Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Rekap Demo di Berbagai Wilayah RI: 3.195 Orang Ditangkap, 9 Meninggal Dunia
Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai wilayah Indonesia sejak akhir Agustus 2025 mencatat dampak serius. 3.195 orang ditangkap
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai wilayah Indonesia sejak akhir Agustus 2025 mencatat dampak serius.
3.195 orang ditangkap dan 9 nyawa melayang. Dari Jakarta hingga Makassar, aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi bentrokan, penjarahan, dan kerusuhan.
Ini menandai eskalasi sosial-politik yang memicu keprihatinan nasional dan seruan akan penegakan hukum serta dialog publik.
Polda Metro Jaya telah menangkap sebanyak 1.240 orang terkait aksi unjuk rasa berujung ricuh terutama yang berlangsung di depan Gedung DPR/MPR beberapa waktu lalu. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan dari ribuan orang yang ditangkap, 10 diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Total 1.240 orang diamankan dan telah menetapkan 10 orang sebagai tersangka. Sembilan orang sudah ditahan sementara satu orang masih dalam pencarian," kata Ade Ary dalam keteranganya, Senin (1/9).
Lebih lanjut Ade juga menuturkan, bahwa dari total 1.240 orang yang diamankan 611 diantaranya merupakan usia dewasa dan 629 masih berusia anak-anak.
Selain itu kata dia, penangkapan terhadap para demonstran itu dilakukan dalam kurun waktu tiga hari yakni 25,28 dan 29 Agustus 2025. "Dari total yang diamankan 1.113 orang telah dipulangkan sedangkan sisanya masih menjalani proses hukum," ucapnya.
"Hasil pemeriksaan menunjukkan ada 22 orang positif narkoba, dengan rincian 14 positif, 3 ganja, dan 5 benzoat," sambungnya.
Terkait hal ini sebelumnya, Polri menyatakan telah menangkap sebanyak 3.195 orang terkait demonstrasi berujung ricuh yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada beberapa waktu belakangan ini.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, ribuan orang itu ditangkap oleh 15 Polda jajaran pada saat melakukan penegakan hukum. "3.195 orang yang diamankan di 15 Polda di wilayah Indonesia," kata Trunoyudo.
Selain itu Trunoyudo juga menuturkan, bahwa dari ribuan orang tersebut 55 diantaranya kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan sebanyak 387 orang telah dipulangkan dan 2.753 orang lainnya masih dalam proses pemeriksaan oleh petugas.
Sementara itu berdasarkan data yang Tribun terima, dari 15 Polda yang melakukan penangkapan, Polda Metro Jaya jadi institusi yang paling banyak menangkap para demonstran yang terlibat kericuhan yakni sejumlah 1.240 orang.
Berikut adalah rincian jumlah orang yang ditangkap dalam peristiwa demonstrasi di sejumlah wilayah;
1. Polda Metro Jaya: (1.240 orang)
2. Polda Jatim: (709 orang: 173 telah dipulangkan, 485 dalam tahap pemeriksaan, dan 51 ditetapkan tersangka);
3. Polda Jateng: (653 orang: dalam tahap pemeriksaan);
4. Polda Jabar: (147 orang: 23 telah dipulangkan, 124 dalam tahap pemeriksaan);
5. Polda Bali: (138 orang: 38 telah dipulangkan, 100 dalam tahap pemeriksaan);
6. Polda Kalbar: (91 orang: 86 telah dipulangkan, 5 dalam tahap pemeriksaan);
7. Polda Sumsel: (63 orang: dalam tahap pemeriksaan);
8. Polda DIY: (60 orang: dalam tahap pemeriksaan);
9. Polda Sumut: (50 orang: 48 telah dipulangkan, 2 dalam tahap pemeriksaan karena positif narkoba);
10. Polda Jambi: (17 orang: telah dipulangkan);
11. Polda Banten: (15 orang: dalam tahap pemeriksaan);
12. Polda Sulbar: (6 orang: dalam tahap pemeriksaan);
13. Polda Papua Barat Daya: (4 orang: ditetapkan tersangka);
14. Polda Sulteng: (1 orang: telah dipulangkan);
15. Polda NTB: (1 orang: telah dipulangkan).
Sementara itu, Polda Metro Jaya juga menggelar patroli skala besar di seluruh Jakarta kemarin. Patroli ini dilakukan setelah demonstrasi yang meluas di Jakarta belakangan ini.
Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) I Ketut Gede Wijatmika memimpin langsung apel sebelum pasukan diberangkatkan. Pasukan patroli skala besar terbagi menjadi beberapa kelompok yang menyisir wilayah rawan kericuhan.
"Jaga perilaku kalian tunjukkan ke masyarakat harapan kita pertahanan situasi kondusif. Syukur alhamdulillah tadi malam sudah landai. Semoga bisa berlanjut" tuturnya.
Patroli ini melibatkan lebih kurang 350 personel polisi dari beberapa fungsi.Kombes Wijatmika menerangkan bahwa personel melakukan patroli secara bergantian setiap dua atau tiga jam sekali.
Mereka juga menggunakan rute yang berbeda-beda agar bisa menjangkau seluruh Jakarta. "Kita wujudkan negara hadir, kita wujudkan negara aman," sambungnya.
Adapun sebelumnya, aksi unjuk rasa ini dipicu oleh insiden tragis yang terjadi pada Kamis (28/8) di kawasan Jalan Penjernihan, Jakarta Pusat. Seorang pengemudi ojek daring bernama Affan Kurniawan dilaporkan tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) milik satuan Brimob.
Peristiwa tersebut terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian tersebar luas di media sosial. Dalam waktu singkat, video itu memicu kemarahan di kalangan pengemudi ojek daring serta simpatisan masyarakat sipil.
Aksi ini meluas ke berbagai kantor, yakni Mako Brimob Kwitang, Mapolda Metro Jaya, Gedung DPR/MPR RI, dan beberapa kantor polisi yang ada di wilayah Jakarta. Terkini, Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik (Divpropam Polri) menetapkan 7 anggota Brimob melanggar kode etik dan ditahan pada sel khusus selama 20 hari.
Sementara itu, sembilan orang meninggal dunia.
Sebanyak 9 orang meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa berujung anarkis di sejumlah daerah di Indonesia pada 25 Agustus-1 September 2025.
Berikut daftar korban meninggal yang tercatat dalam rangkaian demonstrasi 28 Agustus-1 September 2025.
Affan Kurniawan
Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring berusia 21 tahun, meninggal dunia pada 28 Agustus 2025 setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Ia bukan bagian dari massa aksi, melainkan sedang mengantarkan pesanan makanan saat kerusuhan pecah di sekitar Gedung DPR RI.
Affan sedang mencari jalur alternatif di tengah kemacetan akibat demonstrasi. Ia terpeleset saat menyeberang jalan dan ditabrak serta dilindas kendaraan Barracuda Brimob.
Sempat dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo, namun nyawanya tidak tertolong. Jenazah dimakamkan di TPU Karet Bivak pada 29 Agustus 2025
Saiful Akbar
Saiful Akbar, Plt Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, meninggal dunia dalam insiden tragis saat Gedung DPRD Makassar dibakar massa pada Jumat, 29 Agustus 2025.
Saiful hadir di gedung DPRD mewakili camatnya dalam rapat paripurna. Saat massa merangsek masuk dan api mulai membakar gedung, Saiful panik dan melompat dari lantai 4. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong
Muhammad Akbar Basri
Muhammad Akbar Basri, atau akrab disapa Abay, meninggal dunia dalam tragedi pembakaran Gedung DPRD Makassar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025.
Ia merupakan staf Humas dan fotografer protokoler DPRD Kota Makassar, dan menjadi salah satu dari tiga korban jiwa dalam insiden tersebut.
Saat massa membakar gedung DPRD, Abay terjebak di dalam ruangan dan tidak sempat menyelamatkan diri. Kobaran api dan asap tebal membuatnya meninggal di tempat. Jenazahnya ditemukan hangus terbakar setelah api berhasil dipadamkan
Sarina Wati
Sarina Wati, staf pendamping anggota DPRD Kota Makassar, meninggal dunia dalam tragedi pembakaran Gedung DPRD Makassar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025.
Ia terjebak di ruang humas saat api berkobar dan mengalami luka bakar serius di wajah, tangan, perut, dan kaki sebelum akhirnya wafat di RS Bhayangkara Makassar
Rusdamiansyah
Rusdamiansyah, seorang pengemudi ojek online berusia 25 tahun, meninggal dunia secara tragis dalam kerusuhan di Makassar pada Jumat malam, 29 Agustus 2025.
Ia tewas setelah dikeroyok massa di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Jalan Urip Sumoharjo.
Rusdamiansyah, yang akrab disapa Dandi, keluar rumah sekitar pukul 17.30 WITA. Ia dituduh sebagai intel oleh sekelompok demonstran yang sedang melakukan aksi.
Massa menyerangnya secara brutal, menyebabkan pendarahan otak dan retak tulang tengkorak. Dandi sempat dirawat di RSUP Kemenkes Makassar, namun nyawanya tidak tertolong
Rheza Sendy Pratama
Rheza Sendy Pratama, mahasiswa semester V Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, meninggal dunia dalam kericuhan demonstrasi di depan Markas Polda DIY, Ring Road Utara, pada Minggu pagi, 31 Agustus 2025.
Rheza sempat dibawa ke RSUP Dr. Sardjito, namun nyawanya tak tertolong. Ayahnya, Yoyon Surono, menemukan luka-luka mencurigakan saat memandikan jenazah:
Leher kiri diduga patah
Perut kanan terdapat bekas pijakan sepatu PDL
Luka lecet di tangan, kaki, punggung, kepala bocor, dan bekas sayatan
Hingga kini, keluarga belum menerima penjelasan resmi terkait penyebab pasti luka-luka tersebut
Sumari
Sumari, seorang penarik becak berusia 60 tahun di Surakarta, meninggal dunia dalam gelombang demonstrasi yang terjadi pada 29 Agustus 2025. Ia bukan peserta aksi, melainkan warga biasa yang terkena dampak langsung dari kericuhan.
Sumari sedang tidur di becaknya di pinggir jalan saat demonstrasi berlangsung. Ia terkena paparan gas air mata yang ditembakkan aparat untuk membubarkan massa. Diduga mengalami serangan jantung dan kambuhnya asma, sehingga nyawanya tidak tertolong
Andika Lutfi Falah
Andika Lutfi Falah, pelajar kelas 11 SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang, meninggal dunia setelah mengalami luka berat dalam kerusuhan demonstrasi di kawasan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Andika pamit kepada keluarga untuk pergi ke sekolah seperti biasa. Tanpa sepengetahuan orang tua, ia ikut aksi demonstrasi di Jakarta. Ia mengalami benturan benda tumpul di bagian belakang kepala, menyebabkan koma
Sempat dirawat intensif di RS Dr. Mintoharjo, namun meninggal dunia pada Sabtu, 30 Agustus 2025
Iko Juliant Junior
Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024, meninggal dunia pada Minggu, 31 Agustus 2025, dalam kondisi yang memicu kejanggalan dan pertanyaan publik.
Pada Sabtu, 30 Agustus, Iko pamit kepada ibunya untuk pergi ke kampus mengenakan baju PDH DPM dan membawa jas almamater. Ia sempat memberi kabar bahwa akan menuju Polda Jateng untuk menjemput teman yang ditahan usai aksi demonstrasi.
Pada Minggu pagi, Iko ditemukan dalam kondisi kritis dan diantar ke RSUP dr. Kariadi Semarang oleh kendaraan Brimob.
Ia mengalami kerusakan limpa dan pendarahan hebat, lalu menjalani operasi. Sebelum meninggal, Iko sempat mengigau, berkata: “Ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi”
Sebanyak sembilan orang meninggal dunia, namun aksi unjuk rasa masih tetap berlangsung.
Rencananya, pada hari ini, akan digelar gelombang demonstrasi bertajuk “Indonesia (C)emas Jilid II” yang digagas oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI).
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Kerusuhan Tiga Hari di Jatim: Polisi Amankan 580 Orang, 89 Diantaranya Jadi Tersangka |
---|
Kapolri Telusuri Penyebab Tewasnya Rheza Mahasiswa Amikom Jogja, Ketua DPRD DIY Janji Kawal Kasus |
---|
Polisi Tangkap 58 Orang yang Diduga Kelompok Anarko di Indramayu, 25 Diantaranya Ternyata Pelajar |
---|
Misteri George Soros, Tudingan di Balik Kerusuhan Indonesia 2025 dan Amarah Donald Trump |
---|
Anggota TNI Amankan Pelajar Diduga Bawa Bom Molotov Saat Demo di Bandar Lampung |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.