Kamis, 2 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Guru Pengelola MBG di Sekolah Dapat Insentif Rp100 Ribu per Hari, Mekanisme Penugasan Diatur Sekolah

Guru penanggung jawab distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah bakal menerima insentif Rp 100 ribu per hari.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
DAPUR MBG - Petugas menyiapkan paket makanan bergizi yang akan didistribuskan ke salah satu sekolah pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Baleendah Rancamanyar, Jalan Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). Guru penanggung jawab distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah bakal menerima insentif Rp 100 ribu per hari. 

TRIBUNNEWS.COM - Guru penanggung jawab distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah bakal menerima insentif Rp 100 ribu per hari.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi bagi anak sekolah. 

Program MBG ini, telah bergulir di berbagai sekolah di Indonesia, dimulai pada 6 Januari 2025. 

Untuk mendukung program MBG tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) menerbitkan aturan melalui Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pemberian Insentif bagi Guru Penanggung Jawab Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Penerima Manfaat.

Dalam SE, guru penanggung jawab distribusi MBG di sekolah akan menerima insentif Rp 100 ribu per hari guna mengapresiasi guru dalam mendukung program ini. 

Adapun mekanisme penugasan siapa guru pengelola distribusi MBG, akan dilakukan oleh pihak sekolah. 

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, mengatakan pemberian insentif ini bukan sekadar kompensasi finansial, melainkan bentuk pengakuan kontribusi guru pada program MBG.

Tak hanya sebagai pendamping utama siswa, namun guru juga dinilai sebagai penggerak dalam menanamkan pemahaman tentang pentingnya pola makan sehat dan perilaku hidup bersih di lingkungan sekolah.

"Sebagai bentuk apresiasi atas tambahan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepada guru penanggung jawab Program MBG di sekolah diberikan insentif," kata Nanik dalam keterangannya di Jakarta, Senin (29/9/2025).

Menurut Nanik, setiap sekolah penerima manfaat MBG diwajibkan menunjuk 1 sampai 3 orang guru sebagai penanggung jawab (PIC) distribusi MBG.

Penunjukan dilakukan kepala sekolah dengan prioritas kepada guru bantu dan honorer, serta menggunakan sistem rotasi harian agar pelaksanaan lebih merata.

Baca juga: Ribuan Anak Keracunan MBG, Dekan FKUI Soroti Cara Olah & Simpan Makanan yang Picu Kontaminasi Kuman 

Hal senada juga disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq.

Menurutnya, Kepala sekolah akan menunjuk PIC setiap harinya secara bergantian. 

"Skema ini akan sangat membantu guru-guru honorer," jelasnya.

Nantinya, setiap guru PIC akan menerima insentif Rp100.000 per hari penugasan. 

Dana insentif tersebut, bersumber dari biaya operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sekolah terkait, dan akan dicairkan setiap 10 hari sekali.

Mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban dana wajib mengikuti ketentuan yang berlaku.

Sementara itu, Pemerintah tengah menyiapkan skema insentif bagi para guru yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Program MBG di sekolah.

Siapkan 16 Kantor Pemenuhan Pelayanan Gizi 

Selain skema insentif, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengambil sejumlah langkah strategis lain. 

Satu di antaranya, menyediakan 16 kantor balai pelayanan di 16 provinsi untuk difungsikan sebagai Kantor Pemenuhan Pelayanan Gizi (KPPG), di bawah koordinasi Badan Gizi Nasional (BGN).

"Kami telah menindaklanjuti permintaan BGN dan turut berpartisipasi aktif."

"Penyediaan kantor balai ini untuk memastikan tugas dan fungsi KPPG di daerah dapat berjalan dengan maksimal," ungkap Fajar, dilansir Kontan.co.id.

Tentang Program MBG

Badan Gizi Nasional (BGN) memulai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada awal tahun 2025 melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan dilakukan secara bertahap.

Adapun menu makanan yang disediakan dalam program ini telah dirancang untuk memenuhi standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian, dengan porsi makan pagi menyumbang 20-25 persen kebutuhan gizi harian dan makan siang 30-35 persen. 

BGN juga menargetkan wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, koperasi, dan pihak swasta, untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program. 

Program MBG bertujuan meningkatkan status gizi peserta didik, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita melalui penyediaan makanan bergizi sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.

Selain itu, program ini memprioritaskan sosialisasi dan edukasi gizi untuk masyarakat. 

Baca juga: Ribuan Anak Keracunan MBG, Dekan FKUI Soroti Cara Olah & Simpan Makanan yang Picu Kontaminasi Kuman 

Dikutip dari bgn.go.id, pelaksanaan Program Makan Bergizi 2025 akan dilakukan di 5000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam dua bentuk.

Pertama, BGN akan membangun SPPG sebanyak 1542 unit.

Kedua, Kerja sama BGN dengan Lembaga Negara/Pihak Ketiga sebanyak 3458 unit. 

Mekanisme program ini menggunakan skema Bantuan Pemerintah (Banper) dengan target penerima manfaat 15 juta -16,5 juta jiwa. 

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Rina Ayu Panca Rini, Kontan.co.id/Arif Ferdianto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved