Rabu, 20 Agustus 2025

Eksklusif Tribunnews

Curhat dua Guru Sekolah Dasar, Anggit dan Herawan: Kangen ke Sekolah dan Mengajar Lagi

Namun demikian bagi Anggit ini merupakan suka dan duka sebagai guru sekolah

Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM
Herawan Pambudiarso bersama siswa didiknya 

"Untuk menghilangkan rasa jenuh kadang saya pergi ke kebun, kebetulan saya punya kebun, jadi saya pergi saja untuk menghilangkan rasa penat dan jenuh," sambung Anggit.

Namun demikian bagi Anggit ini merupakan suka dan duka sebagai guru di tengah situasi Covid-19 ini.

Anggit mengatakan, yang sebenarnya lebih menjadi duka bagi para guru dan murid saat ini yakni kerinduan berkomunikasi langsung.

Kondisi ini, lanjut Anggit, membuat seolah dirinya kehilangan kendali kepada pada muridnya.

"Kami, guru dan murid, sangat rindu untuk saling bertemu dan berkomunikasi. Ketiadaan proses belajar mengajar membuat murid dan guru seolah-olah lost control meskipun ada tugas yg sudah diberikan kepada murid," terang Anggit.

Waktu piket, ketika ingin memberikan hasil kerjanya ada yang bilang, "Pak kita kangen sekolah lagi, bosan di rumah terus,"" kata Anggit bercerita.

Hal senada diungkap Herawan Pambudiarso (25), guru SD Gumawangkidul Wonosobo Jawa Tengah. Herawan menceritakan, sekolahnya mengajar tidak lagi melakukan proses belajar mengajar secara langsung dengan para murid per tanggal 14 Maret 2020.

Semua proses pembelajaran dilakukan secara daring melalui aplikasi WhatsApp. Menurut cerita Herawan, proses pembelajaran online di wilayahnya mengabdi agak rumit dilakukan.

Jaringan internet yang kurang mumpuni dan perangkat Handphone menjadi kendala utama dalam proses penyaluran pengetahuan kepada pada muridnya. Selain itu, sejumlah orang tua murid tidak menggunakan aplikasi WhatsApp, yang menjadi media bagi guru dan murid belajar.

"Kendala terutama di masalah HP dan jaringan internet. Karena ada beberapa orang tua yang tidak menggunakan WA, dan di sana jaringan lumayan susah, biasanya tugas dikirim lewat WA grup wali murid," kata Herawan.

Kendala lain yang ditemukan Herawan yaitu siswa kebingungan mengerjakan tugas. Alasannya karena jaringan internet yang tidak stabil.

Baca: Disuruh Karantina, Pria Ini Emosi Sumpahi Perawat Kena Corona, Kini Menyesal & Ingin Jadi Relawan

"Sehingga untuk menjelaskan susah, ada juga beberapa siswa yang tidak mengumpulkan beberapa tugas," sambungnya menjelaskan.

Herawan, sebagai seorang guru, mengakui dirinya sangat jenuh dengan gaya Work From Home (WFH) yang kini diterapkan. WFH membuat interaksi antara para guru dan siswa dalam berdiskusi menjadi sangat terbatas.

Pemberian tugas kepada siswa juga dinilai Herawan sangat kurang efektif.

Herawan mengungkapkan, dirinya sangat rindu mengajar dan berbaur dengan para muridnya di kelas secara langsung. Menurutnya, kerinduan mengajar secara langsung inilah yang saat ini paling terasa.

"Yang paling terasa tentu suasana rindu di kelas. Bagaimana interaksi dengan siswa, belajar berdiskusi bersama, dan juga tanggungjawab sebagai guru dalam memberikan pembelajaran kepada anak, karena karakter anak usia SD itu beda sama anak SMP atau SMA yang bisa belajar mandiri," ungkap Herawan.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan