The Power of Repetition: Nilai 1.000 di UTBK Bukan Tidak Mungkin
Simak kisah dan strategi Adriani Tsani Hariyanto yang berhasil meraih skor 1000 di UTBK-SNBT 2024 bersama Ganesha Operation.
Editor:
Sri Juliati
Studi lain berjudul Exploring the Repetition Paradox menunjukkan, pengulangan bisa berdampak negatif jika dilakukan dalam konteks yang tidak disengaja, misalnya belajar tanpa tujuan yang jelas.
Justru dalam pembelajaran yang disengaja (intentional learning), efek pengulangan menjadi sangat signifikan dalam meningkatkan daya ingat.
Adriani menerapkan prinsip pembelajaran disengaja dengan cara me-review ulang materi di rumah setelah belajar di kelas, lalu mengerjakan soal di aplikasi pembelajaran mobile yang bisa ia kerjakan kapan saja dan di mana saja.
Baginya, setiap pengulangan adalah langkah strategis, bukan kebiasaan otomatis. Inilah yang membuat latihannya bukan hanya repetisi, tapi investasi memori jangka panjang.
Maka dari itu, kekuatan pengulangan tidak hanya terletak pada berapa kali kita belajar, tapi bagaimana Adriani mengulang dengan sadar, terstruktur, dan disertai refleksi. Inilah esensi dari strategi belajar yang efektif, dan Adriani sudah membuktikannya.
Latihan Harian dan Memori Otot dalam Pembelajaran
Ternyata, apa yang dibuktikan dalam studi ilmiah tentang kekuatan pengulangan juga sangat nyata terlihat dalam praktik belajar siswa di lapangan.
Latihan soal yang dilakukan secara rutin tidak hanya meningkatkan pemahaman, tapi juga membentuk respons otomatis saat menghadapi berbagai tipe soal.
Adriani, misalnya, menjadikan latihan soal sebagai aktivitas harian yang konsisten, bukan hanya menjelang ujian, tapi jauh hari sebelumnya.
Di Ganesha Operation, sistem belajar memang dirancang untuk mendukung pengulangan yang terarah, di sana siswa ditargetkan untuk menyelesaikan minimal 40 soal setiap hari (Empati) per mata pelajaran.
Untuk kelas 12, total soal yang perlu dikerjakan bisa mencapai 12.000 soal selama masa persiapan SNBT. Angka ini mungkin terdengar besar, tetapi justru dari pengulangan itulah muncul kekuatan.
Setiap soal yang dikerjakan berulang menjadi semacam latihan otak untuk mengenali pola, memproses informasi, dan mengambil keputusan secara cepat.
Ini sejalan dengan konsep muscle memory dalam studi pembelajaran motorik, di mana pengulangan memperkuat jalur saraf sehingga gerakan dapat dilakukan secara otomatis tanpa banyak keterlibatan sadar.
Dalam konteks belajar akademik, efek serupa terjadi tapi bukan pada gerakan fisik, melainkan pada cara berpikir.
Studi tentang muscle memory menjelaskan bahwa adaptasi otak memungkinkan seseorang mempertahankan keterampilan melalui pengulangan yang konsisten.
Aktivitas di korteks motorik dan serebellum membantu mengoptimalkan pola gerakan, dan dalam pembelajaran, proses ini bisa diterjemahkan sebagai respons kognitif yang cepat saat menghadapi soal-soal yang bervariasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.