Pasar Mobil Premium dengan Harga di Atas Rp 1 Miliar Melemah, Ford Tetap Optimistis di Indonesia
Penjualan mobil baru secara wholesale sepanjang Januari-Oktober 2025 hanya mencapai 635.844 unit, turun sekitar 10,6 persen
Ringkasan Berita:
- Pasar mobil premium di Indonesia tengah mengalami tekanan signifikan pada tahun ini
- Fenomena peralihan ke kendaraan listrik ini menunjukkan adanya perubahan perilaku konsumen di pasar kelas atas yang tidak terduga.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjualan mobil baru secara wholesale sepanjang Januari-Oktober 2025 hanya mencapai 635.844 unit, turun sekitar 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 711.000 unit menurut data Gaikindo.
Penurunan penjualan tersebut berdampak ke berbagai segmen kendaraan, termasuk model-model mobil premium.
Regional Director RMA Indonesia Roelof Lamberts menilai, pasar mobil premium di Indonesia tengah mengalami tekanan signifikan pada tahun ini.
Baca juga: Mantan Bos Inchcape Indomobil Jadi Kapten Bisnis Ford di Indonesia
"Pasar premium di Indonesia sangat berjalan keras tahun ini. Menarik melihat bahwa pasar premium menurun secara signifikan, meskipun itu terjadi di segmen harga yang berbeda," tutur Roelof dalam acara Konferensi Pers Blue Oval Days, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).
Menurutnya, penurunan paling terasa terjadi pada segmen kendaraan dengan harga di atas Rp 1 miliar yang tercatat turun hingga 40 persen. Meski begitu, konsumen di segmen ini tetap menunjukkan loyalitas terhadap kebutuhan mobilitas mereka.
Ford sendiri juga mengisi segmen pasar kendaraan premium dengan harga di atas Rp 1 miliar. Beberapa modelnya ialah Ford Mustang yang dijual seharga Rp 1,9 miliar, Ford Ranger Raptor Rp 1,2 miliar dan Ford Everest yang dijual seharga Rp 1 miliar.
"Konsumen tidak terlalu terpengaruh dan mereka tetap akan menggantikan mobil-mobil mereka. Tapi yang menarik, banyak orang kini memilih mobil elektrik sebagai mobil kedua. Jadi, mereka telah menggantikan mobil dari pasar premium menjadi mobil elektrik," jelas Roelof.
Fenomena peralihan ke kendaraan listrik ini menunjukkan adanya perubahan perilaku konsumen di pasar kelas atas yang tidak terduga.
Baca juga: Ford Mustang 2.3L EcoBoost Resmi Meluncur di GIIAS 2025, Dibanderol Rp 1,96 Miliar
Meski dihadapkan pada perlambatan pasar, Roelof menilai Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang kuat dan akan kembali menunjukkan peningkatan.
"Saya telah hidup melalui beberapa krisis di Indonesia, tapi negara ini selalu menunjukkan resiliensi. Pasar bisa menurun, tapi selalu kembali," ujarnya.
Dengan populasi besar dan kebutuhan mobilitas yang terus meningkat, Ford yakin pasar otomotif nasional akan pulih dalam beberapa tahun mendatang.
Sementara itu, Ford yang berada di bawah naungan RMA Indonesia mengaku masih mampu bertahan di tengah tekanan pasar.
"Beruntung Ford tidak terlalu terpengaruh. Kita masih melakukan dengan cukup baik dibandingkan dengan pasar keseluruhan," terang Roelof.
Ia menambahkan, Ford akan terus memperkuat kehadirannya di Indonesia dengan memperluas jaringan dealer dan meningkatkan aksesibilitas pelanggan.
"Kita akan menambahkan lebih banyak dealer, membuatnya lebih mudah bagi pelanggan untuk menemukan kita dan mengetahui produk-produk kita," ucap Roelof.
| Gaikindo Minta Kaji Ulang Skema Pajak Emisi, Jangan Hanya Fokus ke Hybrid |
|
|---|
| Gaikindo: Industri Otomotif Nasional Butuh Kebijakan Jangka Panjang Agar Tak Terganggu |
|
|---|
| Profil Putu Juli Ardika, Ketua Umum Baru Gaikindo Periode 2025-2028 |
|
|---|
| Permintaan Gaikindo ke Pemerintah: Jangan Korbankan Lapangan Kerja Jika Dorong Transisi ICE ke EV |
|
|---|
| Pajak Kendaraan Tinggi dan Ketimpangan Kebijakan Bikin Industri Otomotif Sulit Tentukan Arah |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.