Web3 Berpeluang Jadi Fondasi Masa Depan Ekosistem Digital dan Dunia Kerja
Meski demikian, ia menekankan pentingnya peran regulasi dan edukasi sebagai fondasi utama dalam mengembangkan ekosistem teknologi yang aman, adil, dan
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Perkembangan teknologi digital menunjukkan pergeseran signifikan menuju sistem yang lebih desentralistik. Konsep Web3 atau Web 3.0 kini tak lagi dianggap sebagai sekadar jargon, melainkan sebagai fase baru dalam evolusi internet yang membawa perubahan fundamental terhadap cara data, identitas, dan nilai digital dikelola.
“Web3 adalah tentang ownership dan empowerment,” ujar Dave Aly, pendiri Indonesia Crypto Forum, dalam diskusi bertajuk Era Baru Kesempatan Karier di Dunia Digital yang digelar di sela Job Fair Nasional Seri I 2025 di Jakarta Selatan.
Dave menyoroti bagaimana Web3 menciptakan ruang digital yang memungkinkan individu tak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga kontributor aktif dan pemilik dari ekosistem digital yang mereka dukung. Teknologi seperti blockchain, NFT (Non-Fungible Token), dan DAO (Decentralized Autonomous Organization) disebut menjadi tulang punggung sistem ini.
“Banyak yang mulai sadar bahwa ini bukan cuma soal spekulasi, tapi tentang membangun sistem ekonomi digital yang lebih adil dan inklusif,” katanya.
Perbedaan antara Web2 dan Web3, lanjut Dave, terletak pada kontrol terhadap data. Bila sebelumnya data pengguna dikelola dan dimonetisasi oleh perusahaan besar, Web3 menawarkan arsitektur yang memungkinkan pengguna mengelola dan memiliki data mereka secara langsung.
“Web3 memberi ruang bagi siapa pun untuk membangun dan memiliki bagian dari dunia digital yang mereka kontribusikan. Inilah kekuatan desentralisasi yang sesungguhnya,” jelasnya.
Baca juga: Mendikdasmen: Kecerdasan Buatan Bantu Murid Kembangkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kreatif
Dari perspektif global, Dave menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain penting dalam pengembangan ekosistem Web3. Dukungan dari sisi infrastruktur digital, penetrasi internet, serta tingginya ketertarikan masyarakat terhadap aset digital menjadi modal awal yang kuat.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya peran regulasi dan edukasi sebagai fondasi utama dalam mengembangkan ekosistem teknologi yang aman, adil, dan inklusif.
“Saya mengajak semua pihak—regulator, pelaku industri, hingga akademisi—untuk melihat Web3 bukan sebagai ancaman, tapi sebagai peluang membentuk masa depan internet yang lebih berkeadilan,” ujarnya.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan juga menyoroti urgensi penyiapan talenta digital. Plt. Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Kemnaker, Rendra Setiawan, menyebut bahwa transformasi digital tak hanya menghadirkan tantangan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru yang relevan dengan perkembangan teknologi.
“Web3 dan blockchain bukan hanya isu teknologi, tapi juga tentang menciptakan peluang ekonomi baru yang harus kita siapkan bersama,” jelas Rendra.
Baca juga: Komdigi Minta Meta Tutup Grup Bermuatan Pornografi Penyimpangan: Serahkan Data Pengelolanya
Dalam Job Fair Nasional 2025, sektor Web3 mendapatkan perhatian khusus. Sejumlah profesi baru yang berbasis teknologi blockchain diperkenalkan, termasuk Blockchain Developer, Web3 Product Manager, Crypto Analyst & Blockchain Researcher, hingga NFT Strategist dan Community Manager Web3. Peran-peran ini mencerminkan pergeseran kebutuhan pasar terhadap keahlian yang selaras dengan teknologi desentralisasi.
Langkah ini dianggap sebagai indikasi awal bahwa kebijakan tenaga kerja mulai merespons arah perkembangan ekosistem digital yang lebih terbuka dan kolaboratif.
“Web3 adalah masa depan. Dan masa depan itu harus kita bentuk bersama, dimulai dari sekarang,” tukasnya.
WAKENI Resmikan Kolaborasi Strategis untuk Sukseskan IFMAC WOODMAC 2025 |
![]() |
---|
Cara Buat Foto AI Bareng Idola Realistis & Bikin Baper, Mode Polaroid Gemini AI + Prompt Gratis |
![]() |
---|
Ketahanan Digital RI di Era AI Jadi Bahasan Mendalam di Digital Resilience Summit 2025 |
![]() |
---|
Erick Thohir Sebut Liga 2 Indonesia Satu-satunya di Asia yang Pakai VAR |
![]() |
---|
Daftar Negara yang Kebagian Fitur eSIM untuk iPhone 17 Pro, Apakah Indonesia Termasuk? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.