Pitch First 2018, Ajang Pencarian Ide Kreatif Mahasiswa Kembali Digelar di Prasetiya Mulya
Sukasah Syahdan MM, Faculty Member MM Program Universitas Prasetiya Mulya mengatakan, ide-ide peserta di Pitching First 2018 kali ini lebih berwarna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Pasca Sarjana Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta, kembali menggelar program penjaringan jiwa entrepreneurship di kalangan mahasiswa lewat program Pitch First 2018.
Tahun ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan Pitch First 2018 secara nasional yang menjaring ide-ide entrepreneurship mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Tanah Air.
Dalam penyelenggaraan yang berlangsung hari ini, Sabtu (22/9/2018) di kampus Prasetiya Mulya, Cilandak, Jakarta Selatan, tampil 20 peserta hasil penjaringan dari sekitar 40 proposal yang masuk.
Tahun ini, Pitching First mengangkat tema 'Capturing Business Ideas within Societal Changes.'
Peserta yang terjaring mempresentasikan konsep dan ide temuannnya di depan 8 juri panelis yang terdiri dari staf pengajar Program Pasca Sarjana Universitas Prasetiya Mulya, praktisi dan investor serta dari Badan Ekonomi Kreatif.
Masing-masing mempresentasikan materinya selama enam menit, terbagi dalam 3 menit presentasi dan 3 menit tanya jawab.
Ide-ide entrepreneurship yang ditawarkan amat beragam.
Misalnya ide yang digagas Pradisty Herlina Setiabudi, mahasiswi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Dia menyampaikan ide membuat sabun batangan dari bahan jerami tanaman padi yang selama ini dinilainya kurang memberikan manfaat ekonomi tinggi.
Pradisty menuturkan, jerami hasil panenan padi selama ini hanya dibakar oleh petani di Pulau Jawa seperti yang dia lihat di Kabupaten Kulonprogo, yang kemudian abu bakarnya digunakan petani untuk pupuk.
Bahan jerami ini, menurutnya bisa diolah sedemikian rupa sebagai bahan baku sabun batangan yang dia beri merk Joli.
Digitale, adalah ide kreatif nan unik yang disodorkan duet tim mahasiswa dari mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta: Muhammad Najma Qolby Juharsyah dan Aulia Nisa Fauzia.
Digitale merupakan ide membuat website dan aplikasi konten edukatif sekaligus menghibur untuk anak-anak.
ide ini muncul dengan dilatarbelakangi oleh marakanya aktivitas mengakses internet oleh anak anak yang membuat sebagian orangtua khawatir terkait kelayakan materi kontennya untuk usia mereka.
Dalam presentasinya, Najma mengatakan, platform ini bisa diisi oleh siapa saja dan pembuat konten akan mendapatkan royalti dari konten yang dibuatnya.
Baca: Dewi Gita Rekaman Lagu Berlirik Horor di Kamar Mandi
Konten ini bisa diakses gratis tapi, untuk konten lebih luas harus berlangganan, pendapatan didapat antara lain dari iklan. Dilengkapi pula dengan parental control dan autolock yang bisa disetting. Langganan per bulan Rp 50.000 dan diskon 70 persen untuk langganan setahun.
Untuk genjot jumlah visitor, mereka menyatakan akan melibatkan komunitas, aktifkan activity di sosial media. Platform ini juga disiapkan dalam wujud apps.
Duet tim mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Andika Leonardo dan Steven menggagas ide LitterSoft, sebuah usaha mengolah limbah sampah plastik.
Sementara, duet mahasiswa dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Danang Cikal Andaru dan Dian Tiara Nurhasanah menggagas ide membuka usaha jasa laundry baju baju kotor mahasiswa melalui aplikasi di smartphone yang mereka beri nama Triple C.
Mereka merujuk pada fakta bahwa di Universitas Padjadjaran pada tahun 2016 saja, terdapat 16 ribu lebih mahasiswa aktif. Temuan fakta lainnya, mahasiswa yang kuliah di sana rata-rata hanya sempat mencuci baju baju mereka seminggu sekali.
Dengan layanan laundry via aplikasi di smartphone ini mahasiswa bisa mencucikan baju baju mereka dengan mudah, kapan saja dan di mana saja.
Mahasiswa dari Universitas Prasetya Mulya, Jakarta, Andre Kemi dan Bagust Rafiy menggagas ide unik, membikin scarf dengan teknik printing dengan motif bunga bunga dan daun yang dicetak langsung dari pigmen daun yang sebenarnya.
Scarf ini diproduksi untuk gift atau hadiah, dan juga bisa menyasar pula kalangan wanita berhijab.
Lebih berwarna
Sukasah Syahdan MM, Faculty Member MM Program Universitas Prasetiya Mulya mengatakan, ide-ide dari peserta di Pitching First 2018 kali ini lebih berwarna dan lebih segar.
"Event ini kita selenggarakan bersama mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Prasetiya Mulya untuk mendorong mahasiswa menangkap ide dan peluang bisnis baru terkait dengan dinamika dan perubahan yang saat ini terjadi seperti di sektor keuangan, banking, gaya hidup sehat, isu lingkungan, tren digital, dan lain lain," ungkap Sukasah.
Isu isu besar tadi terepresentasikan pada ide ide mahasiswa yang tampil.
Sukasah menambahkan, di ajang ini ada juga adoption business model yang lama dengan ide baru, tak seluruhnya ide yang muncul bernilai atau berorientasi pada profit.
"Ide ide dari peserta ini sungguh luar biasa. Event ini juga jadi ajang latihan mereka untuk public speaking, kemampuan menyampaikan gagasan kepada publik," ungkapnya.
Dia menambahan, event ini cikal bakalnya dimulai tahun 2016, tapi saat itu peserta terbatas pada mahasiswa Prasetiya Mulya dan baru di tahun kedua 2016, mengundang peserta mahasiwa yang dibuka secara nasional.
Menariknya, mahasiswa yang berpartisipasi di ajang ini tidak dibatasi jurusan dan fakultasnya. "Kita ingin event ini jadi ajang bagi mahasiswa S1 untuk meng-exercise gagasan agar jadi ide yang bagus," kata Sukasah.
Melalui event ini pula pihaknya juga memfasilitasi para peserta kesempatan mendapatkan investor melalui jejaring yang dimiliki Prasetiya Mulya, termasuk dengan alumni dan institusi sponsor.
"Kali ini kita gandeng yayasan yang dikelola alumni Plug and Play, yang berikan funding, mentoring dan inkubasi kepada peserta dan sudah berjalan dua tahun," kata Sukasah.

Camilla Janette, Ketua Pitch First 2018 mengatakan, di tahun kedua penyelenggaraan ini pihaknya menambahkan sharing session dengan sasaran peserta mahasiswa S1 yang memiliki ide ide entrepreneur.
"Peserta tidak kita batasi, bisa dari jurusan manapun. Pendaftar yang masuk 40 dan yang lolos seleksi 20 peserta. Peserta bisa individual bisa juga peserta tim, maksimal dua orang," tutur Camilla.
Dia juga menyebutkan, kegiatan Pitch First 2018 berada dalam naungan multi-event bernama IDEACRAFT yang diselenggarakan Management Society Program Pascasarjana Sekolah Bisnis dan Ekonomi, Universitas Prasetiya Mulya.
Pitch First merupakan acara pertama dalam serangkaian kegiatan Ideacraft 2018 dan pada bulan Oktober mendatang akan diadakan Marketition: Marketing Plan Competition bagi mahasiswa Pascasarjana.
Juri memilih enam pemenang. Para pemenang berhak atas hadiah. Antara lain, juara 1 mendapatkan sebesar Rp 15 juta dan juara 2 Rp 10 juta.
Para Pemenang PItching First 2018:
Juara I : Universitas Prasetiya Mulya (Petals et Bloom)
Juara II : Universitas Indonesia (Limitless)
Juara III : Universitas Prasetiya Mulya (Plasma)
Best Pitcher on Business Idea : Universitas Prasetiya Mulya (Melaut.id)
Best Pitcher on Social Media : Universitas Telkom (Santi)
Most Favourite Team : Institut Teknologi Bandung (Root Locus)