Buku Komat-Kamit Kantoran Kisah Seputar di Dunia Kerja yang Jarang Diceritakan
Penulisan buku terinspirasi dari pengamatan dan pengalaman pribadi Ahmad Madu saat berinteraksi dengan berbagai orang di dunia kerja
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Buku atau artikel yang menceritakan tentang dunia kerja sering kali hanya mengisahkan sisi keberhasilan, pencapaian dan motivasi-motivasi yang memberi semangat.
Sebaliknya, cukup jarang buku yang mengangkat sisi-sisi lain di luar itu. Tapi pilihan itulah yang diambil oleh penulis buku Ahmad Madu.
Dia justru memilih mengangkat sisi lain yang jarang terungkap, yaitu sisi keseharian yang sering dialami para pekerja tapi jarang diakui.
Lewat buku terbarunya berjudul 'Komat-Kamit Kantoran' dia menghadirkan kumpulan cerita pendek yang terinspirasi dari dinamika kehidupan di kantor.
Dia menulis dunia kantoran bukan dari sudut pandang heroik, melainkan dari momen-momen kecil yang sering digumamkan diam-diam yakni obrolan ringan di lorong, lelah yang tidak pernah masuk laporan kerja, perasaan yang ditahan di balik senyum, hingga gesekan-gesekan kecil yang tetap membekas meski tidak pernah masuk laporan di rapat.
“Buku ini bukan untuk memotivasi agar orang ‘lebih kuat’ atau ‘lebih lagi’. Justru sebaliknya, saya ingin pembaca merasa cukup, merasa dipahami, dan tahu bahwa mereka tidak sendirian,” ujar Ahmad Madu yang sehari-hari dikenal sebagai HR expert di perusahaan TB Global Group ini.
Baca juga: Sejarawan Duga Mundurnya Peluncuran Buku Sejarah Nasional Terkait Rencana Gelar Pahlawan ke Soeharto
Terinspirasi dari “Ruang-Ruang Diam” di Perkantoran
Penulisan buku 'Komat-Kamit Kantoran' terinspirasi dari pengamatan dan pengalaman pribadi Ahmad Madu saat berinteraksi dengan berbagai orang di dunia kerja.
Dia merekam momen-momen yang terlalu biasa untuk jadi berita, tetapi terlalu mengganjal untuk diabaikan seperti karyawan yang pulang tepat waktu tapi dicibir, rapat panjang tanpa hasil, hingga ide yang ditolak diam-diam lewat status WhatsApp.
“Semua itu saya kumpulkan dari ruang-ruang diam di perkantoran. Cerita yang hanya berani kita bisikkan sambil berjalan ke pantry atau saat membuka chat kerjaan di malam hari,” tuturnya.
Ahmad Madu berharap, buku yang ditulisnya ini dapat menjadi teman bagi para pekerja kantoran. Buku ini ditujukan untuk membuat pembaca tersenyum, mengangguk, atau tertawa getir sambil berkata dalam hati, “Eh ini gue banget.”
“Lelah mereka valid, perasaan mereka penting, dan mereka tidak sendirian menghadapi dinamika kantor yang kadang penuh drama tak terlihat,” kata Ahmad Madu.
Pendek kata, buku 'Komat-Kamit Kantoran' bisa membuat yag membacanya merasa cukup, ditemani, dan didengar. Seperti salah satu kalimat di dalam buku ini, “Pulang on time itu disiplin. Bukan dosa.”
“Buku ini diperuntukkan bagi siapa saja yang sering merasa capek tanpa alasan jelas, sering menahan kata ‘tidak’ padahal ingin, atau merasa ada hal-hal yang tidak pernah masuk laporan kerja tapi tetap membebanimu, buku ini untuk kamu,” ungkap Ahmad Madu. (tribunnews/fin)
Budaya Kerja Lama Dianggap Picu Krisis Mental, Ini Alternatif Pendekatannya |
![]() |
---|
Menaker Yassierli dan Wamenaker AS Bahas Soal Tantangan dan Praktik Baik dalam Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
Web3 Berpeluang Jadi Fondasi Masa Depan Ekosistem Digital dan Dunia Kerja |
![]() |
---|
Hadapi Daya Saing Pasar Kerja, Mahasiswa Ikuti Studi Kasus Nyata |
![]() |
---|
Hadapi Dunia Kerja, Menaker Yassierli Ajak Generasi Muda Jadi Pemimpin Perubahan di Era VUCA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.