Kamis, 18 September 2025

Calon Presiden 2014

“Arya Penangsang Gugur” Ramaikan Kampanye Pilpres

Orang Jawa melihat pilpres kerap mengaitkan pada adanya tatatanan baru politik yang tidak bisa dilepaskan dari 2 kerajaan besar,Mataram dan Majapahit

Harri Pramono, Ketua Panitia Pertunjukan Ketoprak ARYA PENANGSANG GUGUR 

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Pertunjukan budaya ketoprak dengan judul “Arya Penangsang Gugur” akan digelar oleh para relawan Jokowi-JK di lapangan Sumberejo, Klaten Selatan, Jateng.

Gelaran  akan  menjadi satu di antara kegiatan yang mewarnai pesta demokrasi di Indonesia dalam rangka kampanye Pilpres. Pagelaran dengan pendekatan budaya tersebut dikatakan sebagai bentuk harapan masyarakat akan berdirinya tatanan Indonesia baru yang secara filosofis tidak terlepas dari perjalanan panjang sejarah Indonesia khususnya tentang kisah berdirinya Kerajaan Mataram di Alas (hutan) Mentaok.  

Demikian dijelaskan Ketua Panitia Pagelaran Ketoprak, Harri Pramono, anggota DPRD Jateng dari PDIP di Klaten, Sabtu (21/6/2014). Pertunjukan ketoprak yang disutradarai Ki Joko Krisnanto itu menghadirkan bintang tamu, Marwoto Kawer, Anang Batas dan Rabies akan digelar pada Rabu (25/6/2014).

Para pemain ketoprak berasal dari Padepokan Budaya Omah Wayang “Paguyuban Manunggal Cipta” Klaten yang profesi para anggotanya adalah MC (pembawa acara).

Dijelaskan oleh Harri Pramono, orang Jawa melihat pemilihan presiden selalu dikaitkan dengan munculnya tatatanan baru politik yang tidak bisa dilepaskan dari dua kerajaan besar yakni Mataram dan Majapahit.

Karena Klaten berada dalam wilayah Kerajaan Mataram pada waktu itu, maka dipilihlah sejarah yang berhubungan dengan lahirnya Kerajaan Mataram yang didirikan di Alas (Hutan) Mentaok, Kota Gede.

Dalam Babad  Tanah Jawi, dijelaskan lebih lanjut, hutan Mentaok merupakan hadiah dari Adipati Kerajaan Pajang, Hadiwijaya atau. yang sebelumnya bernama Mas Karebet (Jaka Tingkir),  kepada Ki Ageng Pemanahan karena berjasa dalam menumpas Arya Penangsang yang dianggap sebagai ancaman serius bagi eksistensi Kerajaan Pajang.  

"Kelak, di atas Hutan Mentaok itu, Kerajaan Mataram didirikan dan Ki Ageng Pemanahan menjadi raja Mataram yang pertama,” ujar Harri Pramono yang juga mantan Ketua DPRD Klaten.

“Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan, Arya Penangsang yang saat itu menunggang kuda bernama Gagak Rimang, terbunuh ketika melawan Danang Sutawijaya. Konon menurut cerita dari mulut ke mulut, kuda jantan yang ditunggangi oleh Arya Penangsang itu berasal dari istal yang letaknya ada di Klaten. Apakah ini benar atau tidak, hanya sejarah yang mengetahuinya,” ujar mantan Ketua DPC PDIP Klaten tersebut.

Pagelaran ketoprak ini akan dihadiri juga para kepala daerah di Jateng yang berasal dari Partai PDIP termasuk di dalamnya Bupati Klaten H Sunarna dan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo.

Dalam acara tersebut juga akan ditandatangani deklarasi anti politik uang (serangan fajar)  oleh para hadirin sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia.

“Kita semua harus dan sekaligus mendorong rakyat untuk berani menolak serangan fajar jika menginginkan tata baru Indonesia. Serangan fajar atau apapun bentuk politik uang lainnya sangat merusak tatanan demokrasi di Indonesia dan pasti menghasilkan pimpinan bangsa yang korup. Sudah cukup Indonesia mengalami kehancuran moral dalam bidang politik dan berharap pileg 2014 merupakan masa akhir dari politik uang.  Dengan deklarasi ini ada gerakan moral dari mulut ke mulut untuk menolak politik uang,” tegas Harri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan