HUT Kemerdekaan RI
Kabar Komandan Upacara HUT RI Era Soeharto, Sukses Raih Pangkat Jenderal Bintang 4 dan Jadi Presiden
Inilah kabar terkini Komandan Upacara HUT RI era Presiden ke-2 RI Soeharto, bisa sukses jadi presiden.
Penulis:
Rakli Almughni
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) pada era Presiden RI ke-2 Soeharto kini telah berhasil meraih karier yang cemerlang.
Mantan komandan upacara hari proklamasi kemerdekaan RI tersebut bahkan berhasil meraih pangkat jenderal di TNI dan menjadi presiden.
Adalah Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, Presiden RI ke-6 yang dulu ternyata pernah menjadi Komandan Upacara HUT RI.
Momen SBY menjadi Komandan Upacara HUT RI terjadi pada 17 Agustus 1994 di Istana Negara di saat peringatan 49 tahun kemerdekaan Indonesia.
Kala it, pangkat SBY masih Kolonel Inf., suatu pangkat seorang anggota TNI perwira menengah tertinggi.
Saat itu juga SBY sedang mengemban jabatan sebagai Asisten Operasi Kodam Jaya.
Tak disangka, 10 tahun kemudian, pada 2004, SBY berhasil meraih jabatan seperti Soeharto, yakni presiden.
Baca juga: 20 Daftar Komandan Upacara HUT RI era Jokowi, Ada yang Sudah Berpangkat Bintang 3
Tak hanya itu, karier militer SBY pun juga cemerlang.
Ia berhasil menyandang pangkat tertinggi sebagai perwira tinggi TNI, yakni pangkat jenderal bintang 4.

Dalam Upacara HUT ke-80 RI, SBY turut serta hadir di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025), pada era kepemimpinan Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto.
Ia hadir bersama dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi itu.
Profil SBY
Jabatan terakhir Susilo Bambang Yudhoyono di TNI AD adalah Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI.
Ia tercatat menjabat sebagai Kaster TNI pada tahun 1998 hingga 1999.
SBY resmi pensiun dini sebagai Pati TNI AD pada tahun 2001 karena ditunjuk menjadi Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) di pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Pascapurnatugas dari TNI, SBY juga sempat disibukkan dengan jabatannya sebagai Menko Polsoskam hingga Menko Polkam di Kabinet Gotong-Royong Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Pada tahun 2004, SBY yang bergabung dengan Partai Demokrat lalu terpilih menjadi Presiden ke-6 RI.
SBY lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, pada tanggal 9 September 1949.
Ia memiliki istri yang telah meninggal, yakni bernama Kristiani Herrawati atau Ani Yudhono.
SBY dan Ani Yudhoyono dikaruniai 2 orang anak laki-laki yang bernama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono.
Ayahanda SBY yakni bernama Pembantu Letnan Satu (Peltu) Raden Soekotjo, sedangkan ibundanya bernama Sitti Habibah.
SBY memiliki mertua dan ipar pensiunan jenderal TNI yakni Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo.
SBY adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1973.
Di Akabri, Susilo Bambang Yudhoyono satu angkatan dengan Letjen TNI (Purn) Agus Wirahadikusumah.
Baca juga: Sosok Kolonel Pnb Sunar Adi Wibowo, Komandan Upacara Penurunan Bendera 17 Agustus di Istana Merdeka
Dalam angkatannya, SBY berhasil menerima penghargaan sipil Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Akabri.
Sederet pendidikan yang pernah ditempuh SBY di antaranya American Language Course, Lackland, Texas Amerika Serikat (1976), Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat (1976), Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, Amerika Serikat (1982-1983), On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, Amerika Serikat (1983), Jungle Warfare School, Panama (1983), Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komando Batalyon (1985), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1988-1989), Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat, Master of Art (M.A.) dari Management Webster University, Missouri, Amerika Serikat, Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari IPB University (2004), dan Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) (2014).
SBY juga telah berhasil menerima gelar Doktor Honoris Causa sebanyak 12 kali, di antaranya Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas Webster, Inggris (2005), Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari Universitas Thammasat, Thailand (2005), Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dari Universitas Andalas, Indonesia (2006), Doktor Honoris Causa Bidang Pemerintahan dan Media dari Universitas Keio, Jepang (2006), Doktor Honoris Causa Bidang Ekonomi dari Universitas Tsinghua, Republik Rakyat Tiongkok (2012), Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia (2012), Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (2005), Doktor Honoris Causa Bidang Hukum Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala, Aceh (2013), Doktor Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan, Jepang (2014), Doktor Honoris Causa Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari Universitas Soka, Jepang (2014), Doktor Honoris Causa dari Universitas Western Australia, Perth (2015), dan Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Berkelanjutan dari Institut Teknologi Bandung (2016).
Nama lengkap berikut dengan gelarnya adalahJenderal TNI (HOR) (Purn.) Dr. (H.C.) H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., GCB., AC.
Karier SBY telah malang melintang di dalam kemiliteran tanah air.
Berbagai jabatan strategis di TNI AD sudah pernah diembannya.
SBY memulai kariernya sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad pada tahun 1974.
Setelah itu, jenderal asal Pacitan ini sempat menjabat sebagai Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976–1977), Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977–1978), dan Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979–1981.
Tak sampai di situ, jenderal SBY juga pernah menduduki posisi sebagai Paban Muda Sops SUAD (1981–1982), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988).
Pada tahun 1989, SBY mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan berhasil menjadi lulusan terbaik Seskoad.
Karier jenderal SBY makin moncer setelah ia diutus menjadi Dosen Seskoad pada tahun 1989.
Pada tahun 1993, ia kemudian diangkat sebagai Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad.
Satu tahun kemudian, SBY dimutasi menjadi Asops Kodam Jaya.
Setelah itu, ia dipercaya untuk mengisi kursi jabatan sebagai Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro pada tahun 1995.
Di tahun yang sama, SBY juga sempat bertugas sebagai Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina.
Pada tahun 1996 SBY kemudian didapuk untuk menduduki posisi sebagai Kasdam Jaya.
Tak berselang lama, ia diangkat untuk mengemban jabatan sebagai Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda pada tahun 1996.
Pada tahun 1998, SBY lalu diutus untuk menduduki posisi sebagai Ketua Fraksi ABRI MPR RI.
Barulah setelah itu SBY diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI pada tahun 1998 hingga masa pensiunnya pada 2021.
Sederet penghargaan yang pernah diterima oleh SBY antara lain Tri Sakti Wiratama (1973), Adhi Makayasa (1973), Honor Graduate IOAC, Amerika Serikat (1983), Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI (1989), Dosen Terbaik Seskoad (1989), Wing Penerbang TNI-AU (1998), Wing Kapal Selam TNI-AL (1998), Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik (2003), Bintang Asia (Star of Asia) oleh BusinessWeek (2005), Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam oleh Masyarakat Tanjung Alam dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung (2006), Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara oleh Lembaga Adat Melayu se-Provinsi Riau (2007), Gelar Adat Melayu Jambi oleh Lembaga Adat Melayu Jambi, 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME (2009), Patuan Sorimulia Raja oleh Lembaga Batak Puak Angkola (2011), Bapak Demokrasi Indonesia oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (2012), Warga Kehormatan Kota Quito oleh Wali kota Quito (2012), Guru Besar (Profesor) dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan Indonesia (2014), Apresiasi atas berbagai upaya penting atas pemberantasan korupsi, dari Forum for Budget Transparency (FITRA) (2014), Global Statesmanship Award dari World Economic Forum (WEF) (2014), Penghargaan Jas Merah dari The Sukarno Center (2014), Semeton Tamiu Utama Desa Pakraman Tampaksiring (2014), Anakaji To Appamaneng Ri Luwu dari Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau (2014), dan Tominaa Ne Sando Tato, Gelar Adat Tana Toraja (2014).
(Tribunnews.com/Rakli)
Sumber: TribunSolo.com
HUT Kemerdekaan RI
Cerita Mardiono Diminta Presiden Prabowo Sediakan Puluhan Truk untuk Karnaval HUT ke-80 RI |
---|
Deklarasi Kebangsaan Warnai Rangkaian Festival Kemerdekaan RI di PTKI |
---|
Ikut Lomba, Penyintas Stroke di Jakarta Turut Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI |
---|
79 Ton Sampah Menumpuk di Jakarta Usai HUT RI, 1.800 Petugas dari Lima Wilayah Dikerahkan |
---|
4 Aksi Gibran Rakabuming Raka Bagi-bagi Hadiah: Skincare saat MBG, Motor Listrik di HUT ke-80 RI |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.