Belajar Filosofi Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu dalam Rangka Hari Anak Nasional
Yuk, cari tahu filosofi permainan tradisional anak zaman dulu yang punya makna pembelajaran untuk hidup kita. Sekaligus merayakan Hari Anak Nasional.
Parapuan.co - Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Tahun ini, Hari Anak Nasional atau HAN jatuh pada Jumat esok.
Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, PARAPUAN ingin mengajak Kawan Puan sedikit nostalgia dengan permainan tradisional anak zaman dulu yang ternyata punya makna serta filosofi mendalam.
Tak main-main, filosofi permainan tradisional ini bisa kita bawa hingga dewasa dan kita terapkan dalam kehidupan.
Baca Juga: Unik! 5 Tradisi Merayakan Hari Raya Idul Adha Ini Cuma Ada di Indonesia
Dari yang awalnya permainan anak-anak, berubah menjadi pembelajaran untuk kita maupun buah hati.
Kawan Puan, simak langsung ya, ada apa saja permainan zaman dulu yang filosofinya amat kental dengan kehidupan, seperti melansir dari Bobo.grid.id.
1. Galasin
Galasin adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak zaman dulu bersama dengan teman-temannya.
Galasin juga dikenal dengan sebutan gobak sodor di beberapa daerah.
Untuk memenangkan permainan galasin, seseorang harus berjaga seperti pintu gerbang dengan tugas mencegah lawan yang mau masuk ke wilayahnya.
Filosofi dari permainan ini adalah jika ada satu pintu tertutup, maka akan ada pintu lain yang terbuka.
Permainan zaman dulu ini pun mengajarkan anak-anak tentang kekompakan dan kebersamaan.
2. Egrang
Cara bermain egrang adalah dengan menaiki bambu panjang dengan sebuah pijakan kaki kemudian berjalan dengan bambu tersebut.
Supaya lebih seru, anak-anak membuat perlombaan sederhana tentang siapa yang bisa jalan jauh dengan menggunakan egrang.
Tidak ada hadiah dari permainan ini, namun filosofi yang kita petik adalah keyakinan dan percaya diri bisa membuat kita mengatasi tantangan.
Permainan tradisional ini sekarang lebih sering kita temui dalam lomba agustusan.
Baca Juga: Tingkatkan Kreativitas Anak, Ini Macam Permainan Bermakna yang Bisa Dicoba
3. Lompat tali
Lompat tali adalah permainan zaman dulu yang dimainkan dengan menggunakan tali terbuat dari rangkaian karet gelang.
Anak-anak biasanya merangkai karet gelang ini dulu sebelum memulai permainan lompat tali.
Dimulai dari yang paling rendah hingga ke yang paling tinggi, anak yang berhasil melompati setiap tinggi tali adalah pemenangnya.
Filosofi dari permainan ini adalah setiap kali kita selesai menaklukkan tantangan, maka akan ada tantangan lain yang lebih tinggi atau sulit dari sebelumnya.
Oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah dan harus tetap berusaha.
4. Engklek
Engklek punya berbagai nama lain di beberapa daerah Indonesia misalnya sura anda, teklek, dampu, jlong-jiling, dan cenge-cenge.
Permainan tradisional anak ini dilakukan dengan cara menggambar sebuah pola di tanah, kemudian secara bergiliran tiap anak melempar dadu dan melompat di atas pola yang sudah digambar.
Dalam permainan engklek, terdapat sebuah filosofi yakni jika ingin mencapai kekuasaan atau cita-cita, maka kita harus berusaha dan gigih memperjuangkannya.
Baca Juga: Bisa Dilakukan Bareng Orang Tua, Ini Rekomendasi Permainan Anak di Rumah
5. Petak umpet
Di balik kesederhanaan bermain petak umpet, ternyata tersimpan filosofi yang amat dalam.
Petak umpet dimainkan secara beramai-ramai, dengan salah satu orang yang berjaga.
Orang yang jaga ini harus menutup mata dan menghitung sesuai dengan hitungan yang telah disepakati, kemudian anak-anak lain bersembunyi agar tidak mudah ditemukan.
Kalau anak yang bersembunyi ditemukan oleh anak yang jaga, maka ia gantian harus tutup mata, menghitung, dan mencari.
Makna dari permainan ini adalah mengingatkan tentang kehidupan dunia dan kehidupan setelah kematian.
Wah, siapa sangka maknanya sedalam itu, ya?
Baca Juga: Meski di Rumah, Rayakan Hari Anak Nasional dengan Kegiatan Ini!
6. Congklak
Permainan congklak dulunya dimainkan secara langsung antara dua orang.
Namun kini, permainan congklak sudah banyak ditemui di aplikasi game smartphone.
Tujuan dari permainan tradisional congklak adalah mengumpulkan lebih banyak biji di akhir permainan.
Siapa yang paling banyak mengumpulkan, maka ia yang menang.
Filosofi dari permainan congklak adalah setiap orang itu punya jatah makan yang sama setiap hari atau minggu.
Congklak juga mengajarkan kita bahwa apa yang kita lakukan hari ini akan berakibat pada hari mendatang. (*)