Kamis, 21 Agustus 2025

Startup PHK Ratusan Karyawan, Para Pemodal Mulai Berpikir Tak Asal Bakar Duit

Sejumlah perusahaan startup dalam beberapa pekan lalu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.

Editor: Hendra Gunawan
istimewa/shutterstock
Ilustrasi PHK 

Misalnya, East Venture yang baru-baru ini memimpin pendanaan untuk Novelship senilai US$ 10 juta dan tergabung dalam pendanaan bersama untuk Pebble senilai US$ 6,2 juta.

Partner East Ventures Melisa Irene bilang pada pendanaan tahap awal, pihaknya fokus pada people dan potential market.

Mereka mencari startup yang dipimpin oleh founders yang punya karakteristik yang berintegritas, memiliki self-awareness, dan paradoxical trait.

“Tim yang baik akan membangun produk yang bagus dan menjangkau pasar yang besar, agar perusahaan tersebut bisa berkembang dengan sangat cepat,” ujar Melisa.

Adapun, East Venture hingga kuartal 3-2021 menjadi yang paling aktif dengan jumlah transaksi sebanyak 25, berdasarkan data dailysocial.id.

Maklum, Melisa bilang bahwa pihaknya tak menentukan budget untuk mendanai melainkan berinvestasi pada startup yang sesuai dengan hipotesis East Venture.

Segendang sepenarian, Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia (MCI) Dennis Pratistha bilang bahwa selama ini pihaknya juga selama ini berusaha selektif dalam memilih startup untuk melakukan investasi jangka panjang.

“Kami sebisa mungkin menghindari perusahaan yang tidak jelas. Juga untuk perusahaan yang sudah kita investasikan memiliki strategi yang sudah tidak jelas, kami juga mulai memikirkan untuk exit,” ujar Dennis.

Di sisi lain, Dennis pun masih optimis bahwa digital startup ini memiliki masa depan yang cerah. Sejalan dengan aktivitas masyarakat saat ini yang juga bisa dibilang bergantung pada digital startup ini.

“Sekarang kan kalau kita mau bayar sesuatu juga sudah banyak melakukan e-wallet,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam melakukan pendanaan, MCI stabil melakukan investasi pada tiga hingga empat perusahaan dalam setahun. Tahun ini, mereka memiliki budget hingga Rp 100 miliar untuk investasi baru tahun ini.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, ada beberapa penyebab utama industri startup melakukan PHK.

"Pertama, Produk yang kalah bersaing, sehingga kehilangan market share secara signifikan. Kedua, kesulitan mencari pendanaan baru akibat investor lebih selektif memilih startup," papar Bhima saat dihubungi, Sabtu (28/5/2022).

Faktor ketiga, kata Bhima, kondisi makro ekonomi secara global penuh ketidakpastian, sehingga investor menghindari pembelian saham startup yang persepsi risikonya tinggi, terlebih ada kenaikan inflasi dan suku bunga di berbagai negaranya.

Keempat, saat ini pasar mulai jenuh dan hypersensitif terhadap promo dan diskon.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan