Selasa, 9 September 2025

Cut Meutia, Pahlawan Nasional Perempuan Aceh yang Ahli dalam Strategi Perang

Ahli dalam strategi perempuan, inilah sosok Cut Meutia yang merupakan pahlawan nasional perempuan dari Aceh.

Penulis: Fira Firoh
Cut Meutia 

Parapuan.co- Tak disangka sebentar lagi kita akan menyambut hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-77 pada 17 Agustus 2022 besok.

Untuk merayakannya, PARAPUAN akan mengulik profil pahlawan nasional perempuan salah satunya Cut Meutia.

Pahlawan perempuan nasional asal Aceh ini, mempertaruhkan nyawanya saat Indonesia dijajah Belanda pada masa kolonialisme dahulu.

Sejak kecil, ia diketahui tumbuh besar dengan didikan ilmu agama dan pengetahuan berpedang.

Tak heran jika Cut Meutia dikenal sebagai ahli pengatur strategi perang yang berhasil menghacurkan taktik pertahanan militer Belanda.

Melansir Kompas.com, Cut Meutia pernah menggunakan strategi perang dengan taktik serang dan mundur, serta memakai jasa prajurit untuk memata-matai gerak-gerik lawan.

Meski sempat dibujuk untuk menyerah dan berdamai, Cut Meutia tetap memilih berperang untuk mempertahankan kedaulatan negaranya.

Pahlawan nasional perempuan yang lahir pada 15 Februari 1870 di Aceh ini, merupakan putri tunggal dari pasangan Teuku Ben Daud dan Cut Jah.

Baca juga: Mengenal Siti Manggopoh, Pahlawan Perempuan yang Dijuluki Singa Betina dari Minang

Kedua orang tua Meutia merupakan keturunan asli Minangkabau asal Sijunjung, Sumatera Barat.

Ayah Cut Meutia sendiri merupakan seorang ulama dan pemimpin di daerah Pirak saat itu.

Dalam kehidupan asmara, Cut Meutia diketahui telah menikah sebanyak tiga kali.

Suami pertamanya bernama Teuku Syamsarif atau yang dikenal Teuku Chik Bintara.

Kemudian, suami keduanya bernama Teuku Chik Muhammad yang membawanya pertama kali turun ke medan perang.

Lalu ia bersama Chik Muhammad memimpin serangan melawan Belanda pada 1899.

Menanggapi serangan dari keduanya, pasukan Belanda kebingungan harus berbuat apa.

Namun dua tahun setelahnya, Cut Meutia dan Chik Muhammad bersama pasukannya tidak lagi bergerak.

Belanda mengira mereka sudah kehilangan semangat untuk melakukan perlawanan. Sayangnya, dugaan Belanda salah.

Baca juga: Hari Kowal, Mengenal Malahayati Si Laksmana Laut Perempuan Pertama

Pada 1901, Cut Meutia dan Chik Muhammad kembali melakukan serangan mendadak dan berhasil menghancurkan pertahanan Belanda di sana.

Atas keberhasilannya ini, Teuku Chik Muhammad diangkat menjadi Bupati Keureutoe oleh Sultan Aceh.

Pada 1905, Chik Muhammad ditangkap dan ditembak mati oleh pasukan Belanda.

Usai suami kedua meninggal, Cut Meutia menikah lagi dengan Pang Nanggroe.

Bersama suami ketiganya, Cut Meutia melanjutkan kembali perlawanan dengan penjajahan Belanda.

Ia bersama Pang Nanggroe bergabung dengan pasukan lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe.

Namun saat mendapat serangan dari Korps Marechausee, satuan militer bentukan kolonial Hindia Belanda, di Paya Ciem, Cut Meutia bersama para pejuang perempuan lainnya melarikan diri ke hutan.

Lalu Pang Nanggroe melanjutkan perlawanan hingga tewas pada 26 September 1910.

Mengetahui hal tersebut, Cut Meutia bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan sisa-sisa pasukan yang ada sebanyak 45 orang dan 13 senjata.

Cut Meutia berhasil menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melintasi hutan belantara.

Pada 24 Oktober 1910, tempat persembunyian Cut Meutia bersama pasukannya di Paya Cicem diketahui oleh pihak Belanda.

Awalnya ia menolak untuk ditangkap dan melakukan perlawanan dengan memegang senjata khas Aceh, rencong.

Karena Cut Meutia melawan, Belanda menembak Cut Meutia di kepala dan dada.

Pada 19 Desember 2016, pemerintah Republik Indonesia mengabadikan sosok Cut Meutia dalam pecahan uang kertas rupiah baru Republik Indonesia, Rp1.000.

Ia juga dikukuhkan menjadi pahlawan nasional perempuan Indonesia atas jasa-jasanya.

Nah, Kawan Puan, itu tadi cerita tentang perjuangan dan hidup sosok Cut Meutia. (*)

Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan