Senin, 15 September 2025

Ekonom: Purbaya Menteri Reflasi, Pasar Berpandangan Positif, Kebijakan Lanjutan Ditunggu

Menurut ahli kebijakan seperti ini sangat penting untuk dilakukan dibutuhkan karena masalahya ada di sisi permintaan ekonomi

Editor: Content Writer
Tribunnews.com/Taufik Ismail
KESEHARIAN MENKEU - Menteri keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, (10/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Pasar keuangan berlanjut dalam sentimen positif hari ini dengan IHSG kembali diatas 7800. Terkait dengan ini, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian Menyatakan bahwa, "Purbaya adalah Mentri Reflasi, kebijakan meningkatkan likuiditas perbankan adalah langkah yang telat". 

Selama bertahun-tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung tertahan oleh kebijakan kontraksi dari aliran darah ekonomi, yakni keuangan, karena kita tertahan oleh siklus dollar dan hal-hal lain yang memaksa kita bertahan dalam dogma stability over growth. 

Namun, kondisi masa kini  mengharuskan pemerintah untuk memberikan support ekonomi secara langsung ditengah pelemahan daya beli dan ngadatnya mesin perputaran ekonomi. 

Beberapa tahun terakhir, ekonomi tumbuh, tapi tidak berputar, ujar Fakhrul. Ini menyebabkan banyak masyarakat yang tidak menikmati pertumbuhan ekonomi. 

Misi utama dari Bapak Purbaya adalah melakukan reflasi perekonomian. "Reflasi adalah kebijakan dimana pemerintah secara terkoordinasi melakukan peningkatan tingkat perekonomian dan Aggregate demand ke tingkat yang seharusnya. Kebijakan ini dilakukan dengan mengarahkan belanja dalam jumlah besar kedalam sektor-sektor tertentu untuk meningkatkan tenaga kerja yang kemudian meningkatkan perekonomian, ujar Fakhrul. 

Baca juga: Ide Menkeu Purbaya Kucurkan Dana ke Perbankan Dinilai Mirip dengan Eks Menteri Ekonomi Era Megawati

PR selanjutnya, setelah menempatkan dana pemerintah di perbankan adalah, pemerintah harus secepatnya merealisasikan dan meningkatkan kualitas belanja, terutama untuk program hasil terbaik cepat seperti MBG dan Koperasi Merah Putih, pembangunan rumah dan lain sebagainya. 

Selain itu, untuk memastikan stimulus ini tepat sasaran, Fakhrul berpendapat program seperti insentif untuk rekrutmen pegawai baru untuk perusahaan sektor padat karya harus ditingkatkan. Pemerintah bisa memberikan bantuan kepada tenaga kerja lewat bantuan kepada perusahaan dengan membayar sebagian gaji dari pegawai baru. Ini diperlukan karena pengusaha saat ini juga sedang dalam fase bertahan. 

Menurut Fakhrul, kebijakan seperti ini sangat penting untuk dilakukan. "Dulunya Kebijakan Reflasi juga dilakukan di Amerika Serikat, tahun 1930an ketika ada kemerosotan ekonomi, dan Jepang lewat Abenomics juga sukses melaksanakan reflasi". Ini dibutuhkan karena masalahya ada di sisi permintaan ekonomi, bukan penawaran, ujar Fakhrul. 

Kedepannya, untuk memastikan program ini berhasil, komunikasi intensif dari kementrian keuangan, BI dan pemerintah mutlak dibutuhkan, karena kebijakan reflasi hanya bisa dilakukan dengan dorongan bersama-sama dari seluruh elemen pemerintah dan masyarakat. 

Saat ini, "Reflasi Untuk Rakyat Adalah Kunci" . Ketika rakyat merasakan perbaikan daya beli, pendapatan pajak, perekonomian dan kestabilan keuangan bisa dicapai, ujar Fakhrul

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan