Google Doodle Hari Ini Rayakan Hari Ayah Nasional 2025, Tampilkan Ilustrasi Pohon

TRIBUNNEWS.COM - Setiap tanggal 12 November, kalender Nasional Indonesia ditandai dengan perayaan yang khusus didedikasikan untuk sosok pahlawan di rumah yaitu ayah.

Momen Hari Ayah Nasional ini menjadi kesempatan emas untuk merayakan pengorbanan, bimbingan dan kasih sayang ayah untuk keluarga.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Google turut merayakan Hari Ayah Nasional 2025.

Pagi ini, saat membuka halaman utama mesin pencari Google, pengguna disuguhkan dengan Google Doodle yang simpel namun penuh makna.

Jauh dari sekedar gambar meriah, Doodle Hari Ayah Nasional 2025 ini adlaah sebuah karya seni bergaya lukisan cat air dengan menampilkan ilustrasi pohon dan tumbuhan untuk menggantikan huruf-huruf pada kata 'Google'.

Huruf 'G' di awal diwakili oleh sebuah pohon besar dengan batang tebal dan kokoh. 

Ini melambangkan Ayah sebagai sosok yang kuat, dewasa, dan memberikan perlindungan untuk keluarganya.

Kedua huruf 'O' diwakili oleh semak-semak atau pohon-pohon muda yang subur dan berwarna hijau cerah.

Huruf-huruf sisanya yaitu 'G', 'L', dan 'E' semuanya terbuat dari batang pohon yang tumbuh memanjang ke atas.

Palet warna didominasi oleh cokelat tanah pada batang pohong, berbagai nuansa hijau pada daun dan rumput serta biru cerah dan awan putih pada langit.

Google Doodle Hari Ayah Nasional 2025 ini mengajak kita untuk merenungkan dan menghargai peran Ayah yang seringkali tidak terucap. 

Baca juga: 100 Ucapan dan Twibbon Hari Ayah Nasional 2025, Cocok Dibagikan di Media Sosial

Sejarah Hari Ayah Nasional

Hari Ayah Nasional di Indonesia diperingati setiap tanggal 12 November. 

Berbeda dengan Hari Ibu yang telah lama ditetapkan sebagai hari nasional, perayaan untuk menghormati sosok ayah ini memiliki sejarah yang relatif baru dan unik.

Hari Ayah Nasional lahir dari kesadaran masyarakat untuk memberikan penghargaan yang setara atas peran sentral ayah dalam keluarga dan pembangunan bangsa.

Gagasan mengenai Hari Ayah Nasional pertama kali muncul pada tahun 2004 di Surakarta, Jawa Tengah. Inisiatif ini dipelopori oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP), dikutip dari https://kab-pegununganbintang.kpu.go.id/.