Pemilu 2014
Caleg Stres Datangi Pesantren di Kaki Gunung Sawal
Sebanyak 13 orang calon anggota legislatif (caleg) mendatangi Pondok Pesantren Nurul Firdaus di Dusun Panoongan
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Sebanyak 13 orang calon anggota legislatif (caleg) mendatangi Pondok Pesantren Nurul Firdaus di Dusun Panoongan, Desa Kertaharja, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, sejak pemilu legislatif, 9 April lalu.
Mereka mendatangi pondok pesantren di kaki Gunung Sawal itu dengan keluhan stres atau depresi setelah mengetahui minimnya perolehan suara masing-masing di pemilu.
"Alhamdulillah, sampai hari ini (Jumat 18/4, Red) sudah ada 13 orang yang datang untuk diterapi," ujar Dr Gumilar SPd MM CH CHT, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Nurul Firdaus, kepada Tribun, Jumat (18/4).
Ketiga belas caleg yang datang untuk dihipnoterapi tersebut, menurut Gumilar, tujuh orang di antaranya berasal dari Ciamis dan enam orang dari Tasikmalaya. Tiga orang di antaranya perempuan.
"Identitas mereka tentu dirahasiakan. Hampir semuanya caleg tingkat kabupaten/kota, hanya seorang caleg tingkat provinsi. Caleg untuk DPR RI belum ada yang konsultasi ataupun diterapi di pondok kami," ujar Gumilar, yang mengaku belajar hipnoterapi selama dua tahun dan kini mengembangkan hipnosis spiritual-hypnotivation theraphy (SHOT).
Gumilar mengatakan, para caleg itu datang dengan berbagai keluhan, setelah mengetahui raihan suara hasil pemilu yang memastikan mereka tidak mendapat kursi di dewan. Di antara keluhan tersebut, sulit tidur, merasa dibohongi, dan dendam.
Keluhan lainnya yang khas gejala depresi, kata Gumilar, adalah khawatir ditagih utang setelah mengeluarkan uang banyak untuk pemilu dari hasil pinjaman, mengaku sulit untuk kembali ke lingkungan, menutup diri, hingga merasa telah kehilangan banyak harta.
"Ada juga yang enggan pulang ke rumah dan ingin pindah dari kampung tempat ia selama ini tinggal karena merasa sudah ditipu oleh tetangganya sendiri. Waktu pemilu lalu, caleg tersebut telah memberikan banyak bantuan ke tetangganya, termasuk bantuan uang untuk membangun jalan gang yang nilainya jutaan rupiah. Hasilnya, pada pemilu lalu ia hanya mendapat enam suara di kampungnya tersebut," katanya.
Setelah melakukan hipnoterapi terhadap tiga belas caleg yang mengalami gejala stres atau depresi tersebut, kata Gumilar, tujuh puluh persen di antaranya sudah bisa melupakan kekecewaan yang mereka alami.
"Dan mengaku sudah bisa tidur, berani kembali pulang ke rumah. Tiap orang sempat dua hingga tiga kali terapi. Sekali terapi dibutuhkan waktu sampai dua jam. Cukup lama juga untuk mengaktifkan alam bawah sadar dan menyugestinya. Tentunya diawali dengan pendekatan spiritual. Setelah dihipnosis, diharapkan para caleg tersebut tidak lagi depresi dan sanggup melupakan kekecewaan karena pemilu kemarin," kata Gumilar. (sta)