Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Mengenal Organisasi OSF Dituduh Danai Demo Rusuh di Indonesia
George Soros dituduh sebagai aktor yang membiayai demonstrasi berujung rusuh di Indonesia akhir-akhir ini.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konglomerat media global, George Soros, dituduh sebagai aktor yang membiayai demonstrasi berujung rusuh di Indonesia akhir-akhir ini.
Tuduhan ini disampaikan oleh analisis geopolitik dan hubungan internasional, Angelo Giuliano, dikutip dari media asal Rusia Sputnik, Senin (1/9/2025).
Guliano menduga George Soros membiayai demo di Indonesia melalui organisasi nirlaba miliknya yaitu Open Society Foundations (OSF).
"George Soros Open Society Foundations yang sudah berdiri sejak 1990-an dengan membiayai 8 miliar dolar AS secara global dan mendukung kelompok seperti TIFA, diduga turut berkontribusi," kata Guliano.
Tak cuma itu, Guliano juga menyebut adanya dugaan keterkaitan demonstrasi di Indonesia dengan National Endowment for Democracy (NED), lembaga yang disebut telah mendukung sejumlah media di Indonesia sejak tahun 1990.
Dikutip dari laman resminya, NED berdiri pada tahun 1983 berdasarkan UU Kongres di Amerika Serikat (AS) sebagai organisasi nirlaba independen dan non pemerintah yang berfokus pada pemberian hibah guna memperkuat institusi dan nilai-nilai demokrasi di seluruh dunia.
Hingga saat ini total ada 60 negara telah kerap dibiayai dana hibah dari NED melalui empat lembaga intinya yaitu Pusat Peruashaan Swasta Internasional, Institut Republik INternasional, Institut Demokrasi Nasional, dan Pusat Solidaritas.
Adapun negara yang dibiayai itu tersebar di seluruh Eropa Tengah dan Timur, Amerika Latin, Asia Pasifik, dan Afrika.
Hendropriyono: Orang Domestik Diperalat?
Pekan lalu, Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono juga menyebut ada dalang dalam aksi unjuk rasa yang ricuh di gedung DPR Jakarta pada 25 dan 28 Agustus 2025.
"Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana," kata Hendropriyono usai mendampingi eks pejuang Timor Timur yang bersilaturahmi dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/8/2025) sore.
Dalang aksi unjuk rasa tersebut, kata dia, adalah pihak asing yang menggerakkan kaki tangannya di Indonesia.
Kaki tangan di Indonesia tersebut, menurut Hendropriyono, tidak menyadari sedang diperalat.
Dia menyebut dalangnya bukan atas negara tapi ada taipan dunia seperti taipan dunia George Soros, mantan direktur CIA George Tenet, dan taipan David Rockefeller.
Baca selengkapnya : Eks Kepala BIN Ungkap Dalang di Balik Demo Rusuh di DPR
Gara-gara Indonesia Gabung BRICS?
Pada artikel yang sama, penulis buku The China Trilogy dan pendiri Seek Truth From Facts Foundation, Jeff J Brown, menyebut situasi yang terjadi di Indonesia saat ini sama dengan kondisi di Serbia.
Adapun kesamaan yang dimaksud yakni peristiwa demonstrasi ini adalah bagian dari strategi revolusi warna.
"Ini adalah skenario yang sama persis yang terjadi di Serbia. (Negara anggota) G7 menginginkan diktator lain yang didukung AS seperti Soeharto di masa lalu," ujarnya.
Brown menilai negara anggota G7 merasa tidak senang dengan masuknya Indonesia dalam keanggotaan BRICS.
G7 adalah kumpulan 7 negara maju seperti AS, Prancis, Jerman, Inggris, Jepang, Italia, dan Kanada.
Sementara BRICS merupakan orangisasi antar pemerintah yang terdiri dari sepuluh negara saat ini yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia.
Dua kubu kelompok ini dianggap berseberangan di era sekarang.
“Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS dan telah secara terbuka bekerja sama dengan China dalam inisiatif global Belt and Road Initiative," kata Brown.
Besarnya ekonomi dan penduduk Indonesia, menurut Brown, menjadi target para imperialis Barat untuk diserang dengan revolusi warna.
"Dari sudut pandang Barat imperialis, semua ini menjadikan Indonesia sebagai target utama yang layak diserang dengan revolusi warna yang dirancang Barat," ujarnya.
Prabowo Batal Bertemu Putin dan Xi Jinping
Gara-gara demo rusuh di Indonesia, Presiden RI Prabowo Subianto batal ke China.
Media CNN Internasional menulis berita berjudul "Presiden Indonesia membatalkan kunjungan ke Tiongkok dan TikTok menghentikan siaran langsung video".
Presiden Indonesia Prabowo Subianto membatalkan kunjungan ke China karena aksi protes yang telah berlangsung selama berhari-hari menyebar lebih jauh di luar ibu kota Jakarta, dengan beberapa gedung parlemen daerah dibakar.
Prabowo dijadwalkan menghadiri parade “ Hari Kemenangan ” di Tiongkok pada tanggal 3 September untuk memperingati ulang tahun ke-80 berakhirnya Perang Dunia Kedua setelah Jepang secara resmi menyerah.
Dalam acara ini hadir pemimpin negara Anggota BRICS seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden India Narendra Modi.
(Tribunnews.com: Yohanes Liestyo Poerwo/Taufik/Has)
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Kapolri Telusuri Penyebab Tewasnya Rheza Mahasiswa Amikom Jogja, Ketua DPRD DIY Janji Kawal Kasus |
---|
Polisi Tangkap 58 Orang yang Diduga Kelompok Anarko di Indramayu, 25 Diantaranya Ternyata Pelajar |
---|
Misteri George Soros, Tudingan di Balik Kerusuhan Indonesia 2025 dan Amarah Donald Trump |
---|
Anggota TNI Amankan Pelajar Diduga Bawa Bom Molotov Saat Demo di Bandar Lampung |
---|
Ruang Kerja Emil Dardak Dibakar, Arumi Bachsin: Alhamdulillah Kami Sekeluarga Baik-baik Saja |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.