OTT KPK di Kementerian Tenaga Kerja
Apa Itu Sertifikasi K3? Mengapa Bisa Jadi Objek Transaksi Haram Berujung OTT KPK?
Publik bertanya, apa itu sertifikasi K3? mengapa bisa jadi objek transaksi haram yang berujung pada OTT Wamenaker Noel.
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kali ini tidak kaleng-kaleng, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel terjaring dalam operasi senyap pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Immanuel Ebenezer atau Noel diduga terlibat kasus pemerasan sertifikasi K3.
Kasus ini sangat disorot, mengingat sertifikasi K3 sangat krusial bagi dunia kerja.
Ditambah lagi barang bukti yang disita KPK nilainya fantastis, mulai dari mobil hingga motor mewah.
Publik pun banyak bertanya, apa itu sertifikasi K3?
Mengapa ia bisa menjadi objek transaksi haram yang berujung pada OTT?
Baca juga: Wapres Gibran Buka Suara Soal OTT Wamenaker Noel: Hormati Independensi KPK
Memahami pentingnya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menjadi kunci untuk melihat betapa berbahayanya praktik korupsi di sektor ini.
Berikut ulasan tentang apa itu sertifikasi K3 di Indonesia.
Mengenal Sertifikasi K3
K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja, adalah sebuah sistem dan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Tujuannya sangat mulia, yaitu melindungi setiap tenaga kerja agar selamat dan sehat selama melakukan pekerjaannya di lingkungan kerja.
Landasan hukum utamanya adalah Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Baca juga: Kaesang soal Wamenaker Noel Ditangkap KPK: Harusnya Berikan Sebanyaknya untuk Rakyat Bukan Merampas
Sertifikasi K3 adalah bukti pengakuan atau sertifikat yang diberikan kepada perusahaan, individu (ahli K3), atau sistem manajemen.
Sertifikat ini menunjukkan bahwa mereka telah memenuhi standar kelayakan K3 yang ditetapkan oleh pemerintah.
Bagi perusahaan, memiliki sertifikasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) seringkali menjadi syarat wajib untuk mengikuti tender-tender besar.
Sementara bagi individu, sertifikat Ahli K3 Umum (AK3U) adalah lisensi untuk menjadi profesional di bidang keselamatan kerja.
Immanuel Ebenezer Terlibat Dugaan Kasus Pemerasan Sertifikasi K3
Nama Immanuel Ebenezer terseret dalam pusaran kasus dugaan suap yang melibatkan pejabat di Kementerian Ketenagakerjaan.
Dalam kasus Immanuel Ebenezer, sertifikasi K3 diduga menjadi "barang dagangan" yang diatur dan diloloskan dengan sejumlah uang.
Modusnya diduga untuk "mengondisikan" agar perusahaan tertentu bisa mendapatkan sertifikat K3 tanpa melalui prosedur yang semestinya.
Padahal, proses sertifikasi ini seharusnya melibatkan audit dan penilaian yang ketat untuk memastikan perusahaan benar-benar layak.
Baca juga: OTT Wamenaker Noel Disebut Upaya Bersih-bersih, Prabowo Tak Pandang Bulu Soal Korupsi, Hati-hati!
Penyuapan ini mencederai tujuan utama K3, yaitu menjamin keselamatan para pekerja di lapangan.
Bayangkan jika sebuah perusahaan konstruksi atau manufaktur berisiko tinggi mendapatkan sertifikat K3 lewat jalur belakang.
Mereka mungkin tidak menerapkan standar keamanan yang memadai, sehingga nyawa pekerjalah yang menjadi taruhannya.
Bahaya di Balik Jual Beli Sertifikat K3
Praktik korupsi dalam sertifikasi K3 adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja dalam bentuk kecelakaan kerja.
Perusahaan yang tidak kompeten dalam K3 bisa lolos dan mengerjakan proyek-proyek vital yang seharusnya aman.
Ini membuka peluang terjadinya insiden fatal seperti kebakaran, ledakan, atau kegagalan struktur bangunan.
Ini membuka peluang terjadinya insiden fatal seperti kebakaran, ledakan, atau kegagalan struktur bangunan.
Baca juga: OTT Wamenaker: Immanuel Ebenezer Rasakan Jumat Keramat, KPK Jadi Etalase Mobil dan Motor Dadakan
Perlu ditekankan, integritas dalam proses sertifikasi K3 adalah harga mati karena menyangkut nyawa manusia.
Ketika sertifikat bisa dibeli, maka standar keselamatan hanya akan menjadi pajangan di atas kertas.
Kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintah dan lembaga sertifikasi pun akan luntur drastis.
Proses Pengurusan Sertifikasi A3
Idealnya, untuk mendapatkan sertifikasi K3, sebuah perusahaan harus melalui serangkaian proses yang transparan dan akuntabel.
Proses ini diawali dengan pelatihan, penerapan sistem, hingga audit oleh lembaga independen yang ditunjuk oleh Kemnaker.
Tim auditor akan memeriksa langsung ke lapangan, memastikan semua prosedur keselamatan dijalankan dengan benar. Hasil audit inilah yang menjadi dasar apakah sebuah perusahaan layak atau tidak mendapatkan sertifikat.
Kasus yang menyeret nama pejabat tinggi ini menunjukkan adanya celah serius yang perlu segera ditutup. Pengawasan yang lebih ketat dan sanksi yang sangat berat bagi para pelaku menjadi sebuah keharusan.
Masyarakat dan para pekerja berhak mendapatkan jaminan bahwa tempat mereka bekerja aman dan telah terverifikasi dengan benar.
Oleh karena itu, memahami apa itu sertifikasi K3 di kasus OTT Immanuel Ebenezer membuka mata kita betapa vitalnya menjaga integritas. Apalagi, sertifikasi K3 menyangkut keselamatan dan nyawa manusia di bidang kerja.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli: Budaya K3 adalah Fondasi Indonesia Maju
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menegaskan pentingnya penerapan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai pilar utama menuju visi Indonesia Emas 2045.
Yassierli mengungkapkan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi, bahkan data yang tersedia belum sepenuhnya mencakup sektor informal yang berisiko tinggi dan minim perlindungan.
"Situasi ini, menjadi alarm serius bagi semua pihak, khususnya pemerintah dan dunia usaha," kata Yassierli di sela-sela ajang penghargaan WSO Indonesia Safety Culture Awards (WISCA) 2025 yang digelar di Jakarta belum lama ini.
Baca juga: Menaker Yassierli: Integritas Adalah Hal Penting bagi PJK3 dalam Layanan K3
Penghargaan WISCA 2025 diikuti oleh lebih dari 114 perusahaan dari seluruh Indonesia, dari berbagai bidang industri, dimana hanya 30 perusahaan yang meraih penghargaan ini dari kategori perunggu sampai platinum.
Dikatakannya, kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya memberikan yang terbaik, tetapi kenyataannya masih ada ribuan perusahaan di Indonesia yang belum menerapkan Budaya K3 secara menyeluruh.
Ditambahkan, budaya K3 bukan sekadar kepatuhan administratif atau pencapaian target 'zero accident', melainkan mencakup pendekatan yang lebih mendalam terhadap aspek manusia, psikologi, dan perilaku kerja.
Ia mengkritisi paradigma lama yang terlalu menekankan pada angka, namun melupakan dimensi kemanusiaan di tempat kerja.
“Tanpa pemahaman soal human factors, kita hanya menciptakan budaya takut melapor. Itu bukan budaya K3 sejati,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan, budaya takut dalam melaporkan insiden hanya akan memperburuk sistem keselamatan karena masalah tidak teridentifikasi sejak dini.
"Oleh karena itu, culture of trust dan open communication harus dibangun untuk mewujudkan lingkungan kerja yang benar-benar aman dan sehat," katanya.
Melalui WISCA, Kementerian Ketenagakerjaan berharap dapat mendorong lebih banyak perusahaan menempatkan keselamatan kerja sebagai nilai inti dalam budaya organisasinya.
Ini adalah langkah krusial agar Indonesia benar-benar siap menyongsong masa depan sebagai negara maju yang beradab dan inklusif.
Immanuel Ebenezer Kena OTT KPK
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer kena operasi tangkap tangkap (OTT) KPK pada Rabu (20/8/2025) malam.
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto membenarkan penangkapan terhadap Immanuel Ebenezer.
“Benar,” kata Fitroh Rohcahyanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (21/8/2025).
Baca juga: Beredar Foto Wamenaker Immanuel Ebenezer Jalani Pemeriksaan Kesehatan, Jubir: Kondisinya Sehat
Selain Immanuel Ebenezer, turut diamankan seorang pejabat eselon II di Kementerian Ketenagakerjaan beserta pihak-pihak lain yang diduga terlibat.
“Pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3,” kata Fitroh.
KPK belum menyampaikan informasi detil mengenai OTT terhadap Noel.
Status hukum para pihak yang diamankan, termasuk Wamenaker Immanuel Ebenezer, akan diumumkan dalam waktu 1x24 jam setelah pemeriksaan awal, yakni Jumat (22/8/2025).
Penangkapan ini menambah daftar panjang pejabat negara yang terjerat kasus korupsi dan menjadi pukulan telak bagi Kementerian Ketenagakerjaan.
Dalam beberapa bulan terakhir, KPK memang tengah gencar mengusut dugaan kasus korupsi di kementerian tersebut, terutama terkait dengan dugaan pemerasan dalam proses pengurusan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA).
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Apa Itu Sertifikasi K3 di Kasus Dugaan Pemerasan Immanuel Ebenezer, Wamenaker Kena OTT KPK,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.