Profil Rian Mahendra, Pernah Drop Out dari SMA, Kini Jadi Juragan Bus dengan 300 Armada
Selain menjalankan bisnis bus AKAP di trayek Pulau Jawa dan Madura, PO Haryanto juga menjadi operator bus pariwisata.
Editor:
Choirul Arifin
Pada usia 19 tahun, Rian mulai mengelola operasional perjalanan bus Haryanto di wilayah timur.
Sedangkan sang Ayah mengelola di bagian barat. Suatu tantangan besar yang ia hadapi saat mulai merintis bisnis tranpostasi ini, saat ia menawarkan sendiri tiket busnya kepada calon penumpang di terminal.
Dia harus bersaing mencari penumpang saat sudah banyak PO bus lain yang lebih besar beroperasi dengan armada yang lebih bagus.
Selain terjun sendiri menjual tiket, ia juga menjalin pendekatan persuasif dengan para penumpang.
“Jadi melalui pendekatan persuasif ini kita jadi paham apa yang sebenernya diinginkan serta dibutuhkan para penumpang bus,” ujarnya dalam obrolan di channel Coach Yudi Candra di YouTube dikutip Kamis (30/12/2021).
Diejek Bus Kandang Ayam
Kerasnya dunia terminal membuat bus-bus PO Haryanto yang terdiri dari bus bekas non-AC kerap dicibir sebagai bus kandang ayam.
Rian juga kerap bertemu preman. Kondisi demikian menjadikan mentalnya lebih kuat di kemudian hari dan menjadi modal baik untuk mengelola bisnis transportasi.
Saat usaha transportasi PO Haryanto redup di 2006, Rian tetap gigih membantu sang ayah mengelola bisnis transportasi hingga pelan-pelan membawa bisnis PO Haryanto kembali rebound, bahkan berkembang pesat di kemudian hari.
“Saat ini sudah ada 300 unit dan PO Haryanto sudah men-cover trayek ke Madura, Solo, Wonogiri, Jogja, Kudus, Pati, Jepara sampai Bojonegoro dan di jalur-jalur Pantura seperti Pekalongan, Tegal dan Pemalang,” ujarnya.

Selain dikenal pekerja keras, Rian Mahendra juga menerapkan sikap low profile.
Hingga saat ini dia tak malu untuk turun ke lapangan langsung dan berkeliling menyambangi kru dan pool PO Haryanto di daerah serta menemui agen-agen tiketnya ke pelosok.
Ia juga masih turun langsung menolong penumpang busnya membawakan barang bawaan ke bagasi bus.
Menurutnya, kualitas pelayanan atau service adalah senjata utama bisnis transportasi agar bisa berkembang karena hal itu akan memberikan kenyamanan bagi para penumpang.
Dia secara berkala juga melakukan peremajaan armada busnya setiap ada armada yang memasuki usia lima tahun pemakaian.