Kamu Termasuk Orang yang Bucin? Waspada, Bisa Jadi Itu Tanda Inner Child Terluka
Buat kamu yang punya sifat bucin pada pasangan, hati-hati, sebab menjadi budak cinta bagi pasangan adalah salah satu tanda bahwa inner child terluka.
Parapuan.co - Apakah kamu termasuk orang yang bucin alias budak cinta pada pasangan? Kamu rela melakukan segala hal untuk menjaga pasangan tetap di sisimu?
Kalau iya, hati-hati, sebab bucin jadi salah satu tanda kalau inner child kamu terluka.
Inner child yang terluka ini terbawa sampai dewasa dan membuatmu jadi orang yang sangat takut kehilangan pacar atau suami.
Contohnya seperti yang dialami oleh Nenden Anne, salah seorang Kawan Puan yang bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan alat kesehatan.
Ia adalah orang yang bucin, hingga tanpa sadar terjebak dalam hubungan toksik dengan mantan pasangannya yang manipulatif.
Baca Juga: 7 Hal Ini Tanda Teman Iri pada Pencapaianmu, Salah Satunya Sering Memuji tapi Merendahkan
"Saat itu aku nggak tahu kenapa dalam hal karier dan pekerjaan bisa sukses, namun dalam hal menganalisis sifat dan karakter laki-laki selalu gagal," cerita Nenden kepada PARAPUAN.
"Pada akhirnya saat sudah ke psikolog, ditemukanlah pemantik atau penyebab kenapa aku bisa bucin dan terjebak dalam hubungan toksik. Ternyata itu ada hubungannya ke inner child, trauma masa kecil," cerita Nenden lebih lanjut.
Trauma itu terjadi saat dirinya remaja, dimana ia mulai menyukai laki-laki, namun merasa kalau dirinya tidak 'cukup' untuk bersaing dengan teman perempuan lain yang lebih 'cantik'.
Sebab pada saat itu tubuhnya gemuk, kulitnya gelap, kucel, dan punya jerawat di wajah.
Alhasil Nenden takut ketika harus bersaing dengan perempuan lain yang kata standar lebih 'cantik' untuk mendapatkan laki-laki yang ia sayangi.
Lalu ketika ada seseorang yang menyukai Nenden, ia pun berpikiran bahwa sebuah keajaiban ada laki-laki yang suka padanya.
Namun kehadiran laki-laki yang menyukai Nenden ini tanpa disadari memantik ketakutan dan insecurity dalam dirinya.
Baca Juga: Tanda Kamu Mengalami Hubungan Toksik dengan Ibu, yuk Pahami!
"Waktu itu ketakutan terbesar adalah kalau putus, ada lagi nggak ya, yang suka sama aku. Aku takut kalau putus maka tidak ada lagi laki-laki yang suka.
"Alhasil aku bucin, seluruh tenaga, perasaan, pikiran, bahkan keuangan dikasih. Dan ini berlanjut sampai ketika aku menikah. Aku takut banget kalau sampai cerai bagaimana?" ujar Nenden.
Namun pada akhirnya, Nenden tetap terjebak di dalam hubungan toksik dengan mantan suaminya yang manipulatif.
Beruntung ia sadar dan segera menceraikan suaminya itu.
Saat dirinya ke psikolog itulah baru diketahui pemantik bucinnya. Psikolog pun memberikan saran padanya berupa sugesti positif.
"Pada akhirnya, psikolog memberikan terapi dan sugesti. Psikolog meminta aku untuk 'Coba biasakan setiap bangun tidur itu ngaca, evaluasi diri sendiri, dan lihat values yang dimiliki.
"Dari situ aku sadar bahwa aku sebagai perempuan itu berharga dan punya value."
Nenden pun mengungkap bahwa dengan terapi sugesti yang direkomendasikan oleh psikolog ia lebih mencintai dan menerima dirinya sendiri. Tidak lagi bucin karena merasa dirinya buruk atau kurang.
Baca Juga: Toxic Beauty Standards Tak Kenal Gender, 4 Aktor Ini Pernah Mengalaminya
"Sekarang ini aku memang janda, terus kenapa? Toh aku punya karier yang bagus, finansial cukup, teman dan sahabat dekat ada, hubungan profesional dengan rekan kantor pun baik.
"Aku sadar bahwa aku pun punya value," terang Nenden kepada PARAPUAN.
Senada dengan yang Nenden lakukan pada diri sendiri untuk mengobati trauma masa lalu, Anastasia Satriyo, sebagai psikolog anak, memberikan tips untuk kita bisa menyembuhkan inner child yang terluka agar tidak bucin atau terjebak hubungan toksik.
“Melatih berkata-kata baik dan menjadi teman terbaik diri kita, sehingga penting banget berlatih melakukan inner talk habit yang positif dengan diri sendiri dulu.
"Sebelum berharap mendapatkan penerimaan dan kata-kata yang baik dari orang di hidup kita, terutama pasangan dan anak,” lanjut Anastasia.
Dari latihan bicara dengan diri sendiri, kita nanti akan menemukan hal-hal tentang diri kita yang selama ini kamu jarang sadari.
Mulai dari emosi dan perasaan yang muncul, kemudian belajar memahami bagaimana itu semua bisa muncul.
Baca Juga: Jangan Sampai Terjebak! Yuk, Kenali Ciri-ciri Toxic Relationship
“Nggak kenal diri kita yang di dalam makanya susah sayang sama diri sendiri. Makin kenal sama diri yang di dalam, belajar mengenali dan menamai perasaan dan emosi yang muncul, belajar memenuhi kebutuhan emosi kita dulu dengan cara-cara self-care emosi.
Bisa olahraga, makan yang sehat, latihan napas, kualitas tidur dan istirahat yang cukup akan membuat kita makin sayang sama diri,” ujar Anastasia. (*)