Minggu, 7 September 2025

Profil dan Sosok

Profil Fathul Wahid, Rektor UII Tandatangani Pernyataan Sikap 'Kita Semua adalah Affan Kurniawan'

Pernyataan sikap UII ditandatangani oleh sang rektor, Fathul Wahid, tanpa memakai gelar apa pun di depan maupun belakang namanya.

Istimewa
PERNYATAAN SIKAP UII - Dalam foto: Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta periode 2022-2026, Fathul Wahid. Simak profil Fathul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang menandatangani pernyataan sikap kampus terhadap tragedi meninggalnya Affan Kurniawan. 

TRIBUNNEWS.COM - Profil Fathul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang menandatangani pernyataan sikap kampus terhadap tragedi meninggalnya Affan Kurniawan.

Affan Kurniawan (21) adalah seorang pengemudi ojek online yang meninggal dunia pada Kamis (28/8/2025), setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) jenis Barracuda milik Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Metro Jaya di Jalan Penjernihan, Pejompongan, Jakarta Pusat.

Peristiwa ini terjadi di tengah kericuhan saat demonstrasi menolak tunjangan anggota DPR RI di sekitar Gedung DPR/MPR RI.

Namun, kala itu Affan tidak sedang ikut berunjuk rasa, melainkan sedang mengantarkan pesanan makanan ke daerah Bendungan Hilir (Benhil).

Tewasnya Affan Kurniawan menjadi sorotan dan memicu eskalasi demonstrasi di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Solo, DKI Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Surabaya, dan sejumlah kota lainnya.

Adapun UII telah menyampaikan pernyataan sikap terhadap tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, Minggu (31/8/2025).

Dalam pernyataan resminya, UII menyampaikan ucapan duka cita kepada keluarga Affan sekaligus mengkritisi situasi sosial-politik yang memicu tragedi tersebut.

Affan dipandang bukan hanya sebagai korban, tapi sebagai simbol dari rakyat kecil yang suaranya diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh negara.

Pernyataan sikap UII ditandatangani oleh sang rektor, Fathul Wahid, tanpa memakai gelar apa pun di depan maupun belakang namanya.

Sempat Viral karena Tak Mau Pakai Gelar

Sosok Fathul Wahid sempat viral karena tidak mau dipanggil dengan sebutan 'Prof.'

Baca juga: Cerita 2 Sri Mulyani: Anak Diamankan Polisi akibat Demo dan Rumah Dijarah Massa

Ia juga meminta gelar akademik yang melekat pada namanya disembunyikan dalam sejumlah dokumen di kampus UII.

Padahal, sederet gelar melekat akademik prestisius di depan dan belakang namanya.

Yakni, Prof. Fathul Wahid S.T., M.Sc., Ph.D.

Pengakuan Fathul Wahid yang enggan dipanggil dengan sapaan "Prof" disampaikannya melalui akun Facebook pada Kamis (17/7/2024), dilansir TribunJogja.

Fathul Wahid meminta agar dirinya dipanggil dengan sapaan Fathul, Dik Fathul, Kang Fathul, Mas Fathul, atau Pak Fathul saja.

"Dengan segala hormat, sebagai upaya desakralisasi jabatan profesor, kepada seluruh sahabat, mulai hari ini mohon jangan panggil saya dengan sebutan "prof."

"Panggil saja: Fathul, Dik Fathul, Kang Fathul, Mas Fathul, atau Pak Fathul. Insyaallah akan lebih menentramkan dan membahagiakan. Matur nuwun," tulisnya.

"Para sahabat profesor yang setuju, ayo kita lantangkan tradisi yang lebih kolegial ini. Dengan desakralisasi ini, semoga jabatan profesor tidak lagi dikejar oleh banyak orang, termasuk para pejabat dan politisi, dengan menghalalkan semua cara," tambah Fathul Wahid.

Sehari kemudian, Kamis (18/7/2024), keluar surat edaran terkait penandatanganan surat, dokumen dan produk hukum ditujukan untuk pejabat struktural di lingkungan UII.

Dalam surat tersebut, disampaikan seluruh korespondensi surat, dokumen, dan produk hukum selain ijazah, transkrip nilai, dan yang setara itu dengan penandatangan rektor yang selama ini tertulis gelar lengkap 'Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D.' agar ditulis tanpa gelar menjadi 'Fathul Wahid'.

Pada surat itu, disebutkan juga alasannya. Rektor UII ingin menguatkan atmosfer kolegial dalam tata kelola perguruan tinggi.

Sosok Fathul Wahid

Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah, 26 Januari 1974 ini adalah seorang akademisi yang menjabat sebagai Rektor UII untuk periode 2018-2022 dan 2022-2026.

Selain itu, Fathul Wahid tercatat sebagai rektor termuda kedua di UII.

Dalam periode kepemimpinannya sebagai rektor, UII mendapatkan akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Dikutip dari uii.ac.id, Fathul Wahid pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri periode 2006-2010 sebelum menjadi rektor.

Pakar di bidang sistem dan teknologi informasi itu juga tercatat sebagai dekan termuda di UII.

Masa kecil Fathul Wahid dihabiskan di Jepara dengan menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Teluk Wetan III, Welahan dan lulus pada 1986.

Setelah lulus SD, ia pun melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kudus, kemudian lulus pada 1989.

Fathul Wahid mengenyam pendidikan menengah atas di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta dan lulus pada 1992.

Lulus SMA, Fathul Wahid kuliah di Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada 1997.

Usai mendapat gelar Sarjana Teknik (S.T.) dari ITB, ia pun melanjutkan pendidikan magister atau Strata Dua (S2) di Department of Information Systems, University of Agder, Kristiansand, Norwegia.

Fathul Wahid lulus pada 2003 dari University of Agder dan mendapatkan gelar Master of Science (M.Sc.).

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan doktor atau Strata Tiga (S3) di Department of Information Systems University of Agder dan lulus pada 2013.

Selama mengabdi di UII, Fathul Wahid juga mendapatkan sejumlah penghargaan.

Yaitu, Dosen Terproduktif Kedua 2004, Dosen Berprestasi Terbaik Kedua 2015, dan Dosen Berprestasi Terbaik Kedua 2017.

Ia juga menerima penghargaan dari Brunel University, Inggris, kategori Best Paper Award, Transforming Government Workshop 2012

Fathul Wahid pun dinobatkan sebagai nominasi The Most Compelling, Critical Research Reflection, EGOV 2012 Conference tahun 2012 oleh The International Federation for Information Processing (IFIP) Working Group 8.5 University of Washington.

Pada 2015, ia kembali dinobatkan sebagai nominasi The Most Compelling, Critical Research Reflection, EGOV 2015 Conference oleh 2015 IFIP Working Group 8.5.

Pada 30 Mei 2022, Fathul Wahid menerima jabatan profesor karena menjadi Guru Besar bidang Ilmu Sistem Informasi.

Baca juga: UI hingga UII, Pernyataan Sejumlah Kampus soal Gelombang Demonstrasi

Isi Pernyataan Sikap UII

Pernyataan Sikap Universitas Islam Indonesia

Kita Semua adalah Affan Kurniawan

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Keluarga besar Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan, seorang anak bangsa yang menjadi tulang punggung keluarga yang kehilangan nyawanya akibat tindakan aparat keamanan. Kepergiannya mencerminkan potret getir rakyat kecil di tengah situasi ekonomi yang kian menghimpit, serta represivitas negara dalam merespons suara kritis warganya. Kita semua berpotensi menjadi Affan Kurniawan. Di kota lain, beberapa nyawa juga sudah melayang.

Karenanya, tragedi ini bukan hanya tentang Affan. Ia adalah tentang kita semua—tentang rakyat yang suaranya diabaikan, tentang kebijakan negara yang semakin menghimpit rakyat, tentang suara kritis yang dibungkam. Di sisi lain, elite bergelimang kuasa untuk diri sendiri dan kroninya, menyandera kekayaan negara, dengan mengabaikan kepentingan jangka panjang bangsa.

Maka, dengan ini kami, Keluarga Besar Universitas Islam Indonesia:

  • Mendesak pemerintah untuk menghentikan praktik pengabaian atas jeritan rakyat kecil yang kian terhimpit beban ekonomi; mengambil tanggung jawab penuh atas hilangnya nyawa Affan dan menjamin tidak ada impunitas bagi aparat yang terlibat; dan menata ulang kebijakan ekonomi dan sosial agar lebih berpihak pada rakyat, bukan hanya pada elite dan kepentingan jangka pendek.
  • Menuntut DPR RI untuk segera menghentikan sikap tidak sensitif terhadap kesulitan hidup rakyat, dengan mendengarkan aspirasi masyarakat yang selama ini diabaikan; melaksanakan fungsi pengawasan dengan sungguh-sungguh, termasuk dalam kasus kebrutalan aparat terhadap mahasiswa dan demonstran; dan menempatkan kepentingan rakyat di atas segala kepentingan politik praktis.
  • Meminta aparat keamanan untuk menghentikan segala bentuk kebrutalan dan penggunaan kekuasaan berlebihan dalam menghadapi demonstrasi rakyat dan mahasiswa; menjalankan tugas sesuai prinsip profesionalitas, proporsionalitas, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia; dan menyampaikan bahwa mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil adalah anak kandung bangsa yang aspirasinya harus dijaga, bukan dimatikan.
  • Menyeru masyarakat sipil untuk terus menjaga ruang demokrasi dengan tetap menyuarakan kebenaran dan menolak penjabaran negara; mengawal bersama agar kasus Affan Kurniawan tidak redup ditelan waktu, melainkan menjadi pelajaran berharga untuk perubahan; dan mengedepankan aksi damai, terorganisir, dan bermartabat dalam memperjuangkan keadilan.
  • Mengecam pihak-pihak yang melakukan anarkisme, termasuk tindakan kekerasan dan penjarahan, karena justru merugikan rakyat sendiri, merusak ruang demokrasi, dan mencederai perjuangan aspirasi masyarakat; perjuangan menuntut keadilan harus ditempuh dengan cara-cara damai, bermartabat, dan berlandaskan nilai kemanusiaan.
  • Mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk mewaspadai potensi penunggang politik yang tidak bertanggung jawab, yang dapat memperkeruh keadaan dan menjauhkan dari substansi perjuangan rakyat; dan menyerukan agar semua pihak waspada serta tidak memberi ruang bagi agenda politik sempit yang memanfaatkan penderitaan rakyat.
  • Mengajak publik luas untuk menyadari bahwa demonstrasi dan ledakan anarkisme yang dalam beberapa hari terakhir menyeruak bukan muncul dari ruang kosong, melainkan dari akumulasi pengabaian negara terhadap suara-suara kritis dan kondisi riil di lapangan; tidak melupakan bahwa kehilangan satu nyawa rakyat adalah kehilangan bagi seluruh bangsa; dan menjadikan tragedi ini sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan, agar tidak ada lagi Affan-Affan lain yang tumbang di jalanan.

Affan Kurniawan adalah simbol rakyat yang terpinggirkan dan suara publik yang dibungkam.
Maka, kami tegaskan: Kita semua adalah Affan Kurniawan.

Yogyakarta, 31 Agustus 2025

Atas nama Keluarga Besar Universitas Islam Indonesia,

Fathul Wahid
Rektor

(Tribunnews.com/Rizki A.) (TribunJogja.com)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan