Mulai Oktober, Naik Pesawat dan Kereta Api Tidak Perlu Pedulilindungi
Mulai Oktober nanti, naik pesawat dan kereta api tidak perlu menggunakan aplikasi Pedulilindungi karena datanya sudah terintegrasi dengan tiket.
Parapuan.co - Kabar terbaru untuk Kawan Puan semua. Mulai Oktober 2021 mendatang, kamu tidak perlu pakai aplikasi Pedulilindungi untuk naik pesawat maupun kereta api.
Meski tidak perlu pakai aplikasi Pedulilindungi, namun kamu yang akan bepergian dengan moda transportasi umum tersebut wajib sudah vaksin minimal dosis pertama dan juga dalam keadaan sehat.
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah memang memberlakukan penggunaan aplikasi Pedulilindungi untuk masyarakat yang akan bepergian.
Tujuan penggunaan aplikasi Pedulilindungi itu adalah untuk mencegah penularan Covid-19 dan melacak mobilitas masyarakat di masa pandemi.
Baca Juga: Ketahui! Penyebab dan Solusi Sertifikat Vaksin Covid-19 Belum Muncul
Meski begitu, tidak semua masyarakat bisa mengunduh dan menggunakan aplikasi Pedulilindungi.
Hal itu dikarenakan ponsel mereka adalah versi lama, memori ponselnya sudah terlanjur penuh, ponsel lemot atau lama, hingga cepat panas dan baterai habis saat pakai aplikasi Pedulilindungi.
Oleh karena adanya masalah tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperbaiki dan memperbarui mekanisme terkait peraturan bepergian yang harus menggunakan aplikasi Pedulilindungi itu.
Perubahan dan pembaruan itu sebagai solusi untuk mengakomodasi masyarakat yang tidak bisa mengunduh dan menggunakan aplikasi Pedulilindungi di ponselnya.
Alhasil mulai bulan Oktober 2021 mendatang, Kemenkes memberikan sejumlah opsi untuk menunjukkan status vaksinasi seseorang.
"Ini akan launching di bulan Oktober ini. Ada proses dimana kami memerlukan beberapa model untuk bisa diakses oleh setiap orang," ujar Chief Digital Transformation Office Kemenkes, Setiaji, dalam diskusi virtual, Jumat (24/9/2021), melansir dari Kompas.com.
Naik kereta api dan pesawat tidak perlu aplikasi Pedulilindungi
Bentuk solusi dari Kemenkes untuk masyarakat yang tidak bisa mengunduh dan menggunakan aplikasi Pedulilindungi di ponselnya adalah integrasi dengan tiket kereta dan pesawat.
Baca Juga: Tidak Dapat SMS dari 1199 Setelah Vaksinasi Covid-19? Cek Mandiri ke Pedulilindungi
Masyarakat yang tidak punya smartphone dan akan melakukan perjalanan dengan kereta api maupun pesawat tetap bisa diketahui hasil vaksin dan PCR-nya.
Tanpa mengunduh aplikasi Pedulilindungi, status hasil tes swab PCR maupun antigen, serta status vaksinasi tetap bisa terindentifikasi.
Hasil tes dan status vaksinasi tersebut bisa diketahui melalui nomor NIK saat membeli tiket.
"Kalau naik kereta api itu sudah tervalidasi pada saat pesan tiket. Sehingga tanpa menggunakan handphone pun itu bisa diidentifikasi bahwa yang bersangkutan sudah memiliki vaksin dan ada hasil tesnya (PCR atau antigen)," ujar Setiaji.
Begitu pula dengan pesawat yang mana data hasil tes dan status vaksinasi bisa terintegrasi dengan tiket pesawat.
Untuk saat ini, memang naik kereta api jarak jauh maupun dekat, status vaksinasi dan hasil tes swab PCR maupun antigen bisa diketahui melalui aplikasi KAI Access.
KAI Access adalah aplikasi untuk memesan tiket kereta api serta untuk check-in sebelum naik kereta api.
Saat Kawan Puan check-in di loket sebelum naik ke kereta api, otomatis nanti akan muncul status vaksinasi dan juga hasil tes swab PCR maupun antigen.
Baca Juga: Waspada Situs Peduli Lindungi Palsu! Ini Bedanya dengan yang Asli
Dengan begitu, kamu tidak perlu mengunduh aplikasi Pedulilindungi karena status vaksinasi sudah terintegrasi dengan data tiket digital di aplikasi KAI Access.
Sementara itu, untuk tempat yang tidak terintegrasi dengan aplikasi Pedulilindungi, Kawan Puan bisa memeriksanya secara mandiri atau self-check.
Caranya dengan memasukkan NIK lalu kemudian Kawan Puan bisa membuktikan langsung mengenai kelayakan status vaksinasi untuk masuk ke tempat tersebut.
Kelayakan status vaksinasi itu akan muncul melalui notifikasi.
"Di Pedulilindungi itu sudah ada fitur untuk self check. Jadi sebelum berangkat orang-orang bisa menggunakan self-check terhadap dirinya sendiri," pungkas Setiaji. (*)