Kamis, 18 September 2025

Web3 Berpeluang Jadi Fondasi Masa Depan Ekosistem Digital dan Dunia Kerja

Meski demikian, ia menekankan pentingnya peran regulasi dan edukasi sebagai fondasi utama dalam mengembangkan ekosistem teknologi yang aman, adil, dan

Penulis: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Handout
BLOCKCHAIN - Dua figur inspiratif dari dunia blockchain Indonesia: Hida Aldric, praktisi Web3 dan pengusaha teknologi digital, serta Dave Aly, pendiri Indonesia Crypto Forum saat menjadi narasumber sesi talkshow bertajuk “Era Baru Kesempatan Karier di Dunia Digital di tengah kemeriahan Job Fair Nasional Seri I Tahun 2025 oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), di Jakarta Selatan belum lama ini. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Perkembangan teknologi digital menunjukkan pergeseran signifikan menuju sistem yang lebih desentralistik. Konsep Web3 atau Web 3.0 kini tak lagi dianggap sebagai sekadar jargon, melainkan sebagai fase baru dalam evolusi internet yang membawa perubahan fundamental terhadap cara data, identitas, dan nilai digital dikelola.

“Web3 adalah tentang ownership dan empowerment,” ujar Dave Aly, pendiri Indonesia Crypto Forum, dalam diskusi bertajuk Era Baru Kesempatan Karier di Dunia Digital yang digelar di sela Job Fair Nasional Seri I 2025 di Jakarta Selatan.

Dave menyoroti bagaimana Web3 menciptakan ruang digital yang memungkinkan individu tak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga kontributor aktif dan pemilik dari ekosistem digital yang mereka dukung. Teknologi seperti blockchain, NFT (Non-Fungible Token), dan DAO (Decentralized Autonomous Organization) disebut menjadi tulang punggung sistem ini.

“Banyak yang mulai sadar bahwa ini bukan cuma soal spekulasi, tapi tentang membangun sistem ekonomi digital yang lebih adil dan inklusif,” katanya.

Perbedaan antara Web2 dan Web3, lanjut Dave, terletak pada kontrol terhadap data. Bila sebelumnya data pengguna dikelola dan dimonetisasi oleh perusahaan besar, Web3 menawarkan arsitektur yang memungkinkan pengguna mengelola dan memiliki data mereka secara langsung.

“Web3 memberi ruang bagi siapa pun untuk membangun dan memiliki bagian dari dunia digital yang mereka kontribusikan. Inilah kekuatan desentralisasi yang sesungguhnya,” jelasnya.

Baca juga: Mendikdasmen: Kecerdasan Buatan Bantu Murid Kembangkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kreatif

Dari perspektif global, Dave menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain penting dalam pengembangan ekosistem Web3. Dukungan dari sisi infrastruktur digital, penetrasi internet, serta tingginya ketertarikan masyarakat terhadap aset digital menjadi modal awal yang kuat.

Meski demikian, ia menekankan pentingnya peran regulasi dan edukasi sebagai fondasi utama dalam mengembangkan ekosistem teknologi yang aman, adil, dan inklusif.

“Saya mengajak semua pihak—regulator, pelaku industri, hingga akademisi—untuk melihat Web3 bukan sebagai ancaman, tapi sebagai peluang membentuk masa depan internet yang lebih berkeadilan,” ujarnya.

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan juga menyoroti urgensi penyiapan talenta digital. Plt. Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Kemnaker, Rendra Setiawan, menyebut bahwa transformasi digital tak hanya menghadirkan tantangan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru yang relevan dengan perkembangan teknologi.

“Web3 dan blockchain bukan hanya isu teknologi, tapi juga tentang menciptakan peluang ekonomi baru yang harus kita siapkan bersama,” jelas Rendra.

Baca juga: Komdigi Minta Meta Tutup Grup Bermuatan Pornografi Penyimpangan: Serahkan Data Pengelolanya

Dalam Job Fair Nasional 2025, sektor Web3 mendapatkan perhatian khusus. Sejumlah profesi baru yang berbasis teknologi blockchain diperkenalkan, termasuk Blockchain Developer, Web3 Product Manager, Crypto Analyst & Blockchain Researcher, hingga NFT Strategist dan Community Manager Web3. Peran-peran ini mencerminkan pergeseran kebutuhan pasar terhadap keahlian yang selaras dengan teknologi desentralisasi.

Langkah ini dianggap sebagai indikasi awal bahwa kebijakan tenaga kerja mulai merespons arah perkembangan ekosistem digital yang lebih terbuka dan kolaboratif.

“Web3 adalah masa depan. Dan masa depan itu harus kita bentuk bersama, dimulai dari sekarang,” tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan