gratis, termasuk asrama untuk tempat tinggal hingga keperluan makan minum.

"Itu proses biasa. Ada yang (biasa) tinggal di rumah (tiba-tiba) tinggal di asrama," kata Cak Imin.

Terhadap fenomena ini, Ketua Umum DPP PKB tersebut menyatakan, pemerintah akan mencari jalan keluarnya.

"Itu pasti ada. Itu nanti akan kita approach. Dan kita lakukan penelusuran paketnya apa. Ya, pokoknya semua yang bermasalah kita tangani," kata dia.

"Semua yang bermasalah kita tangani. Karena masuk disini kan tanpa syarat. Syaratnya hanya satu," tutur Cak Imin.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul juga menanggapi kabar beberapa siswa dari Sekolah Rakyat termasuk di Temanggung yang memilih kembali ke rumah. 

Gus Ipul mengungkapkan dari lima siswa yang sempat meninggalkan asrama di Sekolah Rakyat Temanggung.

Dua di antaranya telah kembali, sementara tiga lainnya masih beradaptasi dan tetap dalam komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua.

"Di belakang mereka (siswa yang pulang) masih banyak yang mengantri calon siswa lain untuk masuk. Maka itu, kami akan prioritaskan mereka yang siap menggantikan," kata Gus Ipul melalui keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).

Gus Ipul menegaskan bahwa proses penerimaan siswa dilakukan secara terbuka dan melibatkan persetujuan orang tua. 

"Semua anak yang sekolah di Sekolah Rakyat sudah melalui dialog. Setelah orang tuanya menyetujui, barulah diteruskan ke bupati untuk diusulkan menjadi siswa Sekolah Rakyat. Jadi tidak ada yang dipaksa," kata Gus Ipul.

“Kalau anaknya tidak kerasan dan orang tuanya sepakat untuk tidak melanjutkan, tentu kami tidak bisa memaksa," tambahnya.

Baca juga: 100 Siswa Sekolah Rakyat Jadi Paduan Suara Upacara 17 Agustus di Istana

Di sekolah rakyat, kata Gus Ipul, semua fasilitas diberikan kepada para siswa. 

Selain mendapatkan tempat tidur sendiri, mereka juga mendapatkan almari sendiri untuk penyimpanan barang.

Semua fasilitas juga dicukupi, tidak hanya makan sehari tiga kali dan dua kali snack, para siswa juga diberikan peralatan mandi mulai sabun mandi, sampoo, pasta gigi, sikat gigi bahkan deterjen untuk cuci pakaian.

Sementara itu, Gus Ipul juga mengakui bahwa program Sekolah Rakyat masih menghadapi sejumlah tantangan teknis. 

Namun ia memastikan semua itu akan terus disempurnakan seiring waktu, didukung semangat tinggi dari para guru dan kepala sekolah. (*)