Gozem Dapat Suntikan Dana Rp 72 Miliar dari Putaran Seri A
Gozem, aplikasi berbagai layanan termasuk transportasi, e-commerce dan finansial di Francophone Africa telah mendapatkan suntikan dana 5 juta dolar AS
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gozem, aplikasi berbagai layanan termasuk transportasi, e-commerce dan finansial di Francophone Africa telah mendapatkan suntikan dana 5 juta dolar AS dari putaran Seri A.
Dilansir dari TechCrunch, perusahaan berbasis di Togo dan Singapura ini menerima investasi dari AAIC, Thunes (TransferTo), Momentum Ventures (SMRT), Innoport Ventures (Schulte Group), CMC Ventures (National Express) dan Liil Ventures (Mobility ADO).
Baca juga: Startup Delos Ajak Petambak Udang Tingkatkan Produktivitas Panen
Pendanaan ini menyusul dana segar sebesar 7 juta dolar AS yang sebelumnya dikucurkan oleh U.S. firm Plug and Play Ventures, Launch Africa, BANSEA dan Virtual Network. Secara total aplikasi ini telah mendapatkan dana 12 juta dolar AS.
Gozem merupakan perusahaan yang didirikan oleh Gregory Costamagna, Raphael Dana dan Emeka Ajene. Startup ini memulai operasionalnya di Togo pada 2018 sebagai sebuah layanan transportasi motor.
Baca juga: Food Market Hub Raih Pendanaan Seri A+ Rp 122 Miliar untuk Kembangkan Bisnis Termasuk di Indonesia
Sebuah rencana untuk mereplikasi model bisnis Grab dan Gojek di Asia Tenggara menunjukkan cara bagi Gozem untuk memperluas layanan transportasinya ke moda taksi dan angkutan roda tiga di banyak kota di Togo dan Benin.
Saat pandemi melanda, platform ini menangguhkan ekspansi jangkauan transportasinya, dan memperkenalkan e-commerce dan layanan logistik, memungkinkan pengusaha membuat daftar inventori produk yang diinginkan pengguna dan membuatnya bisa dikirim menggunakan driver Gozem.
Kemudian perusahaan ini meluncurkan model bisnis pilihan pembiayaan aset bagi para mitra pengemudinya dengan konsep lease to own, penyewaan dengan membuka opsi pembelian untuk kendaraan dan peralatan terkait lainnya sebelum masa sewa habis.
Founder Gozem Costamagna menyatakan tiga model bisnis vertikal ini berkontribusi bersama untuk meningkatkan pendapatan pengemudi. Gozem menjanjikan win-win solution dimana para mitra pengemudinya bisa menjadi populasi kelas menengah di Francophone Africa begitu pula dengan perkembangan dari startup tersebut.
Baca juga: Raih Pendanaan 40 Juta Dolar AS, EatClub Brands Perbanyak Jaringan Hingga 500 Dapur di India
"Pengusaha, penyuplai dan perusahaan-perusahaan yang banyak berhubungan dengan para mitra, akan bekerja keras dan menyediakan banyak layanan yang berbeda untuk para pengguna," kata Costamagna dikutip dari TechCrunch, Jumat (3/12/2021).
"Dan ketika kami melakukan ini, kami meningkatkan pendapatan mereka dengan memberikan lebih banyak penumpang, lebih banyak pengiriman dengan penambahan lebih banyak pengusaha di platform kami dan menemukan perusahaan-perusahaan yang bersedia menggunakan jasa pengiriman kami. Kami juga mengurangi biaya operasional mereka melalui skema pembiayaan aset lantaran mereka tidak punya alternatif yang resmi karena pada umumnya skemanya tidak resmi dan mahal," tutur Costamagna.
Sejak Gozem memulai model penyewaannya, perusahaan ini telah menyediakan hingga 1500 kendaraan kepada para mitra. Costamagna dam pernyataannya menyebut pendanaan tersebut akan membantu Gozem meningkatkan "figure" lebih dari 200 ribu sebelum 2025.
Kini dengan kehadiran Gozem di 13 kota, pindah ke Gabon dan Kamerun dengan lebih dari 800 ribu pengguna terdaftar dan lebih dari 5 juta trip diselesaikan, founder Gozem menyebut perusahaannya tengah mengkaji rencana menyediakan layanan perbankan digital dan peminjaman ke penggunanya.
Model tersebut banyak digunakan oleh perusahaan super apps lainnya di Afrika, seperti OPay di Nigeria dan yang terbaru SafeBoda. Pemain lainnya seperti Yassir asal Afrika Utara juga tengah mempersiapkan penawaran perbankan dan layanan pembayaran
Gozem berencana menggunakan jaringan pengguna marketplace yang sudah ada (pengemudi dan merchants) sebagai agen di seluruh kota tempat mereka beroperasi. Dengan cara ini, pengguna individu bisa menukar uang tunai dengan uang digital via aplikasi Gozem.
"Saya kira kami punya pembeda yang fantasyis. Secara umum, kompetitor kami adalah Telco, yang menawarkan layanan uang mobile, dan terkadang Anda memiliki dompet digital sendiri" tutur Costamagna.
"Apa yang kamu coba tawarkan adalah solusi integrasi dompet yang telah termasuk layanan yang berbeda. Dan inilah khnci pembeda kami di pasar," tambahnya.
Sebelum Francophone Africa mencetak startup unicorn pertamanya yaitu startup fintech Wave, Francophone Africa sempat dikeluarkan (tertinggal) dari disrupsi teknologi dan startup di wilayah Afrika lain, seperti Nigeria, Kenya, Afsel dan Mesir. Ini adalah alasan utama mengapa founder-founder memulai Gozem.
"Hampir 95 persen uang dan perhatian tertuju pada 4 atau 5 negara di Afrika, Nigeria, Ghana, Kenya, Afsel dan Mesir," tutur Dana.
"Tapi secara umum FA tidak dilibatkan atau ditinggalkan. Di sinilah melihat peluang besar Francophone sebagai pasar yang bagus," katanya.
Dan mendirikan perusahaan-perusahaan di Singapura sebelum Gozem, Dana dan Costamagna membawa Ajene, menambah keahlian Afrika mereka ke sebuah tim dengan pengetahuan tentang pasar asia tenggara.
3 tahun berjalan, Gozem kini memiliki 250 staf yang mengelola 4 pasarnya. Perusahaan ini akan menggunakan pendanaan Seri A untuk memperluas pasar ke lebih banyak negara FA termasuk Republik Kongo, Senegal, dan Pantai Gading. Perusahaan ini juga tengah meningkatkan model pembiayaan asetnya sembari meluncurkan layanan finansialnya.
"Ketika kami beroperasi di Afrika, banyak yg menganggap ini adalah pasar kelas dua. Tapi kami punya peluang dan percaya pada model bisnis yang kami lakukan. Kami punya lebih sedikit kompetitor. Kini operasional kami ada di 4 negara, kami ingin terlibat dan hadir di seluruh wilayah tahun depan," tutur Ajene