Kenali Makna dan Pentingnya Menerapkan Slow Living Lewat Arisan Parapuan Episode 13
Mengenal apa itu slow living dan cara menerapkannya dalam kehidupan lewat Arisan Parapuan Episode 13.
Penulis:
Alessandra Langit
Editor:
Fira Firoh
Parapuan.co - Di era modern yang segalanya serba cepat ini, membuat diri kadang susah untuk menghela napas sebentar.
Kondisi serba cepat tersebut dikenal dengan istilah hustle culture.
Memang serba cepat memudahkan kita untuk mengejar perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.
Namun, hidup serba cepat dan menganut hustle culture ternyata punya dampak yang cukup berbahaya bagi kesehatan mental kita.
Pada Kamis (31/3/2022), PARAPUAN mengadakan Arisan Parapuan Episode 13: Belajar Hidup Lambat di Dunia Serba Cepat yang bertujuan untuk mengajak Kawan Puan memaknai hidup dengan lambat demi kesejahteraan mental.
Diskusi ini dipandu oleh Ni Luh Puspa dan mendatangkan pembicara Irma Gustiana A, M.Psi., Psikolog., CPC, psikolog yang akrab disapa Ayank Irma.
Ayank Irma juga dikenal sebagai founder dari klinik Ruang Tumbuh, pusat konsultasi psikologi dan pengembangan diri.
Pada kesempatan ini, Ayank Irma memberikan pengetahuan tentang fenomena hustle culture yang ternyata lahir dari kebiasaan manusia yang membandingkan hidup kita dengan orang lain.
"Kenapa kita jadi orang yang buru-buru banget? Karena adanya komparasi. Kita selalu lihat orang lain jauh lebih sukses dari kita," kata Ayank dikutip dari Parapuan.co.
Baca Juga: Yuk, Kenali Apa Itu Slow Living Lewat Arisan Parapuan Episode 13
"Padahal, journey orang berbeda-beda. Jangan sampai kita kejar-kejaran," tambahnya.
Kawan Puan, Ayank Irma juga mematahkan stigma bahwa hidup dengan lambat atau slow living itu sama dengan menunda pekerjaan.
Menurut Ayank Irma, penting bagi kita untuk mengambil waktu sejenak bagi diri sendiri atau me time dengan cara sederhana.
Berdasarkan penjelasan Ayank, mengambil jeda sebentar bagi diri sendiri itu justru dapat membantu kita lebih produktif.
Dari 97 Kawan Puan yang hadir lewat platform Zoom, ada tiga orang yang melemparkan pertanyaan kepada Ayank.
Dari ketiga pertanyaan tersebut, ternyata banyak Kawan Puan yang memiliki kesulitan untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri.
Ada keresahan tersendiri bahwa me time merupakan pelarian dari tanggung jawab yang harus kita lakukan.
Ayank pun menjelaskan bahwa me time itu berarti meluangkan waktu sebentar untuk diri sendiri, bisa sesederhana meminum air hangat.
Nah, penting untuk Kawan Puan untuk berdiskusi dengan diri sendiri ketika ingin mengambil jeda waktu.
Baca Juga: Apa Itu Slow Living? Pahami Gaya Hidup Lambat di Dunia Serba Cepat
"Cek lagi, me time diambil untuk diri sendiri atau ada keinginan dengan sadar untuk menunda pekerjaan kita?" ungkap Ayank.
Selain Ayank Irma yang berbicara, ada tiga Kawan Puan yang ikut berbagi kisahnya menjalani hidup di dunia yang kini serba cepat.
Najla, seorang mahasiswi semester 2 yang kini harus kuliah sambil bekerja mengaku awalnya kewalahan dengan adanya hustle culture.
Namun, ia kini belajar dengan pelan-pelan untuk memaknai bahwa kita tidak boleh menuntut diri sendiri terlalu banyak.
Sedangkan untuk Maya, seorang ibu rumah tangga, menyesuaikan hidup pribadi dengan ekspektasi lingkungan sangatlah sulit.
"Sulit hidup di era yang serba cepat, pengen nggak buru-buru tapi di sisi lain lingkungan tidak memungkinkan," ungkap Maya.
Terakhir, Fadilla, seorang working mom, membagikan pengalamannya merasakan hidup dengan cepat dengan lambat.
Pernah bekerja demi ambisi dan berakhir dengan kelelahan, Fadilla kini memilih untuk menjalani slow living demi kesehatan mentalnya.
Setelah mendengar cerita yang dibagikan oleh Kawan Puan, Ayank Irma pun menyampaikan pesan dan kesimpulan dari diskusi yang seru ini.
"Yang paling penting kesehatan kesejahteraan psikologis, memulai hidup lambat bukan berarti kita ketinggalan, tetapi memberikan keluangan untuk diri sendiri lebih mindfull," tutup Ayank.
Nah itu dia Kawan Puan rangkaian diskusi Arisan Parapuan Episode 13: Belajar Hidup Lambat di Dunia Serba Cepat.
Kawan Puan, apakah kamu sudah siap untuk belajar hidup lambat di dunia modern yang serba cepat ini?
Baca Juga: Kenali Hustle Culture, Penyebab Pekerja Alami Burnout hingga Depresi
(*)