Ciri Perempuan Tipe Pengelola dalam Menggapai Mimpi, Tidak Akan Membiarkan Apapun Menghalangi
Salah satu tipe perempuan dalam menggapai mimpi adalah Pengelola, yang fokus pada diri sendiri dan mengandalkan logika. Simak kisahnya ini.
Parapuan.co – Dalam menggapai dan mengendalikan mimpinya, perempuan itu terbagi menjadi empat tipe; Pengelola, Pengabdi, Pengembara, dan Pengampu.
Masing-masing tipe itu memiliki cara sendiri dalam mewujudkan mimpinya, termasuk cara pengambilan keputusan mereka, apakah mengedepankan logika atau perasaan.
Salah satu contohnya adalah tipe Pengelola. Perempuan tipe Pengelola ini punya kendali penuh atas mimpinya, berorientasi pada diri sendiri, serta mengedepankan logika dalam hal pengambilan keputusan.
Tipe Pengelola, menempatkan diri sendiri sebagai orientasi mimpi-mimpinya, yakni untuk kesenangan atau pembuktian diri.
Baca Juga: 4 Aktris Hollywood dengan Tipe Pengabdi dalam Mewujudkan Mimpinya
Mereka lebih realistis soal mimpi-mimpi itu, seperti mematok target jenjang karier, punya aset, atau menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu.
Tipe Pengelola adalah perempuan yang mampu menyusun skala prioritas dalam pencapaian mimpinya.
Contoh nyata perempuan tipe Pengelola ini adalah Nenden Anne, seorang manajer di perusahaan alat kesehatan, yang juga salah satu dari Kawan Puan.
Nenden Anne membagikan cerita dirinya kepada PARAPUAN sebagai tipe perempuan Pengelola yang punya tujuan jelas dalam karier serta punya kendali kuat untuk mimpinya.
Dalam hal mimpi, Nenden punya keinginan yang sangat kuat yakni tidak mau merepotkan orang lain.
Ia sudah menegaskan pada dirinya untuk tidak mau membuat orang lain susah.
Makanya, ia selalu mati-matian berusaha mengejar cita-cita dan meraih mimpinya.
"Saya tidak ingin menyusahkan atau merepotkan orang lain di sekitar. Saya ingin, apa yang saya inginkan atau ingin raih, harus dari usaha sendiri," ucap Nenden pada PARAPUAN.
Baca Juga: Kenalan dengan Perempuan Tipe Pengabdi yang Ingin Membahagiakan Orang Lain
Ia pun tidak ingin masalah dalam hidup membebani orang di sekitar. Pada intinya, ia tidak ingin buat orang lain repot.
Dimulai sejak lulus kuliah, Nenden mulai setting goal untuk menjadi seorang yang sukses, lebih dari orang tuanya yang seorang karyawan pabrik.
Ia mulai melakukan pekerjaan pertama saya di sebuah pabrik industri makanan dan bekerja sebagai leader quality control di pabrik industri makanan pada tahun 2013.
Pekerjaannya itu tidak bisa dibilang mudah. Nenden pernah menjalani pekerjaan shift, yang salah satu shift-nya adalah masuk jam 11 malam dan selesai di jam 7 pagi.
Bahkan ia pernah bekerja 12 jam lebih selama shift. Namun ia tidak risau, sebab ia punya cita-cita dan keinginan yang mau diraih.
Beberapa tahun berikutnya, berkat kerja keras dan tekad untuk membuktikan diri bahwa ia mampu bekerja dan berkarier dengan usaha sendiri, Nenden naik jabatan jadi supervisor.
Namun peristiwa tak terduga datang, mama Nenden sakit hingga membuatnya amat sedih.
Nenden pun kala itu berjanji pada mamanya untuk bisa menjadi manajer sebelum usia 30 demi bisa membuktikan diri pada orang tuanya bahwa ia sukses berkarier.
Baca Juga: Kamu Termasuk Orang yang Bucin? Waspada, Bisa Jadi Itu Tanda Inner Child Terluka
Namun takdir berkata lain, mama Nenden meninggal sebelum sempat melihatnya jadi manajer.
Hancur dan sedih sudah pasti, namun ia tidak mau terpuruk. Ia lebih fokus dan giat bekerja lagi untuk bisa menjadi manajer.
Kesempatan datang saat Nenden pindah ke perusahaan lain di Bandung.
Ia mendapat tawaran sebagai manajer di perusahaan alat kesehatan yang notabene jauh berbeda dengan bidang industri makanan yang saya geluti enam tahun ke belakang.
Tapi ia ingat bahwa manajer adalah posisi yang diinginkannya. Cita-cita dan janji pada mamanya yang harus diwujudkan.
Pada akhirnya ia ambil posisi manajer di perusahaan alat kesehatan di Bandung.
Namun di tengah jalan, prahara datang dari rumah tangga Nenden. Suami yang baru dinikahinya beberapa bulan ketahuan selingkuh.
Bertepatan dengan ia harus melaksanakan audit sebagai salah satu tugasnya di kantor.
Baca Juga: Tanpa Disadari, Rutinitas Jadi Alasan Kenapa Waktu Terasa Cepat
Kacau, pikiran otomatis terbelah antara pekerjaan atau kehidupan rumah tangga.
Tapi Nenden sadar, posisi manajer ini adalah cita-cita dan impian yang ia inginkan sejak dulu.
Cita-cita yang akan menjadi pembuktian dirinya ke orang tua kalau ia bisa sukses.
"Saya tidak mau, perselingkuhan suami menghentikan langkah saya dalam meraih mimpi. Saya perempuan, saya sadar saya punya mimpi, dan saya harus pegang kendali atas mimpi saya sendiri," cerita Nenden pada PARAPUAN.
Nenden pun berangkat ke tempat audit, pikirannya fokus ke pekerjaan dan mengesampingkan urusan rumah tangga.
"Saya tidak mau impian selama ini hancur karena peristiwa yang tiba-tiba terjadi. Saya akan terus berada di jalan saya mewujudkan mimpi," ucap Nenden kala itu.
Beruntung, audit berjalan lancar dan ia bahkan diterima sebagai manajer tetap di perusahaan tempat bekerja, tanpa harus presentasi ke headquarter di Eropa sebagai syarat lulus probation.
Baca Juga: Survei PARAPUAN Membuktikan Perempuan Indonesia Kini Berani Memilih Bekerja atau Tidak
Lega, ia puas bisa memegang kendali atas mimpi dan hidupnya dengan meraih jabatan yang sejak dulu diinginkan.
Baru setelah itu, saya mulai bicara dengan suami.
Saat itu ia berpikir bahwa tidak mau dikontrol oleh orang lain, dan tidak ingin sang suami merampas kehidupan miliknya.
Ia tidak mau jadi korban dalam sebuah hubungan yang toksik. Alhasil, Nenden pun memilih pisah dari suaminya.
"Menyesal mungkin ada, namun saya tidak terlarut dalam pikiran buruk. Pikir saya, 'Menikah dengannya adalah keputusan yang dulu saya ambil, maka saya harus terima risiko jika memang saat ini kami harus berpisah,'” cerita Nenden pada PARAPUAN.
"Saya ambil sikap dengan kembali memegang kendali atas hidup. Kembali saya berpikir, 'Saya ini manusia loh, saya ini perempuan. Saya ini seorang yang utuh.
"Diri dan hidup ini adalah milik saya, jadi saya yang berhak mengambil kendali atas hidup. Saya tidak mau orang lain mengontrol pikiran maupun tubuh saya.”
Setelah berpisah, Nenden justru merasa lebih bahagia, lebih tenang, dan menemukan dirinya yang dulu, seorang Nenden yang hangat, ceria, fokus pada impiannya, dan dekat dengan keluarga serta teman.
Baca Juga: Senang Bergaul Bisa Bantu Sukseskan Karier, Kawan Puan Wajib Simak!
Dimana ia menyadari sosok Nenden yang hangat dan ceria itu hilang selama pernikahan. Ia merasa dirinya yang kemarin bukan seperti aslinya.
Kini, Nenden kembali memfokuskan pikirannya pada pekerjaan, karena ada goal berikutnya yang mau ia raih dalam lima tahun mendatang.
"Saya ingin dalam lima tahun mendatang, saya bisa menjadi manajer yang bisa handle beberapa cabang perusahaan di berbagai negara.
"Sekarang ini saya pegang jabatan manajer perusahaan masih 1 ½ tahun.
"1-2 tahun ke depan saya belajar dan memahami segala hal yang dibutuhkan di posisi ini. Misalnya jadi manajer yang baik itu untuk apa, apa yang diperlukan sebagai manajer, dan sebagainya.
Lalu 3 sampai 4 tahun mendatang mengembangkan kemampuan yang dimiliki, dan 5 tahun bekerja, saya mulai mewujudkan cita-cita untuk menjadi manajer yang handle beberapa cabang perusahaan sekaligus," tutur Nenden lebih jauh.
Nenden pun meninggalkan pesan untuk para perempuan di luar sana, “Jangan pernah takut mengambil sikap. Termasuk mengambil sikap untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan jika sudah tidak bahagia.
Baca Juga: Selain Menuliskannya, Ini 5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Kendalikan Rasa Cemburu
“Kita perempuan berhak bahagia, memegang kendali atas mimpi dan kehidupan kita. Maka jangan ragu mengambil sikap. Tanamkan mindset positif karena dengan begitu kamu bisa lebih berkembang.” (*)