Sabtu, 4 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Komisi IX DPR akan Panggil BGN hingga Kemenkes Imbas Maraknya Kasus Keracunan MBG

Irma menegaskan bahwa pihaknya ingin memastikan BGN melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh agar program MBG berjalan sesuai target pemerintah.

Penulis: Reza Deni
Tribun Jabar/ Rahmat Kurniawan
KERACUNAN MBG - Sebanyak 27 murid SD di Palangka Raya diduga keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) berupa burger, Senin (29/9/2025). Komisi IX DPR RI bakal menggelar rapat dengan Badan Gizi Nasional (BGN) buntut kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah wilayah di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR RI bakal menggelar rapat dengan Badan Gizi Nasional (BGN) buntut kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah wilayah di Indonesia.

MBG adalah program nasional yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak sekolah, terutama di jenjang pendidikan dasar.

Baca juga: Sosok Misterius Muncul di Boyolali Diduga Ingin Sabotase MBG, 189 Makanan Batal Dibagikan ke Siswa

Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago mengatakan selain BGN, juga akan ada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Nanti di tanggal 1 (Oktober) silakan datang. Kami akan mengundang Kemenkes, BPOM, BGN, juga BKKBN untuk hadir dalam RDP dengan kami tanggal 1,” ujar Irma kepada wartawan, Senin (29/9/2025).

Baca juga: Sosok Misterius Muncul di Boyolali Diduga Ingin Sabotase MBG, 189 Makanan Batal Dibagikan ke Siswa

Irma menegaskan bahwa pihaknya ingin memastikan BGN melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh agar program MBG berjalan sesuai target pemerintah. 

“Kita lakukan rapat bersama mereka untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh bagaimana BGN ini bisa dilaksanakan dengan baik dan target yang ingin dicapai oleh Presiden itu bisa dicapai,” tandas Irma.

Terpisah, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat data terbaru per 27 september 2025, berdasarkan pemantauan JPPI, korban keracunan MBG sudah mencapai 8.649 anak.

Terjadi lonjakan jumlah korban keracunan, sebanyak 3.289 anak dalam dua pekan terakhir. 

Pada bulan September ini, jumlah korban keracunanper minggunya selalu mengalami peningkatan. 

Penambahan jumlah korban terbanyak terjadi pada satu pekan lalu (22-27 September 2025), korban mencapai 2.197 anak. 

"Alih-alih memberi pemenuhan gizi, makanan yang disediakan negara justru membuat ribuan anak keracunan massal. Tangis anak-anak pecah di ruang kelas, antrean panjang di rumah sakit, keresahan orang tua, dan trauma makan MBG adalah bukti nyata bahwa program ini gagap mencapai tujuan," kata Ubaid melalui keterangan tertulis, Senin (29/9/2025).

JPPI mengecam respon pemerintah yang hanya menutup Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terdapat kasus keracunan

Dirinya menilai pendekatan tambal sulam ini dinilai sangat berbahaya dan mengabaikan akar permasalahan.

Baca juga: 12 Siswa SD di Banyumas Diduga Keracunan MBG Menu Spageti, Dinkes Lakukan Investigasi

"Keracunan hanyalah puncak gunung es. Masalah MBG lebih dalam dari itu. Kami menemukan praktik menu di bawah standar, pengurangan harga per porsi, konflik kepentingan, hingga pembungkaman suara kritis di sekolah. Karena itu, kami menuntut semua dapur dihentikan sementara untuk evaluasi dan pembenahan total," jelas Ubaid.

Kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan nasional sepanjang tahun 2025. Berikut ini rangkumannya:

Jumlah Kasus dan Korban

  • Total insiden: 70 kasus keracunan makanan terkait MBG.
  • Korban terdampak: 5.914 orang di seluruh Indonesia.
  • Wilayah terdampak:

-Pulau Jawa: 41 kasus, 3.610 korban.

-Sumatera: 9 kasus, 1.307 korban.

-Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara: 20 kasus, 997 korban.

Penyebab Keracunan

Hasil uji laboratorium mengidentifikasi berbagai bakteri berbahaya:

  • Salmonella: ditemukan pada ayam, telur, dan sayur.
  • Bacillus cereus: pada mie.
  • E. coli: pada air, nasi, tahu, dan ayam.
  • Staphylococcus aureus: pada tempe dan bakso.
  • Coliform, Klebsiella, Proteus: dari air terkontaminasi.

Kasus Terbesar: Bandung Barat

  • Lokasi: Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat.
  • Korban: 1.315 hingga 1.333 siswa.
  • Status: sempat ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), lalu dicabut karena tidak ada kasus baru sejak 25 September.
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved