Senin, 1 September 2025

Mengenal Sosok Haji Haryanto, Pengusaha Bus AKAP dengan Hampir 300 Armada yang Rajin Santuni Yatim

Yang menarik dari sosok Haji Haryanto yang mantan tentara ini adalah, kepiawaiannya menanamkan nilai-nilai agama pada praktik bisnis transportasinya. 

Editor: Choirul Arifin
Tribun Jateng/Raka Pujangga
Haji Haryanto, pendiri dan pemilik PO Haryanto di garasi sekaligus kantor pusat di Ngembal, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (30/3/2021). 

"Saya siapkan dana kurang dari Rp 10 miliar untuk membangun masjid ini. Kondisi lagi susah begini, tapi saya mau bangun," ujar dia.

Haji Haryanto, pendiri dan pemilik PO Haryanto.
Haji Haryanto, pendiri dan pemilik PO Haryanto. (Tribun Jateng/Raka Pujangga)

Keputusan Pemerintah melarang mudik Lebaran di Hari Raya Idul Fitri tahun ini mengundang respon keberatan dari pengusaha transportasi darat.

Pengusaha bus antar kota meminta Pemerintah meninjau ulang larangan tersebut, alasannya kondisi pandemi yang sudah berlangsung selama setahun ini sudah membuat  banyak pengusaha bus antar kota dan pariwisata yang gulung tikar karena sepi penumpang dan sewa armada.

Soal Mudik, Minta Pemerintah Bijak

Haji Haryanto juga menyinggung kebijakan Pemerintah melarang mudik Lebaran ke masyarakat di Idul Fitri yang akan jatuh menjelang pertengahan Mei 2021 nanti.

Haji Haryanto menegaskan, pemerintah perlu mempertimbangkan ulang kebijakan larangan mudik Lebaran tahun ini.

"Saya hitung kira-kira 75 persen pengusaha bus ini terkena dampak pandemi. Kalau sampai tidak bisa mudik bagaimana nanti," ujarnya.

Haji Haryanto mengatakan, selama pandemi ini kondisi pengusaha bus memprihatinkan hingga menjual asetnya agar tetap hidup.

Dia mengaku perusahaannya selama membantu menolong para pengusaha bus tersebut dengan membeli puluhan armada busnya.

"Yang sudah saya beli 15 unit, ini rencana mau beli lagi 25 unit.‎ Saya beli untuk menolong mereka," ucapnya.

Permintaan angkutan bus sudah menurunan‎ sejak pandemi. Bila ada larangan mudik, akan menambah kondisi semakin buruk.

Dia menduga, jika mudik dilarang sekalipun, akan tetap banyak warga yang nekat pulang ke kampung halaman.

"Kalau diarang pun tetap pulang naik kontainer, dan itu justru sangat membahayakan," kata pria yang memulai dari usaha angkot di Tangerang sejak 1984 ini seperti dikutip dari Tribun Jateng.

Menurutnya, pemerintah perlu mempertimbangkan banyak hal terkait kebijakan mudik.

Haji Haryanto mengaku kasihan jika para perantau tidak bertemu lama dengan keluarganya yang berada di kampung halaman.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan